Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Alasan Mengapa Sayuran Sebaiknya Gak Digoreng, Picu Penyakit!

ilustrasi timun goreng (pexels.com/makafood)
ilustrasi timun goreng (pexels.com/makafood)

Gak bisa dimungkiri, menggoreng mampu meningkatkan cita rasa makanan. Inilah mengapa metode memasak yang satu ini cukup sering digunakan untuk mengolah sayuran. Tujuannya tak lain untuk menyiasati rasa sayuran agar lebih nikmat.

Sayangnya, sayuran dan metode menggoreng bukanlah perpaduan sehat. Sebab, ada harga yang harus dibayar jika menggoreng sayuran hanya demi memperoleh rasa lezat sayuran di kemudian hari. Inilah beberapa alasan mengapa sayuran lebih baik diolah dengan cara lain alih-alih digoreng.

1. Berisiko tingkatkan kolesterol darah

ilustrasi terong goreng (pexels.com/Polina Tankilevitch)
ilustrasi terong goreng (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Kolesterol mendapat reputasi buruk bukan tanpa alasan. Pasalnya, kolesterol berlebih bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah sehingga memicu penyumbatan. Alhasil, sirkulasi darah terhambat dan sel-sel tubuh kekurangan oksigen serta sari makanan. Lebih lanjut, ini meningkatkan risiko perkembangan penyakit jantung koroner dan stroke.

Sayuran sebagai sumber serat diketahui dapat mengurangi risiko penumpukan kolesterol dalam tubuh karena kemampuannya dalam menghambat penyerapan zat gizi tersebut di usus. Namun, beberapa minyak yang digunakan untuk menggoreng sayuran justru memicu kenaikan kolesterol dalam darah, sebagaimana dijelaskan dalam laman Healthline.

2. Menambah kalori sayuran

ilustrasi sayuran yang digoreng (unsplash.com/Cyprien Delaporte)
ilustrasi sayuran yang digoreng (unsplash.com/Cyprien Delaporte)

Secara alami, sayuran memiliki kalori rendah dan lebih kaya akan nutrisi esensial seperti vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh. Sayangnya, menggoreng sayuran justru memberikan ekstra kalori berkat lemak yang berasal dari minyak goreng.

Sebuah studi dalam jurnal The BMJ pada 2019 melaporkan bahwa makanan yang diolah dengan cara digoreng dapat kehilangan air dan mengabsorpsi lemak dari minyak goreng.

Selain itu, menggoreng sayuran juga dapat memicu hilangnya vitamin larut lemak yaitu vitamin A dan E yang masing-masing dapat bertindak sebagai antioksidan dalam tubuh.

3. Meningkatkan risiko penyakit degeneratif

ilustrasi bawang bombai goreng (pexels.com/Alena Shekhovtcova)
ilustrasi bawang bombai goreng (pexels.com/Alena Shekhovtcova)

Konsekuensi dari kenaikan kadar lemak dan kolesterol dari sayur goreng adalah peningkatan risiko berbagai penyakit serius, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan penyakit jantung. Terlebih jika kamu memakannya lebih dari 4 hingga 5 porsi dalam seminggu. Ini dijelaskan melalui studi dalam jurnal Nutrients tahun 2015. 

Bukan tanpa alasan, proses oksidasi lemak yang terjadi saat menggoreng bisa mendorong pembentukan lemak trans yang diketahui memicu hipertensi. Lemak trans juga dapat meningkatkan LDL alias kolesterol jahat lantaran dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner dan stroke.

Dari beberapa alasan yang dipaparkan di atas, sebaiknya sayuran lebih baik diolah dengan cara lain daripada digoreng. Menumisnya dengan minyak zaitun jauh lebih dianjurkan karena dapat meningkatkan kandungan fenol dan mempertahankan zat gizi lainnya seperti vitamin larut air sebagaimana dijelaskan Healthline. Selain itu, kamu juga bisa merebus, memanggang, atau mengukus sayuran. 

Bukan berarti kamu gak boleh mengonsumsi sayuran goreng sama sekali. Kamu tetap bisa mengonsumsinya sesekali, kok. Yang terpenting, tetap batasi dan jangan berlebihan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

7 Penyebab Keputihan Berwarna Kuning saat Hamil

27 Des 2025, 23:03 WIBHealth