Kenaikan berat badan bukan hal yang buruk dan sama sekali merupakan sebuah kewajaran. Namun, kondisi ini juga bukan berarti bisa diabaikan begitu saja.
Ada kalanya, kenaikan berat badan merupakan indikasi ketidaknormalan di dalam tubuh. Selain membuat kepercayaan dirimu menurun dan mengganggu kenyamanan saat menggunakan baju favorit, ada kemungkinan kesehatanmu juga terganggu.
Apa saja tanda-tandanya? Berikut ini beberapa di antaranya!
Merasa banyak makan dan jadi mager? Awas, jangan dibiarkan terus menerus. Hal ini bisa merupakan salah satu gejala bahwa ada terlalu banyak kandungan gula di dalam tubuh. Saat kandungan gula di luar batas normal, maka tubuh jadi susah untuk menyimpan dan menyerap glukosa dengan semestinya dan membuat energi jadi lebih banyak keluar dengan tidak efisien.
Untuk wanita, coba perhatikan juga siklus menstruasi yang dialami. Bila kenaikan berat badan juga dibarengi dengan periode menstruasi yang tidak lancar, bisa jadi ada risiko PCOS (Polycystic Ovary Syndrome). Wanita yang terkena PCOS memiliki resistansi insulin yang membuat sel-sel tubuh tidak dapat menerima glukosa dengan baik dan justru menyimpannya dalam bentuk lemak.
Bila lemak cenderung menumpuk di kawasan perut, hati-hati. Kamu berpotensi mengalami gangguan kardiovaskuler lebih besar, sesuai studi dari American College of Cardiology. Selain itu, kemungkinan mengalami tekanan darah tinggi, kandungan kolesterol jahat, dan diabates melitus tipe 2 juga meningkat.
Kalau kenaikan berat badan yang tidak wajar juga disertai kesulitan bernapas ketika tidur di malam hari, kamu perlu berhati-hati. Kondisi kesulitan bernapasnya sendiri biasanya tidak disadari.
Sleep apnea adalah tidur mendengkur yang disertai terhentinya pernapasan selama beberapa saat dan berkali-kali. Hal yang dapat mengamati ini biasanya bukan penderita, melainkan orang-orang terdekatnya yang memperhatikannya saat tidur.
Menurut CDC, sebanyak 23 persen kelompok dewasa di Amerika Serikat mengalami artritis. Gejalanya antara lain rasa nyeri, kaku, dan bahkan adanya pembengkakan di persendian. Hal ini sangat dipicu oleh obesitas sehingga persendian terutama di bagian lutut menahan beban yang terlalu berat.
Duh, sehari saja mengalami ini pasti sudah bikin perut dan perasaan jadi tidak nyaman, kan? Apalagi kalau sampai dialami dalam jangka waktu yang lama, kamu sebaiknya tidak sekadar berpikir bahwa kekurangan serat atau air saja. Kalau gaya hidupmu pun tidak sehat, tanpa bermaksud menakut-nakuti, kamu juga perlu memeprtimbangkan kebersihan usus dan risiko adanya kanker usus.
Saat tubuh berada dalam kondisi tertekan, kelenjar adrenal akan memproduksi hormon kortisol. Namun, fluktuasi kortisol justru akan membuat gula darah bukan diolah menjadi energi, melainkan disimpan dalam bentuk lemak.
Kalau kamu mengalami masalah emosi pada tahap depresi dan mengonsumsi obat-obatan tertentu, bisa jadi ini pula penyebabnya. Obat dalam golongan antidepressant bisa menyebabkan terganggunga metabolisme di dalam tubuh yang berujung pada kenaikan berat badan.
Sekali lagi, mengalami kenaikan berat badan adalah hal yang wajar dan tidak salah. Namun, bila kenaikan berat badan yang kamu alami tidak normal, jangan abai, ya. Ingat, penumpukan lemak tubuh bukan semata soal penampilan, tetapi lebih pada kesehatan.