Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nutrisi Penting untuk Ibu Menyusui agar Produksi ASI Lancar

Menyusui. pixabay.com/fancycrave1

Masa menyusui adalah masa yang sangat penting dan berharga bagi seorang ibu dan bayinya. Pada masa inilah hubungan emosional antara ibu dan anak terjalin. Namun, kadang muncul keluhan dalam menyusui, salah satunya adalah air susu ibu (ASI) yang tidak keluar atau tidak lancar.

Kurang lancarnya produksi ASI dapat dipicu oleh ketidakseimbangan makanan bergizi yang dikonsumsi sang ibu. Kebutuhan gizi ibu menyusui harus lebih banyak dari biasanya, karena ibu perlu gizi untuk dua orang, yakni untuk dirinya sendiri dan bayinya. Maka dari itu, ibu menyusui harus memperhatikan dan meningkatkan kebutuhan gizinya untuk mendukung kelancaran produksi ASI.

Nah, berikut ini adalah beberapa zat gizi yang membantu kelancaran produksi ASI.

1. Energi

pixabay.com/congerdesign

Pola makan yang melancarkan produksi ASI seperti adanya asupan makanan yang cukup, sehingga kebutuhan energi tubuh terpenuhi. Energi dalam tubuh ini diperlukan dalam sintesis hormon prolaktin.

Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI. Hormon prolaktin berkaitan dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisinya baik, maka produksi yang dihasilkan juga banyak.

Sebuah laporan dalam Journal of Nutrition College tahun 2019 menyebutkan, diperkirakan besaran energi yang diperlukan untuk menghasilkan 100 cc ASI yaitu sekitar 85 kkal. Setiap 100 cc ASI mampu memasok energi sebanyak 67-77 kkal untuk kebutuhan asupan bayi.

Rata-rata produksi ASI sehari bisa mencapai 850 cc, yang berarti mengandung sekitar 600 kkal energi per hari untuk asupan bayi. Dari sini, bisa ditarik kesimpulan bahwa kalori yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak 850 cc adalah 750 kkal.

Oleh karenanya, ibu menyusui memerlukan tambahan energi lebih banyak sekitar 700 kkal per hari untuk mencukupi seluruh atau minimal 80 persen nutrisi yang diperlukan oleh bayi 0-6 bulan.

Ketika bayi 6-12 bulan sudah mulai diberikan makanan pendamping ASI, kebutuhan energi ibu akan sedikit lebih menurun yaitu 500 kkal per hari.

Pemenuhan kebutuhan energi ibu menyusui ini bisa didapat melalui konsumsi aneka ragam makanan, mulai dari sumber karbohidrat, protein, dan lemak.

2. Protein

pixabay.com/cherry1985

Penyebab produksi dan kandungan ASI tidak optimal salah satunya adalah asupan gizi yang kurang baik, menu makanan yang tidak seimbang, dan konsumsi makanan yang tidak teratur.

Menurut Angka Kecukupan Gizi tahun 2013, ibu menyusui pada 6 bulan pertama membutuhkan asupan protein tambahan sebesar 20 gram per hari.

Sebuah laporan dalam Journal of Nutrition College tahun 2019 juga menyebutkan, asupan protein ibu menyusui yang kurang dapat menyebabkan konsentrasi kasein dalam ASI tidak memadai. Kasein berperan dalam penyerapan kalsium dan fosfat di dalam usus bayi dan memiliki fungsi imunomodulator.

Kebutuhan protein bisa didapat dari nabati maupun hewani. Sumber hewani seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu. Sementara itu, sumber nabati protein bisa didapat dari bahan makanan seperti tempe dan kacang-kacangan.

3. Vitamin A

pixabay.com/silviarita

Vitamin A membantu hipofise anterior untuk merangsang sekresi hormon prolaktin di dalam epitel otak dan mengaktifkan sel-sel epitel pada alveoli untuk menampung air susu di dalam payudara.

Laporan dalam Jurnal Gizi dan Pangan tahun 2013 menunjukkan, asupan sumber pangan yang mengandung vitamin A memiliki hubungan yang signifikan dengan produksi ASI. Hal ini berarti, semakin tinggi konsumsi pangan sumber vitamin A, maka produksi ASI juga akan semakin tercukupi.

Dalam makanan, vitamin A terurai menjadi dua bentuk, yaitu retinol yang terdapat dalam pangan hewani (seperti hati, daging, susu dan produk olahannya, telur, dan minyak ikan), serta karotenoid yang terdapat dalam pangan nabati, termasuk sayuran berwarna hijau, merah atau jingga, serta buah berwarna jingga atau merah.

Pemerintah bahkan telah menggalakkan suplementasi guna memenuhi kebutuhan vitamin A ini pada ibu pasca melahirkan dengan memberikan dua kap­sul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI atau 60.000 RE per kapsul).

Konsumsi pangan sumber vitamin A dan kapsul vitamin A memi­liki manfaat yang penting bagi ibu menyusui. Hal ini karena fungsi vitamin A yang dapat memengaruhi produksi ASI.

4. Zat besi

pixabay.com/cegoh

Peningkatan kebutuhan akan zat besi lazim terjadi pada masa pertumbuhan bayi, pubertas, masa kehamilan, dan menyusui. Kejadian anemia yang dialami oleh ibu menyusui akan menurunkan produksi ASI, menurunkan kualitas dan kuantitas ASI.

Hal tersebut berkaitan dengan kerja hormon prolaktin dan oksitosin, serta akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan bayi usia 0-6 bulan. Oleh karenanya, kekurangan asupan zat besi dapat menurunkan produksi dari ASI ibu yang sedang menyusui karena meningkatkan risiko kejadian anemia.

Sumber zat besi yang mempunyai bioavailability tinggi berasal dari sumber hewani seperti daging merah, daging ayam, telur, hati, dan ikan. Sementara, sumber nabati seperti tempe dan tahu, kacang-kacangan, dan sayuran hijau mempunyai bioavailability lebih rendah dari sumber hewani.

Maka dari itu, anjuran sumber zat besi adalah memperolehnya dari pangan hewani karena lebih cepat diserap oleh tubuh. Namun, tak perlu khawatir, penyerapan zat besi dari bahan nabati ini juga bisa diperbaiki dengan konsumsi sumber vitamin C yang cukup, sehingga, penyerapannya menjadi optimal.

5. Zink

pixabay.com/JillWellington

Dalam Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga tahun 2018 dijelaskan, zink adalah modulator kunci dari biologi glandula mammae (kelenjar susu) dan sangat penting untuk keberhasilan laktasi. Glandula mammae adalah jaringan sekretorik yang membutuhkan zinc untuk proses biologis dalam mempengaruhi pembentukan ASI.

Mineral zink ini penting untuk aktivitas struktural, katalitik, dan pengaturan untuk sintesis dan mensekresi ASI. Selain itu, zink diduga berperan dalam proses sintesis, penyimpanan, dan sekresi prolaktin. Hormon prolaktin ini bertugas dalam meningkatkan sekresi ASI.

Perempuan dewasa perlu 12 mg zink per hari dan ibu hamil dan menyusui membutuhkan hingga 14 mg zink per hari. Jadi, kebutuhan asupan mineral zink ini perlu dijaga, meskipun kebutuhannya tidak banyak.

Sumber mineral zink ini bisa didapatkan dengan mengonsumsi makanan khususnya dari sumber protein hewani, seperti seafood, daging, kerang-kerangan, susu, dan telur. Serealia tumbuk dan kacang-kacangan juga merupakan sumber yang baik.

Itulah beberapa zat gizi yang membantu kelancaran produksi ASI pada ibu menyusui. Makanan ibu selama masa menyusui perlu mengandung cukup zat gizi yang diperlukan sehingga kelenjar pembuat air susu pada ibu menyusui dapat bekerja dengan sempurna dan mencukupi produksi ASI.

Selain itu, didukung konsumsi cairan yang cukup, ketenangan emosional, serta frekuensi isapan bayi juga merupakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk kelancaran produksi ASI bagi si buah hati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
ilham bintoro
Editorilham bintoro
Follow Us