Membawa Anak Kecil Naik Gunung, Aman atau Tidak?

Dimulai sejak hari pertama kamu mendekap bayi, kamu mulai merayakan setiap momen berharga. Senyuman pertama, kata pertama, langkah pertama, dan milestone lainnya.
Bagi penyuka alam bebas, khususnya mendaki gunung, kamu mungkin bertanya-tanya apakah aman membawa anak kecil ikut hiking. Ada yang bilang aman asal dipersiapkan dengan benar, ada pula yang bilang berisiko.
Ada risiko subacute infantile mountain sickness
Beberapa waktu lalu viral kisah seorang ayah membawa anak umur 2 tahun naik Gunung Kerinci.
Menurut studi lampau dalam The Journal of Pathology, anak yang usianya masih di bawah 1 tahun sebaiknya tidak berada terlalu lama di ketinggian karena berisiko mengalami penyakit ketinggian pada bayi yang disebut dengan subacute infantile mountain sickness (SIMS).
Acute mountain sickness (AMS) terjadi ketika wisatawan mendaki terlalu tinggi dan terlalu cepat. AMS adalah bentuk paling umum dari penyakit ketinggian, biasanya terjadi pada pendakian mendadak di atas ketinggian 9.000 kaki. Gejalanya mungkin mirip pengar (hangover). Namun, karena gejalanya sering kali tidak jelas, perasaan tidak enak badan apa pun di ketinggian harus dianggap sebagai AMS sampai terbukti sebaliknya.
Gejala biasanya dimulai 2–12 jam setelah tiba di tempat yang lebih tinggi, sering kali pada atau setelah malam pertama. Gejalanya disebabkan oleh pembengkakan ringan pada jaringan otak akibat hipoksia hipobarik akut. Pembengkakan diyakini disebabkan oleh perubahan hemodinamik (vasodilatasi) yang meningkatkan aliran darah ke otak. Vasodilatasi dikombinasikan dengan peningkatan curah jantung menyebabkan dinding pembuluh darah menipis dan mengeluarkan cairan ke jaringan sekitarnya, dilansir RnCeus.com.
Sementara itu, SIMS hanya dilaporkan di tempat dengan ketinggian sangat tinggi, di atas 11.000 kaki. Kelainan ini biasanya menyerang bayi yang lahir di dataran rendah dan kemudian dibawa untuk tinggal di dataran tinggi. Sedikit yang diketahui mengenai kelainan ini di negara-negara Barat karena sebagian besar kasus terjadi di Tiongkok dan Tibet, tetapi SIMS juga terjadi di daerah dataran tinggi lainnya, seperti Peru. Gangguan ini menjadi terkenal setelah migrasi besar-besaran orang Tionghoa Han berpindah dari dataran rendah di daratan Tiongkok ke dataran tinggi di Tibet.
Kelainan ini ditandai dengan bukti hipertensi pulmonal, hipoksia berat, dan gagal jantung. Penyakit ini menyerang jantung dan paru-paru dengan hipertrofi medial ekstrem pada arteri pulmonalis otot dan muskularisasi arteriol pulmonal, bersamaan dengan dilatasi batang paru dan hipertrofi masif serta dilatasi ventrikel kanan. Ini adalah kondisi yang dikenal sebagai penyakit jantung ketinggian (HAHD), yang juga berhubungan dengan AMS. Gangguan ini biasanya berakibat fatal dalam waktu beberapa minggu atau bulan dan tampaknya sama dengan brisket disease pada sapi, yang menyebabkan 30 hingga 40 persen sapi dataran rendah yang dibawa ke dataran tinggi meninggal.
Ingin tetap membawa anak kecil naik gunung, apa yang harus diperhatikan?

Menurut studi dalam Journal of Mountain Research tahun 2000, kalau tetap ingin mengajak anak kecil jalan-jalan daerah pegunungan, orang tua harus memastikan bahwa anak tidak tidur di ketinggian ini:
- Anak usia >2 tahun: Tidak lebih dari 2.000 meter.
- Anak usia 2–10 tahun: Tidak lebih dari 3.000 meter.
Risiko kesehatan jika anak belum cukup umur diajak naik gunung

Berikut ini beberapa risiko penyakit apabila anak yang belum cukup umur diajak naik gunung:
- Hipotermia
- Sakit kepala
- Dehidrasi
- Meningitis bakterial
- Mual
- Kelelahan
- Pola tidur terganggu
Seberapa jauh anak dapat mendaki?

Menjawab pertanyaan di atas, ini tergantung pada usia anak dan apakah orang tua menggendongnya, menggunakan kereta dorong, atau membiarkannya jalan sediri, serta seberapa energik anak.
Dirangkum dari laman BabyCenter, berikut adalah gambaran lebih dekat tentang jarak pendakian yang sesuai untuk berbagai usia:
- Bayi baru lahir: Jangan membawa bayi yang usianya kurang dari 1 bulan untuk mendaki gunung. Bayi masih terlalu kecil untuk terpapar sinar matahari, kemungkinan cuaca buruk, dan guncangan akibat berjalan di medan yang berat.
- Anak usia 1 hingga 5 bulan: Berapa lama pendakian bergantung pada stamina orang tua dan bayi. Gendongan depan adalah ide bagus untuk bayi seusia ini, yang masih membutuhkan penyangga kepala dan leher. Bayi mungkin menjadi rewel setelah beberapa saat. Bayi yang lebih tua mungkin merasa senang selama lebih dari satu jam sebelum ia rewel karena lapar dan popoknya perlu diganti.
- Anak usia 6 hingga 14 bulan: Kuncinya adalah backpack carrier yang bagus. Aman untuk mulai menggunakannya ketika anak sudah bisa duduk sendiri, biasanya ketika beratnya minimal 15 pon (6,8 kg) dan berusia 6 bulan. Jika cukup istirahat, bayi merasa nyaman, cuacanya sedang, dan kamu membawa persediaan yang cukup (makanan ringan, minuman, dan popok), kamu mungkin bisa bertahan beberapa jam jika beristirahat sejenak beberapa kali.
- Anak usia 14 bulan hingga 4 tahun: Setelah anak mulai berjalan dengan percaya diri, sesuaikan ekspektasi kamu. Kamu masih bisa menggunakan backpack carrier dengan rentang usia dan berat yang luas (hingga 27 kg). Namun, balita suka keluar secara berkala untuk berjalan sendiri. Itu akan memperlambat kecepatan berjalan atau mendaki. Jika diberi banyak air dan makanan ringan, anak usia 2 hingga 4 tahun biasanya dapat mendaki sekitar 1 mil (1,6 km) saat cuaca bagus jika medannya aman dan dapat diprediksi serta cukup beristirahat. Namun, perlu diingat, kamu mungkin akan menggendong anak pada waktu-waktu tertentu, terutama dalam perjalanan pulang.
Apabila ingin membawa anak kecil yang usianya masih di bawah 4 tahun naik gunung, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak untuk memastikan keamanan dan mendapatkan rekomendasi terbaik.