Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Berapa Batas Konsumsi Garam yang Disarankan?

ilustrasi garam (.freepik.com/8photo)
ilustrasi garam (.freepik.com/8photo)

Saat memasak makanan, kebanyakan orang akan menambahkan garam beserta bumbu-bumbu lainnya. Tidak hanya masakan yang diolah langsung, garam juga terdapat pada makanan lainnya, misalnya makanan ringan. 

Jika sering mengonsumsi makanan tinggi garam, sangat mungkin jumlah asupan garam melebihi batas yang direkomendasikan. Lantas, berapa batas asupan garam yang disarankan? Berikut penjelasannya!

1. Mengenal natrium

ilustrasi garam (unsplash.com/Joanna Kosinska)
ilustrasi garam (unsplash.com/Joanna Kosinska)

American Heart Association (AHA) menjelaskan, natrium adalah mineral yang secara alami terdapat dalam sebagian makanan. Selain terdapat pada makanan secara alami, natrium juga dapat ditambahkan selama proses pembuatan makanan, misalnya dengan menambahkan garam.

Garam mengandung mineral natrium dan klorida. Kandungan natrium pada garam sebanyak 40 persen, sementara sisanya merupakan klorida. Dalam satu sendok teh garam mengandung sekitar 2.300 miligram (mg) natrium.

2. Asupan garam berlebih berkaitan dengan peningkatan tekanan darah

ilustrasi organ tubuh (pixabay.com/www_slon_pics)
ilustrasi organ tubuh (pixabay.com/www_slon_pics)

Natrium merupakan nutrisi yang penting bagi tubuh. Tubuh memerlukan natrium agar dapat bekerja dengan normal. Natrium diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Selain itu, natrium juga berperan dalam menjaga fungsi otot dan saraf.

Namun, jumlah natrium yang diperlukan tubuh tidak terlalu banyak. Apabila asupan natrium dalam jumlah berlebih justru tidak baik untuk tubuh. Seperti disebutkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), asupan natrium secara berlebihan berkaitan dengan peningkatan tekanan darah.

3. Dari mana saja asupan garam berasal?

ilustrasi keripik kentang (pexels.com/Mateusz Feliksik)
ilustrasi keripik kentang (pexels.com/Mateusz Feliksik)

WHO menjelaskan bahwa natrium secara alami terdapat pada berbagai makanan, misalnya susu, daging, dan kerang. Namun, natrium juga sering kali ditambahkan pada makanan olahan.

Umumnya makanan olahan mengandung jumlah garam yang tinggi, misalnya daging olahan, keju, makanan ringan, mi instan, dan lainnya. Selain itu, makanan olahan juga kerap dikonsumsi dalam jumlah banyak sehingga makin menambah jumlah asupan garam harian.

Selain berasal dari makanan olahan, garam juga kerap ditambahkan dalam bentuk garam dapur saat proses memasak untuk meningkatkan cita rasa makanan. Selain garam dapur, natrium juga terdapat pada monosodium glutamat (MSG), bahan tambahan dalam makanan.

4. Pentingnya memperhatikan kandungan garam pada makanan kemasan

ilustrasi membaca kandungan makanan (pexels.com/Laura James)
ilustrasi membaca kandungan makanan (pexels.com/Laura James)

Natrium sering ditambahkan saat proses pembuatan makanan. Misalnya, makanan kemasan atau makanan olahan sering kali ditambahkan natrium selama proses produksi. Apabila jumlah natrium pada makanan tidak diperhatikan, maka asupan garam yang dikonsumsi dapat melebihi jumlah yang disarankan. 

Oleh sebab itu, penting untuk membaca dan membandingkan kandungan garam pada saat memilih jenis makanan tertentu. Sebisa mungkin memilih produk yang mengandung jumlah natrium yang lebih rendah.

5. Batas asupan garam yang disarankan

ilustrasi garam untuk memasak (pexels.com/Los Muertos Crew)
ilustrasi garam untuk memasak (pexels.com/Los Muertos Crew)

Batas asupan garam yang direkomendasikan WHO yaitu kurang dari 5 gram atau kurang dari 1 sendok teh per hari. Selain itu, juga disarankan agar garam yang dikonsumsi telah ditambahkan yodium karena penting untuk perkembangan otak pada janin dan dan anak-anak.

Di Indonesia, batas anjuran garam juga telah diatur oleh Kementerian Kesehatan RI, yaitu maksimal 1 sendok teh garam per hari. Jumlah tersebut mengandung sekitar 2.000 mg natrium.

Jumlah asupan garam yang disarankan yaitu maksimal 1 sendok teh garam per hari. Jumlah tersebut mencakup kandungan garam pada semua jenis makanan yang dikonsumsi selama sehari. Penting untuk memilih produk yang mengandung garam lebih rendah dengan membaca jumlah kandungan garam pada produk tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us