Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perbedaan Asam Sulfat dan Asam Folat, Mana yang Dibutuhkan Ibu Hamil?

ilustrasi ibu hamil (freepik.com/user18526052)

Pada hari Minggu (3/12/2023), di acara diskusi ekonomi kreatif di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, salah satu calon wakil presiden (cawapres), Gibran, menyebutkan bahwa asam sulfat dibutuhkan selama kehamilan. Pernyataan tersebut mendapat sorotan masyarakat karena zat yang diperlukan selama kehamilan bukan asam sulfat, melainkan asam folat. Ia pun mengoreksi pernyataannya dan meminta maaf. 

Selama mengandung, ibu hamil membutuhkan nutrisi yang cukup agar ibu dan janinnya tetap sehat. Sebenarnya, apa perbedaan asam sulfat dan asam folat? Mana yang dibutuhkan selama kehamilan? Berikut pembahasannya. 

1. Mengenal asam sulfat

ilustrasi zat kimia (freepik.com/wirestock)

Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam kuat yang terdiri dari belerang, hidrogen, dan oksigen. Asam sulfat memiliki bau yang kuat dan berbentuk cairan bening. Asam sulfat dimanfaatkan di banyak industri. Ada banyak kegunaan asam sulfat dalam bidang industri, antara lain:

  • Analisis laboratorium
  • Pada aki mobil
  • Sebagai bahan dasar untuk memproduksi bahan kimia lainnya
  • Memproduksi kertas
  • Memurnikan minyak bumi.

2. Bahaya asam sulfat bagi kesehatan manusia

ilustrasi pasien yang dirawat di rumah sakit (pexels.com/Anna Shvets)

Asam sulfat memiliki sifat korosif sehingga dapat merusak kulit, mata, gigi, dan paru-paru. Paparan asam sulfat dapat melalui pernapasan, menelan, dan kontak kulit.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan bahwa menghirup droplet kecil asam sulfat dapat menyebabkan erosi gigi dan iritasi saluran pernapasan. Menelan asam sulfat pekat dapat membakar mulut dan tenggorokan, mengikis lambung, dan menyebabkan kematian.

Sementara itu, paparan asam sulfat pada mata dapat membakar mata dan menyebabkan mata berair. Luka bakar ini mengacu pada luka bakar kimia, bukan luka bakar fisik akibat kontak dengan benda panas.

3. Nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil salah satunya adalah asam folat

ilustrasi ibu hamil (unsplash.com/freestocks)

Status gizi perempuan sebelum dan selama kehamilan berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Perempuan dengan status gizi yang buruk selama periode sebelum dan awal kehamilan (sampai usia kehamilan 12 minggu) dapat meningkatkan risiko masalah pada kehamilan.

Cacat lahir atau kelainan bawaan dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, salah satunya defisiensi atau kekurangan mikronutrien. Cacat tabung saraf, seperti spina bifida merupakan salah satu kelainan bawaan yang paling umum terjadi. Bukti saat ini menunjukkan bahwa suplementasi asam folat dapat mencegah cacat tabung saraf.

4. Asam folat bisa mencegah cacat tabung saraf

ilustrasi vitamin asam folat (freepik.com/jcomp)

Asam folat merupakan jenis vitamin B yang diperlukan selama kehamilan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan semua perempuan mengonsumsi suplemen asam folat 400 mikrogram setiap hari sejak berencana hamil hingga usia kehamilan 12 minggu. Vitamin tersebut membantu mencegah cacat lahir pada otak dan tulang belakang janin yang disebut cacat tabung saraf.

Dilansir CDC, cacat tabung saraf dapat terjadi ketika tabung saraf tidak menutup dengan sempurna. Jenis cacat lahir ini berkembang saat awal kehamilan, seringkali saat wanita belum menyadari kehamilannya. Jenis cacat tabung saraf yang paling umum adalah spina bifida atau cacat sumsum tulang belakang dan anencephaly atau cacat otak.

5. Asam folat juga dapat mencegah anemia defisiensi asam folat

ilustrasi suplemen (freepik.com/Freepik)

Asam folat diperlukan sebelum dan selama kehamilan. Selain mencegah bayi mengalami cacat tabung saraf, asam folat juga membantu pembentukan sel darah merah. Tidak tercukupinya asam folat dapat menyebabkan anemia defisiensi asam folat. Anemia jenis ini lebih sering terjadi pada wanita usia subur daripada pria.

Anemia defisiensi asam folat paling sering terjadi selama kehamilan. Dilansir laman Office on Women's Health, gejala anemia defisiensi folat antara lain, kelelahan, sakit kepala, dan kulit pucat. Jika mengalami anemia defisiensi asam folat, dokter mungkin akan menyarankan mengonsumsi vitamin asam folat dan memperbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung folat.

Jadi kesimpulannya, zat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah asam folat, bukan asam sulfat, ya. Sebab, keduanya sangat berbeda dan justru asam sulfat bisa membahayakan kesehatan. 

Asam folat dibutuhkan sebelum dan selama kehamilan untuk membantu mencegah cacat tabung saraf. Zat ini juga dapat mencegah anemia defisiensi asam folat. Sementara itu, asam sulfat merupakan bahan kimia yang digunakan di industri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Izza Namira
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us