Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Mencegah Hilang Pendengaran pada Lansia

Mencegah kehilangan pendengaran pada lansia (freepik.com/shurkin_son)
Intinya sih...
  • Banyak lansia tidak menyadari gejala gangguan pendengaran, dan mereka hanya menganggapnya sebagai bagian dari penuaan.
  • Sangat penting untuk menjauhi suara keras dan terus-menerus yang dapat merusak telinga bagian dalam.
  • Merokok dapat meningkatkan kemungkinan kamu kehilangan pendengaran.

Kamu mungkin memperhatikan bahwa orang tua, kakek, atau nenekmu terbiasa menyetel TV atau mendengarkan video di HP dengan volume sangat keras. Nah, ini karena lansia memang rentan mengalami gangguan pendengaran, beberapa di antaranya bahkan berakhir dengan kehilangan pendengaran. 

Ada dua alasan utama orang dapat mengalami kehilangan pendengaran:

  • Usia: Seiring bertambahnya usia, sel-sel rambut kecil di telinga bagian dalam perlahan-lahan rusak dan tidak dapat menangkap getaran suara sebaik dulu.
  • Kebisingan: Paparan suara keras dari waktu ke waktu dapat merusak sel-sel rambut di telinga.

Kabar baiknya? kamu dapat melakukan beberapa hal untuk mencegah gangguan pendengaran dan kehilangan pendengaran terkait usia. Berikut beberapa kiat yang dapat kamu lakukan untuk membantu menjaga kesehatan telinga.

1. Pelajari gejalanya

Banyak lansia tidak menyadari gejala gangguan pendengaran, dan mereka hanya menganggapnya sebagai bagian dari penuaan. Akibatnya, mereka tidak mendapatkan pengobatan dini. Beberapa gejala paling umum yang terkait dengan gangguan pendengaran, meliputi:

  • Telinga berdenging.
  • Telinga terasa penuh.
  • Nyeri pada satu atau kedua telinga.
  • Perubahan pendengaran yang tiba-tiba.

2. Hindari terlalu banyak kebisingan

ilustrasi mendengarkan musik dengan suara keras (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sangat penting untuk menjauhi suara keras dan terus-menerus yang dapat merusak telinga bagian dalam. Lantas, seberapa keraskah suara yang terlalu keras?

Jika kamu harus berteriak karena suara bising di sekitar, suara itu cukup keras untuk merusak pendengaran. Suara dari sepeda motor, pengeras suara konser, gergaji, bor, dan earphone adalah beberapa sumber kebisingan yang paling umum. 

Penting untuk menjauhi sumber suara bising sebisa mungkin. Lansia juga dapat mengenakan penyumbat telinga atau perangkat lain untuk melindungi pendengaran.

3. Bersihkan kotoran telinga dengan benar

Penumpukan kotoran di telinga dapat meredam suara. Jadi, penting untuk mempraktikkan kebersihan telinga yang baik.

Jangan gunakan korek kuping atau alat sejenisnya karena bisa mendorong kotoran telinga lebih dalam. Sebaliknya, gunakan alat irigasi di rumah untuk melunakkan kotoran dan membersihkannya dengan lembut. Jika kotoran tersebut memadat di telinga, kamu perlu mendatangi dokter THT agar telingamu dibersihkan dengan alat khusus. 

4. Kenakan pelindung pendengaran

ilustrasi earmuff (pexels.com/Mikhail Nilov)

Jika kamu tahu akan berada di sekitar suara keras selama lebih dari beberapa menit, pertimbangkan untuk mengenakan pelindung telinga, seperti:

  • Earplug: Biasanya terbuat dari busa atau karet, penyumbat ini dimasukkan ke dalam liang telinga dan dapat mengurangi kebisingan hingga 15 hingga 30 desibel. Beberapa penyumbat telinga menurunkan tingkat kebisingan secara merata di semua frekuensi. 
  • Earmuff: Penutup telinga ini menutupi seluruh telinga dan mengurangi suara hingga sekitar 15 hingga 30 desibel. Earmuff harus menutup kedua telinga dengan rapat untuk menghalangi suara.

Kamu juga dapat mengenakan earplug dan earmuff secara bersamaan untuk perlindungan yang lebih baik.

5. Periksa obat-obatan yang dapat menimbulkan risiko pendengaran

Sekitar 200 obat dapat merusak pendengaran, termasuk beberapa antibiotik dan obat antikanker. Aspirin dosis tinggi juga dapat membahayakan telinga. 

Jika kamu mengonsumsi obat resep, konsultasikan dengan dokter untuk memastikan obat tersebut tidak akan berdampak buruk bagi telingamu. Jika kamu harus mengonsumsi obat yang dapat membahayakan telinga, pastikan dokter memeriksa pendengaranmu sebelum dan selama perawatan.

6. Hindari merokok

ilustrasi bahaya asap rokok (www.pexels.com/Geri Tech)

Merokok juga dapat meningkatkan kemungkinan kamu kehilangan pendengaran. Selain itu, menghirup asap rokok juga menimbulkan risiko bahaya yang sama.

Berikut alasan nikotin dan asap rokok menyebabkan kehilangan pendengaran:

  • Mengganggu neurotransmiter di saraf pendengaran, yang bertanggung jawab untuk memberi tahu otak suara apa yang kamu dengar.
  • Mengiritasi tuba eustachius dan lapisan telinga tengah.
  • Memicu pelepasan radikal bebas yang dapat merusak DNA dan menyebabkan penyakit.
  • Membuatmu lebih sensitif terhadap suara keras dan karenanya lebih rentan mengalami gangguan pendengaran akibat kebisingan.

7. Lakukan tes pendengaran

Buatlah janji temu untuk menjalani tes pendengaran jika kamu:

  • Memiliki kerabat dekat dengan gangguan pendengaran.
  • Kesulitan mendengar percakapan.
  • Sering berada di sekitar suara keras.
  • Sering mendengar denging di telinga.

Gangguan dan kehilangan pendengaran bisa mengganggu aktivitas dan kesejahteraan di masa tua. Oleh sebab itu, cegah dan tangani masalah pendengaran sedini mungkin. Kamu bisa mulai dengan menghindari paparan suara keras sebisa mungkin dan segera hubungi dokter jika mengalami masalah pendengaran.

Referensi

Healthy Hearing. Diakses pada September 2024. The dangerous links between smoking and hearing loss.
Home Care Assistance. Diakses pada September 2024. 5 Ways Seniors Can Avoid Hearing Loss.
WebMD. Diakses pada September 2024. 8 Ways to Prevent Hearing Loss.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Eka Amira Yasien
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us