Entah baru mendaftar maraton pertama atau masih sekadar mempertimbangkannya, wajar jika kamu punya banyak pertanyaan. Berlatih untuk menaklukkan jarak 42 km memang menjanjikan banyak manfaat, tetapi juga ada risiko yang mengintai, mulai dari pegal, kelelahan, hingga cedera serius.
Sebuah studi tahun 2021 menemukan bahwa 30 persen pelari maraton melaporkan mengalami cedera terkait lomba. Penelitian terpisah pada ajang New York City Marathon menunjukkan bahwa 40 persen pelari mengalami cedera saat masa latihan, sementara 16 persen cedera terjadi selama atau segera setelah perlombaan. Artinya, maraton bisa dibilang adalah ujian bagi tubuh.
Sebagian besar cedera dilaporkan menimpa pelari pemula, mereka yang baru berlari antara nol hingga dua tahun. Alasannya sederhana, karena mereka umumnya belum benar-benar mengenal cara berlatih yang tepat dan masih mencari tahu harus mulai dari mana.
Kurangnya pengalaman membuat tubuh lebih mudah kewalahan. Mulai dari salah memilih intensitas latihan, terlalu cepat menambah jarak, hingga mengabaikan tanda-tanda kecil kelelahan otot. Semuanya bisa berujung pada cedera.
Namun, jangan khawatir, ada tips untuk membantu pelari, khususnya pemula, agar bisa berlatih maraton sembari mencegah cedera.