Harus Kritis, 5 Tips Aman dan Sehat Belanja Produk di Supermarket

Jangan langsung percaya label "organik" maupun "alami"

Kita sebagai konsumen harus lebih kritis dalam memilih produk yang kita beli. Ingat, apa yang masuk ke tubuh akan berdampak ke kesehatan kita. Maka dari itu, kita sebagai konsumen harus teliti membaca kemasan produk untuk menghindari tambahan gula, garam, pengawet, atau zat lainnya.

Untuk memastikan produk yang kita pilih sehat dan aman, berikut ini adalah beberapa tips belanja di supermarket atau swalayan yang bisa kamu praktikkan.

1. Semakin pendek komposisi, semakin sehat

Harus Kritis, 5 Tips Aman dan Sehat Belanja Produk di SupermarketIlustrasi kemasan produk makanan. (IDN Times/Nurulia R. Fitri)

Hal sederhana tapi penting untuk diketahui adalah, daftar komposisi isi produk yang lebih pendek berarti lebih sedikit pemanis dan pengawet yang ditambahkan.

Jika kamu menemukan makanan kemasan dengan fakta nutrisi yang panjang, lebih baik letakkan kembali produk tersebut di rak dan cari produk dengan keterangan komposisi produk yang lebih sederhana.

Sebenarnya, banyak dari bahan-bahan tersebut adalah berbagai jenis gula dan bahan tambahan kimia. Tujuannya sederhana, yaitu untuk "meningkatkan" tampilan, rasa, atau umur simpan makanan, tetapi bukan memberikan efek baik bagi kesehatan kita.

Meskipun sebagian besar zat aditif ini tidak berbahaya secara eksplisit, tetapi zat-zat tersebut tidak baik untuk kita. Apalagi secara keseluruhan pola makanmu tidak sehat. Jadi, periksa daftar komposisi kandungan produk sebelum memasukkannya ke dalam keranjang belanja, ya.

2. Pikirkan kembali label yang bertuliskan "tidak mengandung kolesterol"

Harus Kritis, 5 Tips Aman dan Sehat Belanja Produk di Supermarketpexels.com/JackSparrow

Kolesterol lemak alami hanya ada pada produk hewani (daging, ikan, telur, susu, dan mentega, misalnya). Jadi, mengapa beberapa produk turunan tumbuhan dinyatakan dengan huruf besar bahwa produk tersebut tidak mengandung kolesterol

Karena beberapa produsen menyadari bahwa banyak orang yang peduli dengan kolesterol, dan mungkin mereka tahu juga banyak orang mungkin lupa atau bahkan tidak tahu bahwa sumber nabati tidak mengandung kolesterol.

Melansir The Healthy, beberapa produk yang kerap menyertakan label "bebas kolesterol" contohnya sereal, kue kering, roti, salad dressing, dan terutama minyak dan margarin. Minyak sudah jelas adalah lemak, sehingga produsennya berpikir konsumen akan diyakinkan bahwa tidak ada kolesterol dalam minyak jagung, minyak safflower, atau minyak zaitun. Bila kamu melihat produk dengan klaim tersebut, ingatlah itu adalah makanan sumber nabati sehingga tidak mengandung kolesterol.

Baca Juga: Awas, Simpan Setruk Belanjaan Ternyata Berbahaya Loh! Ini 9 Faktanya

3. Tetap cek kemasan berlabel "alami" atau "organik"

Harus Kritis, 5 Tips Aman dan Sehat Belanja Produk di SupermarketIlustrasi kemasan produk makanan (IDN Times/Nurulia R. Fitri)

Jika kamu merasa label makanan "alami" dan "organik" itu adalah hal yang sama, kamu salah.

Untuk sebuah produk bisa menyertakan label "organik" dalam kemasannya, itu harus didapat lewat proses sertifikasi. Menurut keterangan di laman Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM), makanan organik didefinisikan sebagai makanan yang dalam proses penyediaannya tidak melibatkan pestisida atau bahan kimia sejenis maupun rekayasa genetika, berlaku untuk makanan nabati maupun hewani.

Untuk makanan yang berasal dari tumbuhan baik sayur maupun buah (nabati), seluruh proses pembuatannya dari persiapan lahan, penanaman maupun perawatan menggunakan teknologi yang alami.

Begitu pula untuk makanan hewani, teknologi yang digunakan selalu mengacu pada metode organik seperti ternak sapi atau ayam yang dalam pemeliharaannya tidak menggunakan hormon pengatur tumbuh (pemacu).

Jadi, jika sebuah produk dilabeli "organik", makan produk tersebut harus mematuhi standar yang telah ditetapkan badan atau institusi terkait, yang mencakup aplikasi yang panjang, pencatatan menyeluruh, dan inspeksi tahunan.

Bagaimana dengan produk dengan label "alami" atau "natural"? Mungkin ini lebih tricky, karena klaim tersebut jauh lebih "santai" ketimbang label organik, karena tidak membutuhkan standar atau persyaratan tertentu. 

Makanan yang diberi label "alami" atau "natural" tidak menjamin dibuat dengan bnahan organik, atau bahkan bahan pembuatnya lebih berkualitas atau lebih bernutrisi.

Melansir The Healthy, meski tidak ada persyaratan untuk produk dengan klaim alami, label semacam itu harus akurat. Misalnya, produk daging diklaim "alami" karena hewan ternaknya tidak diberi makan antibiotik atau hormon, makan pada kemasan produk harus menyertakan keterangan tersebut.

4. Hati-hati dengan takaran saji (serving size)

Harus Kritis, 5 Tips Aman dan Sehat Belanja Produk di Supermarketpexels.com/Laura James

Tabel "nutrition facts" sering kali dirancang untuk membuat konsumen berpikir apa yang mereka makan mengandung lebih sedikit kalori daripada yang sebenarnya.

Sebagai contoh, biasanya kandungan nutrisi berdasarkan per porsi. Namun, pastikan cek label "takaran saji" atau "serving size". Informasi ini merupakan takaran dalam sekali konsumsi. Biasanya, dalam kemasan makanan ditulis 1/2 cup atau 1/2 cangkir dengan total 107 gram.

Cek juga label "servings per container" atau disebut juga disebut juga sebagai sajian per kemasan. Dengan kata lain, dalam satu kemasan produk bisa disajikan dalam beberapa kali penyajian atau konsumsi. Contohnya pada tulisan "servings per container 4", maksudnya adalah dalam 1 kemasan disajikan untuk 4 kali penyajian atau untuk 4 kali konsumsi.

5. Kandungan nutrisi yang harus dibatasi

Harus Kritis, 5 Tips Aman dan Sehat Belanja Produk di SupermarketIlustrasi produk kemasan makanan (IDN Times/Nurulia R. Fitri)

Beberapa kandungan yang harus dibatasi dari makanan yang kamu konsumsi di antaranya lemak jenuh, lemak trans, serta tambahan gula dan garam. Kandungan tersebut biasanya mudah dipenuhi dari berbagai jenis makanan. Bila kadar yang dikonsumsi terlalu tinggi, tentu saja bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung, hipertensi, dan sebagainya.

Maka dari itu, saat membeli produk makanan tertentu di swalayan, cari kandungan yang nilainya kurang dari 5 persen dari angka kecukupan gizi (AKG). Perlu kamu tahu bahwa lemak jenuh atau lemak trans tidak punya patokan persen AKG. Maka dari itu, batasi asupannya kurang dari 20 gram per hari.

Itulah tips aman dan sehat dalam memilih makanan saat berbelanja di supermarket atau swalayan. Prioritaskan untuk memilih produk sehat, dan terapkan pola makan sehat bergizi seimbang dengan lebih banyak mengonsumsi makanan segar dibanding makanan olahan. Optimalkan dengan olahraga rutin, tidur cukup, dan kelola stres dengan baik agar kesehatanmu terjaga.

Baca Juga: 6 Hal Penting pada Informasi Nilai Gizi di Kemasan Makanan, Ketahuilah

Basri W Pakpahan Photo Verified Writer Basri W Pakpahan

Menulis untuk Memperbaiki Diri

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya