Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenali 5 Faktor Penyebab Jerawat yang Jarang Orang Ketahui

ilustrasi perempuan bercermin (freepik.com/jcomp)

Jerawat yang sering muncul apalagi yang membandel memang bikin frustrasi. Rasanya sudah berbagai cara dilakukan untuk mencegah dan mengatasi jerawat, tapi sering kali hasilnya sia-sia. 

Pada dasarnya, mengobati sesuatu memang perlu mengetahui terlebih dulu penyebabnya. Begitu pula dengan jerawat.

Ada banyak sekali penyebab jerawat. Umumnya jerawat terjadi karena wajah kotor atau kebiasaan malas membersihkan wajah, setidaknya ini yang diketahui banyak orang. Namun, ada banyak faktor lainnya yang mungkin jarang diketahui, contohnya adalah beberapa hal berikut ini.

1. Genetik

ilustrasi keluarga (pexels.com/Craig Adderley)

Dalam laporan berjudul "Acne: a new model of immune-mediated chronic inflammatory skin disease" dalam Italian Journal of Dermatology and Venerology tahun 2015, disebutkan bahwa jerawat merupakan kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan.

Faktor genetik yang dimaksud adalah ketidakmampuan respons imun tubuh dalam mengendalikan bakteri penyebab jerawat, Cutibacterium acnes.

Faktor utama penyebab jerawat itu sendiri adalah bakteri C. acnes yang disebabkan oleh hormon androgen. Namun, kemampuan respons tubuh dalam mengendalikan bakteri ini merupakan faktor yang diwariskan dari orang tua kepada anak.

Ketika respons imun tubuh tidak mampu mengendalikan bakteri tersebut, maka bakteri ini akan berkembang dan menyebabkan jerawat yang membandel. Dengan kata lain, orang tua yang punya masalah jerawat membandel kemungkinan akan mewariskannya kepada anak.

2. Mekanisme organ dalam perut

ilustrasi sistem pencernaan yang sehat (hopkinsmedicine.org)

Merujuk pada sebuah studi berjudul "Acne vulgaris, probiotics and the gut-brain-skin axis - back to the future?" dalam jurnal Gut Pathogens tahun 2011, berdasarkan teori yang dipelopori Stokes and Pillsbury, disebutkan bahwa mekanisme dalam organ perut akan memengaruhi banyak aspek, termasuk salah satunya masalah jerawat.

Lebih jauh lagi, kemampuan mikrobiota dalam usus dan probiotik oral akan memengaruhi sistem inflamasi, stres, kontrol glikemik, dan kandungan lemak yang kemudian semuanya ini akan memengaruhi jerawat.

Selain itu, menurut sebuah studi berjudul "Gut-Skin Axis: Current Knowledge of the Interrelationship between Microbial Dysbiosis and Skin Conditions" dalam jurnal Microorganisms tahun 2021, mikrobiota dalam usus merupakan faktor penting yang memengaruhi banyak penyakit, termasuk penyakit kulit. Ini karena mikrobiota memengaruhi sistem imun tubuh.

3. Makan nasi putih

ilustrasi nasi putih dan ayam bakar (pixabay.com/Mufid Majnun)

Menurut laporan berjudul "Significance of diet in treated and untreated acne vulgaris" dalam Advances in Dermatology and Allergology tahun 2016, disebutkan bahwa kadar glikemik dalam makanan punya pengaruh terhadap kemunculan jerawat.

Artinya, makin tinggi nilai indeks glikemik yang terkandung dalam makanan, maka akan semakin meningkatkan produksi sebum yang bisa menyebabkan jerawat.

Berdasarkan penelitian, mengurangi konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti nasi putih, bisa membantu wajah lebih bersih dari jerawat. Kamu bisa mengganti nasi putih dengan sumber karbohidrat lainnya yang lebih sehat seperti nasi merah, kentang, ubi, dan sebagainya.

4. Susu

ilustrasi susu (freepik.com/freepik)

Masih bersumber dari jurnal Advances in Dermatology and Allergology tahun 2016, disebutkan bahwa tidak ada bukti kuat bahwa konsumsi susu sapi dan produk turunannya bisa menyebabkan jerawat.

Akan tetapi, satu-satunya penyebab yang paling umum dalam memicu jerawat adalah kandungan hormon dalam susu sapi selama masa kehamilan.

5. Mengonsumsi kopi

ilustrasi kopi (pexels.com/Chevanon Photography)

Menurut para ahli, konsumsi kopi secara berlebihan dapat memicu jerawat. Kenapa? Alasan pertama karena kandungan kafein dalam kopi adalah faktor penggerak sistem respons stres yang kemudian akan memicu produksi hormon kortisol. Ini dijelaskan pada studi dalam jurnal Pharmacology Biochemistry and Behavior 2006.

Alasan kedua adalah karena konsumsi kopi secara berlebihan bisa bikin sulit tidur pada malam hari. Menurut sebuah penelitian dalam Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology tahun 2019, gangguan tidur bisa menyebabkan stres dan itu akan menyebabkan gangguan adaptasi pada kulit wajah.

Stres dan kurang tidur juga disebut sebagai pemeran utama sebagai penyebab gangguan ritme dan level kortisol yang lebih tinggi. Hormon kortisol itu sendiri berperan dalam merangsang kenaikan produksi sebum pada wajah yang kemudian muncullah jerawat.

Itulah beberapa faktor penyebab jerawat yang mungkin jarang diketahui. Karena penyebab jerawat pada masing-masing individu dapat berbeda, ada baiknya kita mulai memperhatikan apakah jerawat yang muncul termasuk jerawat ringan yang mudah diobati dengan obat jerawat yang dijual bebas? Atau jerawat membandel yang sulit diketahui penyebabnya? Jika termasuk jerawat yang membandel, baiknya konsultasi dengan ahlinya sebelum melakukan pengobatan apa pun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us