Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Darah Haid Berwarna Cokelat dan Berlendir, Apakah Normal?

ilustrasi menstruasi (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi menstruasi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Sebagian besar dari kita tentu akrab dengan darah dan menstruasi. Meski darah umumnya berwarna merah, karakteristiknya selama menstruasi bisa jadi tidak sama.  Beberapa mungkin mengalami pendarahan dengan warna lebih pekat seperti kecokelatan dan tekstur kental. 

Lantas, apakah darah haid berwarna cokelat dan berlendir ini normal? Daripada bertanya-tanya, baiknya terus gulir ke bawah untuk tahu jawabannya. 

Darah haid vs darah biasa

Ketika terluka dan mengeluarkan darah, sebagian besar pasti mendapati darah berwarna merah segar. Faktanya, darah haid tidak sama dengan darah biasa.

Darah biasa umumnya terdiri dari plasma, sel darah putih, sel darah merah, trombosit, dan air saja. Sementara darah menstruasi memiliki tiga cairan tubuh berbeda, melansir publikasi dalam Molecular & Cellular Proteomics. Ketiganya yakni darah biasa, cairan vagina, dan sel-sel dari lapisan endometrium yang meluruh.

Pengelupasan dinding rahim yang tidak dibuahi ini menjadikan tampilan darah menstruasi tampak berbeda. Terkadang berwarna lebih pekat dan tekstur yang menebal. 

Darah haid berwarna cokelat

ilustrasi menstruasi (topsante.com)
ilustrasi menstruasi (topsante.com)

Mendapati diri sedang menstruasi, tetapi darah yang muncul bukan berwarna merah segar melainkan cokelat? Well, dalam kebanyakan kasus darah cokelat selama haid merupakan hal normal, melansir Healthline.

Namun, konsistensi warna haid bisa berubah sepanjang siklus menstruasi. Ini dapat dipengaruhi oleh konsumsi air, gaya hidup, hingga metode kontrasepsi yang mungkin sedang digunakan. 

Darah cokelat biasanya hadir menjelang atau saat akhir siklus menstruasi. Warna darah cokelat bahkan hitam, menandakan darah lebih lama berada di dalam rahim. Alhasil, darah bereaksi dengan oksigen sehingga teoksidasi dan berubah warna. Namun, tenang, ini normal, kok. 

Bercak berwarna sama selama haid juga bisa terjadi di tengah periode. Hal ini umumnya terjadi pada perempuan yang mulai menggunakan pengendali kelahiran berbasis hormon sehingga membuat siklus lebih ringan. Atau, pada perempuan yang mendekati masa menopause.

Darah haid berwarna cokelat dan berlendir

ilustrasi menstruasi (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi menstruasi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Oke, setelah mendapati darah cokelat adalah hal normal, bagaimana jika diikuti dengan lendir? Tekstur juga menjadi salah satu pembeda darah haid dengan darah biasa. Komposisinya yang tercampur dengan sekresi vagina, menyebabkan darah menstruasi memiliki mucin.

Mucin merupakan bahan utama yang membuat cairan tubuh menjadi lebih thick. Sel-sel penghasil mucin melapisi tenggorokan, hidung, rahim, dan saluran leher rahim, melansir Ruby Cup. Jadi, jangan heran jika darah menstruasi tampak lebih kental dan berlendir. 

Sama seperti konsistensi warna, jumlah komposisi darah menstruasi bisa berubah setiap waktu selama periode berlangsung. Pada periode haid, bisa diwali dengan darah cair, lalu mengental, dan kembali kekuningan ketika menstruasi selesai. 

Hal ini juga berlaku dengan gumpalan. Tubuh secara otomatis akan membentuk gumpalan ketika darah keluar dari tubuh. Tujuannya agar darah tidak mengalir dengan deras sehingga kamu tidak kehilangan terlalu banyak. Gumpalan darah mungkin membahayakan organ lain (paru-paru atau otak), tetapi normal dan sehat apabila terjadi saat menstruasi. 

Bentuk gumpalan selama menstruasi umumnya mirip jeli dengan lendir. Ini terdiri dari darah yang dibekukan tubuh, jaringan, dan darah yang belum menggumpal. Ukuran dari gumpalan ini pun bervariasi. Normalnya berkisar seukuran stroberi. 

Kapan harus khawatir?

ilustrasi sakit perut (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi sakit perut (pexels.com/cottonbro studio)

Sebagian besar darah haid berwarna cokelat dan berlendir adalah hal wajar. Namun, ada kalanya perubahan warna bisa mengindikasikan kondisi tertentu. Pada hal ini, darah bukan menjadi satu-satunya indikator, melainkan disertai gejala lain. 

Nah, apabila mengalami hal ini, sebaiknya segera hubungi dokter:

  • Periode menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari
  • Jarak siklus menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari
  • Tidak mengalami menstruasi lebih dari 3-6 bulan, terlebih di usia produktif
  • Nyeri dan pendarahan setelah berhubungan seks
  • Pendarahan setelah mengalami menopause
  • Bercak dengan warna apa saja selama sebulan
  • Rasa sakit di vagina atau perut bagian bawah
  • Demam, ini bisa menandakan infeksi
  • Keluarnya cairan berwarna coklat setelah pemasangan IUD.

Keputihan berwarna cokelat yang ringan atu bercak bisa disalahartikan sebagai awal menstruasi. Kondisi ini mungkin menandakan implantasi atau awal kehamilan. Tanda-tanda lainnya termasuk sakit perut, kram, sakit bahu dan kelelahan, rasa pusing, tetapi tidak mual. 

Jika kamu mengalami kombinasi gejala di atas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter akan memastikan itu bukan tanda-tanda keguguran atau kehamilan ektopik, khususnya kalau kamu pernah berhubungan badan. 

Sekali lagi, darah haid berwarna cokelat dan berlendir umumnya normal. Terlebih jika terjadi di awal dan akhir masa menstruasi. Namun, jika berlangsung cukup lama dan disertai gejala lain, ada baiknya segera menghubungi dokter, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us