Hati-hati, Kebanyakan Tidur Bisa Jadi Tanda Depresi

Biasanya disertai malas beraktivitas

Intinya Sih...

  • Depresi sering disertai dengan masalah tidur, paling sering insomnia. Namun, kadang orang dengan depresi juga tidur berlebihan.
  • Penting untuk disadari bahwa tidur berlebihan bukan sekadar bentuk kemalasan. Depresi menciptakan tekanan kuat untuk tidur lebih banyak.
  • Tidur malam yang nyenyak terasa sangat menyenangkan, tetapi jika kamu mengalami tidur berlebihan disertai masalah suasana hati, sebaiknya mulailah waspada.

Kadang-kadang, kamu perlu istirahat ekstra untuk memulihkan diri. Akan tetapi, tidur berlebihan yang tidak biasa mungkin mengindikasikan adanya hal yang lebih serius, termasuk kaitannya dengan depresi.

Depresi sering disertai dengan masalah tidur, paling sering insomnia. Namun, terkadang orang dengan depresi juga mengalami tidur berlebihan.

1. Banyak tidur bisa menjadi tanda depresi

Penelitian menemukan hubungan antara tidur berlebihan dan depresi. Namun, sebagian besar bukti yang ada menunjukkan bahwa tidur berlebihan merupakan gejala depresi, bukan penyebab depresi.

Penelitian lain menunjukkan bahwa sebagian besar pengidap depresi berat mengalami beberapa jenis kesulitan tidur.

Data dari 3.573 orang yang didiagnosis dengan depresi berat, lebih dari 92 persen partisipan mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur yang paling umum adalah insomnia, tetapi hampir 50 persen peserta mengalami hipersomnia.

Penting untuk disadari bahwa tidur berlebihan bukan sekadar bentuk kemalasan. Depresi menciptakan tekanan kuat untuk tidur lebih banyak.

2. Gejala depresi

Hati-hati, Kebanyakan Tidur Bisa Jadi Tanda Depresiilustrasi laki-laki mengalami depresi (pexels.com/Alena Darmel)

Pada satu sisi, perasaan depresi dapat membuat orang ingin tidur sepanjang waktu. Namun, kurang tidur secara umum—entah itu karena merawat bayi, jam kerja yang panjang, stres terkait pekerjaan, atau alasan pribadi lainnya—juga dapat berkontribusi pada perasaan depresi.

Berikut adalah tanda bahwa tidur berlebihan mungkin berkaitan dengan depresi:

  • Kantuk: Rasa kantuk terus-menerus adalah tanda yang paling mudah dikenali.
  • Kelelahan: Tanda-tanda kelelahan termasuk energi yang rendah, berkurangnya motivasi dan dorongan.

Tanda lain yang mengindikasikan depresi, termasuk:

  • Penurunan energi.
  • Hilangnya minat dalam aktivitas sehari-hari.
  • Perasaan putus asa.
  • Nafsu makan berkurang.
  • Pikiran untuk bunuh diri.

Baca Juga: Penyebab Depresi Memburuk di Malam Hari, Ternyata karena Ini!

3. Mengidentifikasi kelebihan tidur akibat depresi

Sulit untuk menentukan apakah tidur yang terlalu lama merupakan gejala depresi atau hanya karena kelelahan.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan apakah kebutuhan dasarmu terpenuhi, seperti cukup tidur setidaknya selama seminggu, makan sehat, sosialisasi, dan olahraga.

Bekerja terlalu banyak dan kurang hiburan juga dapat menyebabkan kelelahan atau depresi.

Jika kamu mengalami tidur berlebihan akhir-akhir ini yang disertai suasana hati yang buruk, hilangnya minat pada hobi, atau kurangnya kegembiraan, mungkin ini saatnya untuk berkonsultasi dengan profesional.

Pikiran tentang kematian atau bunuh diri adalah sebuah tanda bahaya bahwa kamu memerlukan bantuan profesional sesegera mungkin.

4. Tips untuk tidur lebih baik dengan depresi

Hati-hati, Kebanyakan Tidur Bisa Jadi Tanda Depresiilustrasi perempuan akan tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Gangguan tidur dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi, dan masalah tidur yang berkepanjangan juga dapat meningkatkan risiko kekambuhan pada mantan pengidap depresi.

Menerapkan kebiasaan sehat berikut ini dapat membantumu tidur lebih nyenyak, meningkatkan suasana hati, dan mengurangi berbagai gejala depresi yang menyulitkan:

  • Berbicara dengan terapis.
  • Pertahankan jadwal tidur yang konsisten.
  • Tidur siang dengan hati-hati.
  • Hindari alkohol.
  • Berjemur atau menghabiskan waktu di luar.
  • Berolahraga secara teratur.

5. Kapan harus menemui profesional

Banyak orang kadang-kadang tidur berlebihan, terutama setelah melakukan aktivitas fisik yang intens. Kamu mungkin tidak perlu khawatir jika sesekali tidur berlebihan.

Namun, jika kamu cukup sering tidur berlebihan, mungkin inilah saatnya untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan. Hanya ahli medis dan kesehatan mental yang dapat mendiagnosis gangguan tidur dan kondisi kesehatan mental.

Kamu disarankan untuk menemui profesional kesehatan mental jika:

  • Gejala depresi berlangsung lebih dari satu minggu.
  • Kamu tidak mendapatkan cukup energi setelah tidur berapa pun lamanya.
  • Kamu kesulitan untuk tetap terjaga pada siang hari.
  • Tidak lagi menikmati aktivitas rutin.
  • Perubahan suasana hati mulai memengaruhi kehidupan atau hubungan sehari-hari.

Tidur malam yang nyenyak terasa sangat menyenangkan, tetapi jika kamu mengalami tidur berlebihan disertai masalah suasana hati, sebaiknya mulailah waspada. Segera datangi penyedia layanan kesehatan untuk mengetahui apa yang terjadi denganmu dan mendapatkan solusi.

Baca Juga: Depresi Eksistensial, Apakah Ini Kondisi Mental yang Nyata?

Referensi

Current Sleep Medicine Reports, Juni 2015. Hypersomnia in Mood Disorders: a Rapidly Changing Landscape.
Journal of Affective Disorders, September 2017. Insomnia and hypersomnia in major depressive episode: Prevalence, sociodemographic characteristics and psychiatric comorbidity in a population-based study.
Verywell Mind. Diakses pada April 2024. How to Identify Depression Naps.
Sleep Foundation. Diakses pada April 2024. Depression and Sleep.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya