Bulan Vitamin A, yuk Kenali Manfaat Vitamin A serta Sumbernya 

Menurut laporan dalam The Indonesian Journal Of Health Science tahun 2013, vitamin A bermanfaat dalam meningkatkan sistem imun anak terhadap penyakit infeksi, seperti penyakit saluran pernapasan, diare, hingga campak.

Kekurangan gizi sering dihubungkan dengan tingkat infeksi. Dalam hal ini, vitamin A juga memilki peranan penting dalam menjaga fungsi sistem kekebalan tubuh.

Oleh karena itu, asupan vitamin A perlu dicukupi agar fungsi sistem kekebalan tubuh tidak menurun, sehingga mengurangi tingkat infeksi bibit penyakit ke dalam tubuh.

Pesatnya pertumbuhan pada anak perlu didukung dengan asupan nutrisi yang cukup. Salah satu nutrisi itu adalah vitamin A.

Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, sehingga memengaruhi pertumbuhan sel-sel dalam tubuh.

Pada masa anak-anak, pertumbuhan dan pematangan setiap sel mengalami peningkatan yang pesat. Karena itulah, apabila mengalami defisiensi vitamin A, anak berisiko mengalami kegagalan atau terhambat pertumbuhannya.

Vitamin A diketahui memiliki interaksi yang menguntungkan terhadap zat besi di dalam tubuh. Vitamin A merupakan vitamin larut lemak yang dapat membantu penyerapan dan metabolisme zat besi untuk pembentukan sel darah merah.

Apabila asupan vitamin A rendah, maka akan membuat simpanan zat besi tidak dapat dimanfaatkan untuk proses eritropoesis (pembentukan sel darah merah).

Menurunnya produksi sel darah merah inilah yang menandai terjadinya kondisi anemia. Maka dari itu, asupan vitamin A yang cukup akan meningkatkan fungsi zat besi dan mencegah anemia.

Masyarakat luas mengenal kesehatan kulit dipengaruhi oleh vitamin E dan vitamin C. Namun, jangan salah, vitamin A juga berkontribusi besar, lo, untuk kulit!

Vitamin A berfungsi menjaga kesehatan kulit dengan memperbaiki permukaan kulit yang kasar dan berkerut. Bersama vitamin C, vitamin A dapat membalikkan perubahan kulit pada photoaging (penuaan dini yang terjadi pada kulit disebabkan karena seringnya kulit terpapar sinar UV A dan UV B yang dihasilkan oleh sinar matahari) dan chronological aging (proses menua fisiologik yang berlangsung secara alamiah yang disebabkan oleh berbagai faktor-faktor fisiologik dari dalam tubuh sendiri).

Oleh karenanya, kondisi kulit yang kasar dan berkerut bisa menjadi indikasi kalau tubuh kekurangan vitamin A.

Vitamin A telah diketahui secara umum bermanfaat bagi fungsi penglihatan. Secara spesifik, vitamin A berperan penting dalam menjaga penglihatan normal dalam kondisi cahaya remang.

Secara mudah, kurang atau tidaknya vitamin A dalam tubuh untuk fungsi penglihatan bisa dirasakan. Cobalah berada dalam lingkungan dengan kondisi cahaya terang, kemudian cahaya diredupkan atau matikan lampu, semisal di kamar.

Apabila mata mampu beradaptasi secara cepat melihat objek sekitar secara jelas, maka dapat dikatakan asupan vitamin A dalam tubuh cukup. Namun, jika adaptasi mata melihat objek lambat, terlihat buram atau bahkan tak terlihat, bisa dikatakan tubuh kekurangan vitamin A.

Hal ini karena vitamin A (retinol) sangat penting bagi rodopsin di dalam retina untuk melakukan proses adaptasi melihat dalam kondisi cahaya yang redup. Apabila vitamin A cukup, maka semakin cepat proses adaptasi mata dalam melihat pada kondisi cahaya yang kurang terang.

Laporan dalam Jurnal Gizi Klinik Indonesia tahun 2011 menyebutkan bahwa vitamin A juga bermanfaat dalam menjaga kesehatan tulang. Vitamin A (asam retinoat) merupakan reseptor dari osteoblas dan osteoklas yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tulang.

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk tulang. Asupan vitamin A yang sesuai dengan angka kecukupan gizi (AKG) yaitu sebesar 500-600 μg RE sudah dapat menjaga dan memelihara puncak kepadatan tulang.

Asupan vitamin A dalam jumlah tersebut sudah bisa terpenuhi apabila kamu rajin mengonsumsi bahan makanan sumber vitamin A, seperti yang akan disebutkan pada poin selanjutnya.

Pada umumnya, vitamin A tersebar luas dalam makanan. Dalam makanan, vitamin A terurai dalam dua bentuk, yaitu retinol dan karotenoid.

Retinol banyak terkandung dalam pangan hewani seperti hati sapi, daging, susu dan produk olahannya, telur, dan minyak ikan. Sementara itu, karotenoid bisa ditemukan dalam wortel, ubi jalar merah, sayur berwarna hijau tua, seperti daun singkong, daun pepaya, daun katuk, sawi, kangkung, bayam, serta buah-buahan berwarna kuning atau oranye, semisal pepaya, mangga, tomat, dan jeruk.

Sumber vitamin A lainnya juga terdapat dalam berbagai produk kemasan yang diperkaya dengan vitamin A, seperti pada minyak goreng dan margarin.

Itulah sumber-sumber makanan vitamin A yang mudah dijumpai. Pemenuhan asupan vitamin A sangat dianjurkan melalui konsumsi harian dari aneka ragam bahan makanan tersebut. Ketersediannya yang melimpah, murah dan mudah didapat, tentunya mempermudah kita dalam memenuhi asupan vitamin ini.