Mengenal Operasi Testis: Prosedur, Tujuan, dan Risikonya

Beberapa penyebab, memerlukan tindakan segera

Operasi testis merupakan tindakan struktural guna memperbaiki masalah testis, seperti kanker atau testis yang gak berbentuk. Dokter dapat mengambil tindakan ini apabila perlu menghilangkan atau mengonstruksi testis untuk mengatasi kelainan yang ada. 

Prosedur ini diambil guna mencegah komplikasi, penyebaran penyakit tertentu, atau mencapai dan mempertahankan kesuburan. Lalu, bagaimana prosedurnya?

Prosedur operasi testis

Mengenal Operasi Testis: Prosedur, Tujuan, dan Risikonyailustrasi merangsang testis laki-laki (Unsplash.com/Dainis Graveris)

Bedah testis adalah tindakan untuk mengatasi gangguan bawaan atau masalah kesehatan yang muncul pada testis. Guna mengatasi rasa sakit, dokter akan memberikan anestesi umum selama proses pembedahan.

Prosedur operasi testis tergolong singkat dan seringkali hanya melibatkan satu bagian testis. Namun, gak jarang juga dilakukan tindakan pada kedua testis apabila mengalami kanker atau kondisi yang mengharuskan demikian. Khususnya, ketika memperbaiki struktur di dekatnya, seperti kantung kemih atau prostat.

Pertama, dokter akan membuat sayatan kecil di dalam atau dekat skrotum atau kantung penahan testis. Tindakan awal ini dapat membuka jalan dan memengaruhi korda spermatika. Nah, ini merupakan struktur testis yang mengandung vas deferens atau tabung untuk menyalurkan sperma dan pembuluh darah serta epididimis atau tabung melingkar tempat penyimpanan sperma.

Setelah terbuka, barulah dokter melakukan tindakan sesuai kondisi pasien. Dalam beberapa kasus, pengangkatan testis secara keseluruhan mungkin saja terjadi. Dengan catatan, manfaat yang didapat lebih dari kemungkinan risiko efek samping.

Operasi testis dilakukan oleh seorang dokter urologis yang memiliki spesialisasi di bidang pembedahan kemih dan sistem reproduksi laki-laki. Ada kalanya dokter gak melakukan bedah fisik melainkan secara laparoskopi, yakni tindakan bedah minimal invasif menggunakan alat bantu berkamera.

Tindakan bedah testis ini merupakan pilihan apabila pengobatan non bedah gak mampu mengatasi kondisi kesehatan. Jika pasien memiliki infeksi akut yang dapat memengaruhi dan dipengaruhi oleh prosedur bedah testis, maka dokter akan menundanya terlebih dahulu hingga infeksi teratasi.

Tujuan operasi testis

Mengenal Operasi Testis: Prosedur, Tujuan, dan Risikonyailustrasi konsultasi dokter (pexels.com/Alex Green)

Beberapa kondisi testis, seperti infeksi dan kista, sebagian besar dapat menggunakan obat-obatan sebagai penanganan pertama. Namun, apabila menyebabkan nyeri dan tampilan testis gak biasa, intervensi bedah mungkin diperlukan. 

Indikasi yang menjadi dasar dilakukannya operasi testis di antaranya:

  • Torsi testis

Kondisi koda spermatika menggeser posisi testis sehingga menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan hilangnya testis, apabila gak dilakukan tindakan. Gejala kesehatan ini termasuk urgent untuk dilakukan operasi testis segera, sebagaimana dijelaskan American Pediatric Surgical Association.

  • Testis yang gak turun

Maksudnya, keadaan testis tetap di perut dan gak di posisi yang seharusnya. Jika gak diatasi, individu tersebut berisiko mengalami infertilitas, torsio testis, hingga kanker.

  • Hidrokel

Testis membengkak akibat adanya cairan di bawah lapisan skrotum. Penyebabnya dapat berupa infeksi, trauma, radang testis, atau epididimis.

  • Cedera traumatis

Cedera yang mengakibatkan pembengkakan atau hematoma (darah di bawah kulit) memerlukan tindakan perbaikan bedah.

  • Infeksi

Bakteri pada epididimis (epididimitis) atau testis (orkitis) yang menimbulkan abses dan nyeri memerlukan operasi testis, di samping penggunaan obat-obatan.

  • Tumor jinak

Benjolan di luar testis atau epididimis terkadang merupakan tumor adenomatoid yang perlu dihilangkan dengan tindakan operasi testis.

  • Kista

Merupakan kantong berisi cairan. Ini bisa bersifat jinak dan biasanya gak memerlukan perawatan khusus. Namun, kista testis atau epididimis yang menyakitkan dan sudah terinfeksi perlu diangkat.

  • Kanker testis

Benjolan yang gak menimbulkan rasa sakit mungkin merupakan kanker testis. Sebelum pembedahan, pasien perlu melewati tahap pencitraan dan pemeriksaan.

Baca Juga: 8 Penyebab Sakit pada Testis yang Paling Umum, Hati-hati!

Risiko bedah testis

Mengenal Operasi Testis: Prosedur, Tujuan, dan Risikonyailustrasi proses operasi (pexels.com/Anna Shvets)

Layaknya operasi lain, terdapat risiko umum yang mungkin muncul setelah operasi testis dan anestesi. Selain itu, pembedahan di testis juga berisiko menyebabkan beberapa komplikasi bedah tertentu.

Adapun efek samping yang mungkin timbul karena operasi testis meliputi :

  • Infeksi
  • Busung
  • Kerusakan struktural
  • Sakit kronis
  • Jaringan parut dan obstruksi vas deferens
  • Infertilitas

Beberapa efek samping dapat diketahui sesaat setelah operasi. Dokter akan segera melakukan tindakan apabila terjadi infeksi pasca operasi atau pembengkakan yang berlebihan.

Setelah tindakan operasi, pasien diharuskan meminum obat sebagaimana diresepkan dokter. Biasanya berupa NSAID atau pereda nyeri guna menekan rasa sakit bekas operasi. Selain itu, pasien harus memperhatikan apabila ada tanda-tanda infeksi lebih lanjut berikut agar segera mendapatkan pertolongan:

  • Peningkatan rasa sakit
  • Pembengkakan
  • Kemerahan
  • Berdarah
  • Memar
  • Kehangatan di dalam atau di sekitar skrotum
  • Nanah mengalir dari luka
  • Demam

Namun, sebagian bisa saja muncul dan berkembang berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah operasi. Seperti jaringan parut yang muncul atau infertilitas, mungkin gak terlihat sampai bertahun-tahun kemudian.

Operasi testis sejatinya merupakan operasi tunggal. Kecuali jika dokter harus mengubah bentuk, seperti pada kasus testis gak turun. Pasien mungkin memerlukan lebih dari satu kali tindakan. Namun, ini juga berlaku apabila pasien mengalami komplikasi serius setelah operasi. Contohnya, penyumbatan akibat jaringan parut. Jika begitu, dokter akan meminta pasien melakukan perbaikan bedah.

Faktanya, sangat normal bagi laki-laki memiliki testis gak rata. Namun, apabila terdapat beberapa masalah dan keluhan tertentu, operasi testis perlu dilakukan. Operasi testis membutuhkan waktu beberapa minggu hingga masa pemulihan. Setelahnya, kamu bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.

Baca Juga: Operasi Bariatrik: Prosedur, Manfaat, dan Risikonya

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya