- Pengalaman buruk masa lalu: Banyak orang mengalami dental anxiety setelah merasa kesakitan atau trauma saat perawatan gigi di masa kecil. Studi mengaitkan pengalaman buruk dengan meningkatnya kecemasan pada kunjungan berikutnya.
- Takut akan rasa sakit: Meski teknologi kedokteran gigi makin aman dan modern, tetapi banyak orang masih memiliki ketakutan berlebihan terhadap potensi rasa sakit. Ini diperkuat oleh persepsi negatif atau cerita orang lain.
- Perasaan kehilangan kontrol: Duduk di kursi dokter gigi dengan mulut terbuka memang bisa membuat seseorang merasa tak mampu melindungi diri. Ini menjadi salah satu pemicu terbesar.
- Faktor psikologis: Kecemasan umum (generalized anxiety), fobia jarum, atau trauma medis sebelumnya dapat memperparah dental anxiety.
- Lingkungan klinik yang memicu stres: Bau antiseptik, suara bor, dan suasana klinik sering menjadi stimulus sensorik yang langsung memicu kecemasan.
Mengatasi Dental Anxiety: Panduan Tenang di Kursi Dokter Gigi

- Dental anxiety adalah rasa takut, cemas, atau stres saat memikirkan atau menjalani perawatan gigi.
- Penyebabnya bisa berasal dari pengalaman buruk masa lalu, ketakutan akan rasa sakit, perasaan kehilangan kontrol, dan faktor psikologis.
- Ada beberapa cara untuk mengatasi dental anxiety, seperti komunikasi terbuka dengan dokter gigi, teknik relaksasi dan pernapasan, desensitisasi bertahap, sedasi ringan (jika perlu), dan terapi psikologis.
Banyak orang merasakan jantung berdebar, telapak tangan berkeringat, atau tubuh menegang setiap mendengar kata “dokter gigi.” Perasaan ini sering datang tiba-tiba, bahkan sebelum duduk di ruang tunggu. Dental anxiety bukanlah sesuatu yang langka, biasa dialami oleh anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, terlepas dari seberapa sering mereka merawat kesehatan gigi.
Bagi sebagian orang, kecemasan ini muncul karena pengalaman buruk saat kecil. Bagi yang lain, rasa waswas ini tumbuh dari ketakutan akan rasa sakit, kekhawatiran tak bisa mengontrol situasi, atau hanya karena suara alat scaling atau bor gigi yang dianggap menegangkan. Apa pun pemicunya, dental anxiety bisa membuat seseorang menunda perawatan penting, dan lama-lama masalah kecil berkembang menjadi serius.
Namun, kabar baiknya ada beberapa cara untuk membantu kamu merasa lebih aman saat menjalani perawatan gigi. Yuk, ketahui apa itu dental anxiety, penyebabnya, gejalanya, serta cara mengatasinya supaya kunjungan ke dokter gigi tak lagi menakutkan.
Apa itu dental anxiety?
Dental anxiety adalah rasa takut, cemas, atau stres yang muncul saat kamu memikirkan atau menjalani perawatan gigi. Kondisi ini berada dalam spektrum, dari kecemasan ringan hingga ketakutan ekstrem yang disebut dental phobia.
Dental anxiety bisa menyebabkan seseorang menghindari perawatan, walaupun mereka tahu itu penting. Secara ilmiah, dental anxiety merupakan respons emosional yang dipengaruhi pengalaman masa lalu, faktor psikologis, serta sensitivitas terhadap rasa sakit.
Dental anxiety juga disebut sebagai kondisi kompleks, terkait persepsi ancaman dan kontrol yang hilang selama prosedur gigi.
Penyebab
Berikut beberapa faktor penyeban dental anxiety:
Gejala

Gejala dental anxiety bisa emosional, fisik, atau perilaku, yang dapat meliputi:
- Jantung berdebar, sulit bernapas, atau tangan berkeringat.
- Sulit tidur sebelum hari kontrol atau perawatan.
- Pikiran terus-menerus membayangkan hal buruk.
- Menunda atau menghindari perawatan gigi.
- Gelisah saat menunggu giliran.
Studi menerangkan bahwa gejala dapat menyerupai respons stres akut.
4. Cara mengatasi
Ada beberapa cara untuk mengatasi dental anxiety, seperti:
- Komunikasi terbuka dengan dokter gigi: Banyak klinik kini dilatih menghadapi pasien dengan kecemasan. Mengomunikasikan ketakutanmu dapat membuat dokter menyesuaikan pendekatan, menjelaskan langkah-langkah, atau memberi jeda jika kamu butuh.
- Teknik relaksasi dan pernapasan: Mempraktikkan teknik penapasan dalam, grounding (mengalihkan fokus ke hal-hal nyata di sekitar kamu), atau teknik mindfulness dapat menurunkan respons stres. Kamu juga bisa mencoba latihan relaksasi sebelum dan selama prosedur.
- Desensitisasi bertahap: Untuk kecemasan berat, beberapa orang terbantu dengan “kunjungan bertahap”, contohnya datang ke klinik tanpa perawatan, hanya untuk membiasakan diri.
- Sedasi ringan (jika perlu): Pasien dengan tingkat kecemasan tinggi bisa memakai nitrous oxide atau sedasi lain sesuai rekomendasi dokter gigi.
- Terapi psikologis: Terapi perilaku kognitif terbukti efektif mengurangi dental anxiety melalui restrukturisasi pikiran negatif.
5. Komplikasi yang dapat terjadi
Ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi jika dental anxiety tidak diatasi, seperti:
- Penundaan perawatan: kerusakan gigi memburuk, infeksi, nyeri kronis.
- Biaya perawatan meningkat: karena masalah kecil berkembang menjadi kasus yang lebih serius.
- Penurunan kualitas hidup: akibat rasa sakit berkepanjangan atau masalah estetika.
- Dampak kesehatan sistemik: seperti infeksi menyebar, radang, atau masalah makan.
Penghindaran jangka panjang dapat memperburuk kesehatan mulut dan kesehatan mental secara keseluruhan.
Dental anxiety adalah kondisi umum, manusiawi, dan bisa terjadi pada siapa saja. Rasa takut mungkin tak hilang seketika, tetapi dapat dikelola dengan pendekatan yang tepat, dukungan dari tenaga kesehatan, serta teknik relaksasi yang sesuai. Dengan memahami penyebab dan gejalanya, kamu bisa menemukan strategi terbaik untuk merasa lebih nyaman di klinik gigi.
Referensi
"Dental anxiety and phobia." Better Health Channel. Diakses Desember 2025.
Nadya Avramova, “Dental Fear, Anxiety, and Phobia; Causes, Diagnostic Criteria and the Medical and Social Impact,” Journal of Mind and Medical Sciences 9, no. 2 (October 23, 2022): 202–8, https://doi.org/10.22543/2392-7674.1348.
John P. Hatch and Elaheh Mohebzad, “The Fearful and Phobic Patient,” in Elsevier eBooks, 1973, 145–55, https://doi.org/10.1016/b978-0-323-03695-5.50016-1.
Ulla Wide and Magnus Hakeberg, “Treatment of Dental Anxiety and Phobia—Diagnostic Criteria and Conceptual Model of Behavioural Treatment,” Dentistry Journal 9, no. 12 (December 17, 2021): 153, https://doi.org/10.3390/dj9120153.
"Calming Dental Anxiety and Phobia." PsychCentral. Diakses Desember 2025.
T. Newton et al., “The Management of Dental Anxiety: Time for a Sense of Proportion?,” BDJ 213, no. 6 (September 1, 2012): 271–74, https://doi.org/10.1038/sj.bdj.2012.830.
Muhammad Usman Muneer et al., “Dental Anxiety and Influencing Factors in Adults,” Healthcare 10, no. 12 (November 23, 2022): 2352, https://doi.org/10.3390/healthcare10122352.
"Dental anxiety: Three tips and techniques for a calmer trip to the dentist." UAB News. Diakses Desember 2025.
"Dental anxiety and phobias." Bupa. Diakses Desember 2025.


















