5 Fakta Demam Kucing, Penderita Diabetes Harus Waspada

Rentan menyerang jika memiliki daya tahan tubuh yang lemah

Istilah demam kucing mungkin tidak terlalu familier bagi masyarakat Indonesia. Namun dengan mendengar namanya saja, kamu pasti bisa menebak bahwa penyakit ini ada hubungannya dengan kucing, kan?

Benar, penyakit ini memang ada hubungannya dengan si anabul kesayangan. Demam kucing dikenal pula dengan sebutan cat scratch disease (CSD) atau cat scratch fever. Ini merupakan infeksi yang terjadi karena manusia terkena cakaran atau gigitan seekor kucing. Bagaimana bisa seperti itu? Nah, berikut penjelasan lengkapnya.

1. Demam kucing disebabkan oleh bakteri

5 Fakta Demam Kucing, Penderita Diabetes Harus Waspadailustrasi bakteri (pexels.com/Monstera)

Tidak semua kucing akan menularkan CSD. Hanya mereka yang telah terinfeksi atau terpapar bakteri bernama Bartonella henselae yang dapat menyebarkan penyakit ini kepada manusia maupun kepada sesama kucing lainnya.

Penularan dapat terjadi jika hewan tersebut mencakar, menggigit, atau menjilat area luka terbuka yang ada di tubuh manusia. Bisa juga terjadi ketika air liur mereka masuk ke dalam area putih pada mata.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan bahwa sekitar 40 persen kucing membawa bakteri Bartonella henselae selama beberapa waktu. Biasanya bakteri tersebut bersarang di dalam mulut atau di bawah cakarnya.

Pada kucing dewasa, biasanya bakteri didapatkan saat mereka menggaruk atau menggigit kutu yang menjadi inang. Bisa juga karena tertular dari kucing lain yang telah lebih dulu terinfeksi saat berkelahi.

Namun mayoritas yang terinfeksi adalah anak kucing dengan usia kurang dari 1 tahun. Mereka paling mungkin menyebarkannya kepada manusia, karena kita lebih tertarik untuk bermain dengannya. 

2. Kucing yang terinfeksi bakteri ini jarang menunjukkan gejala

5 Fakta Demam Kucing, Penderita Diabetes Harus Waspadailustrasi kucing (unsplash.com/@milada_vigerova)

Pada umumnya, kucing yang telah terinfeksi bakteri Bartonella henselae  tidak menunjukkan gejala apa pun. Inilah kenapa, kamu akan sulit mengetahui apakah peliharaanmu termasuk pembawa CSD atau tidak.

Namun, mengutip dari WebMD, terdapat beberapa kasus serius yang bisa terjadi pada kucing yang terinfeksi CSD. Mereka bisa menunjukkan beberapa gejala seperti kesulitan bernapas, infeksi di bagian mulut, mata, atau saluran kemihnya.

Jika muncul gejala-gejala seperti ini pada kucing peliharaan kamu, maka segera bawa ke dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan begitu, penularan CSD ataupun penyakit lain bisa dicegah.

Baca Juga: Inilah 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan saat Demam

3. Gejala demam kucing pada manusia

5 Fakta Demam Kucing, Penderita Diabetes Harus Waspadailustrasi pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak (dok. CDC)

Dilansir Johns Hopkins Medicine, ada beberapa gejala yang timbul akibat penyakit demam kucing. Mulai dari gejala yang umum dan relatif ringan hingga gejala yang cukup berat dan serius, berikut di antaranya:

  • Area sekitar bekas cakaran atau gigitan kucing memerah atau membengkak dalam beberapa hari
  • Terasa sakit dan terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di ketiak (jika dicakar atau digigit di area tangan) atau di pangkal paha (jika dicakar atau digigit di kaki). Biasanya terjadi dalam kurun waktu antara 1 sampai 3 minggu dan tidak kunjung mengempis atau sembuh
  • Muncul gejala mirip flu, seperti sakit kepala, demam, kelelahan, atau kehilangan nafsu makan
  • Muncul ruam-ruam di tubuh 

Ada pula gejala yang sangat jarang terjadi tapi memungkinkan untuk berkembang menjadi lebih parah. Seperti dikutip dari Healthline, di antaranya adalah:

  • Sakit punggung
  • Menggigil
  • Nyeri sendi
  • Sakit atau kram perut
  • Demam berkepanjangan

Gejala-gejala tersebut tidak langsung muncul sesaat setelah dicakar atau digigit kucing. Butuh waktu beberapa hari atau beberapa minggu setelahnya untuk terlihat. Jadi, jika dalam kurun waktu 1 sampai 3 minggu setelah dicakar atau digigit kamu mengalami beberapa gejala di atas dan tidak kunjung sembuh, maka segeralah menemui dokter. 

4. Siapa saja yang rentan terkena CSD?

5 Fakta Demam Kucing, Penderita Diabetes Harus Waspadailustrasi kucing menggigit tangan manusia (unsplash.com/@herman_delgado)

CSD atau demam kucing biasanya tidak terlalu serius dan umumnya tidak memerlukan perawatan khusus. Bekas luka akibat cakaran atau gigitan kucing biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari. Namun akan berbeda ceritanya, jika kamu memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. 

Dilansir Healthline, beberapa kelompok orang yang berisiko mengalami masalah serius dari demam kucing ini di antaranya: 

  • Penderita diabetes
  • Penderita kanker
  • Penderita HIV/AIDS
  • Ibu hamil
  • Orang yang menerima transplantasi organ tubuh

Jika kamu tidak termasuk dalam beberapa kelompok di atas dan kamu yakin bahwa daya tahan tubuhmu cukup kuat, maka kamu tidak perlu panik jika mendapat cakaran atau gigitan kucing, ya. 

4. Apa yang akan terjadi jika penderita diabetes terdiagnosis mengalami CSD?

5 Fakta Demam Kucing, Penderita Diabetes Harus Waspadailustrasi pemeriksaan diabetes (pexels.com/@pavel-danilyuk)

Bagi penderita diabetes, demam kucing dapat menjadi sangat berbahaya dan harus dihindari. Healthline melansir, tingginya kadar gula darah dapat merusak organ dan jaringan di seluruh tubuh penderita diabetes, termasuk jaringan kulit. Luka sedikit saja akan membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa sembuh, karena jaringan telah rusak. 

Salah satu penyakit komplikasi yang mungkin juga dialami penderita diabetes adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Maka dari itu, cakaran atau gigitan kucing yang telah terinfeksi bakteri Bartonella henselae akan sangat mungkin menjadi lebih parah bagi penderita diabetes. 

Perawatan yang diberikan oleh dokter untuk kasus serius seperti ini atau bagi kelompok lain yang memiliki daya tahun tubuh lemah biasanya dengan memberikan antibiotik. Jumlah dosis dan lamanya waktu perawatan akan berbeda tergantung kondisi klinis pasien, tapi kemungkinan dapat berlangsung sekitar 5 hari sampai 2 minggu. 

5. Demam kucing dapat dicegah dan disembuhkan

5 Fakta Demam Kucing, Penderita Diabetes Harus Waspadailustrasi memandikan kucing (unsplash.com/@theamazingdjw)

Seperti yang telah dijelaskan pada poin-poin sebelumnya, bahwa CSD atau demam kucing bukanlah penyakit yang serius. Bisa berdampak serius hanya jika kita berada dalam kondisi fisik yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Itu artinya, jika kita menyadari kondisi kesehatan kita dan bersikap lebih teliti dan hati-hati, tentu komplikasi CSD dapat dihindari.

Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa kita lakukan:

  1. Hindari melakukan kontak langsung dengan kucing liar, seperti memegang atau memeluk atau mendekatkan ke area wajah (terutama mata dan mulut)
  2. Jika daya tahan tubuhmu lemah, sebaiknya pelihara kucing dewasa saja dibandingkan yang masih kecil. Sebab anak kucing lebih rentan membawa berbagai macam bakteri di dalam tubuhnya
  3. Lakukan vaksinasi dan pemeriksaan rutin pada kucing peliharaan
  4. Rajin memotong kuku kucing peliharaan agar tidak menyebabkan luka jika tidak sengaja tergores cakarnya.
  5. Awasi pergaulan si kucing peliharaan. Ini mungkin terdengar lucu, tapi cukup masuk akal, lho. Kucing dapat terinfeksi bakteri Bartonella henselae dari kucing lain yang telah lebih dulu terinfeksi
  6. Selalu menjaga kebersihan kandang dan tubuh kucing. Ingat, bakteri penyebab CSD ini dapat dibawa oleh kutu yang dapat dengan mudah hinggap dan berkembang biak di dalam bulunya
  7. Meskipun kamu sudah sangat yakin bahwa kucing peliharaan kamu bersih dan sehat, ada baiknya kamu selalu rutin mencuci tangan setelah bermain dengannya
  8. Jika memang kamu sempat tercakar atau tergigit kucing, segeralah bersihkan area tersebut dengan air mengalir dan sabun. Jika berdarah, setelah dibersihkan segera olesi obat antibiotik dan tutup dengan plester. 

Sangat penting bagi kita untuk menjaga kebersihan dan kesehatan hewan peliharaan. Jangan sampai mereka yang seharusnya bisa membawa kebahagiaan di dalam rumah, justru menularkan penyakit kepada anggota keluarga.

Akan tetapi, risiko ini jangan sampai membuatmu takut apalagi sampai membenci hewan peliharaan seperti kucing atau anjing. Ingat, demam kucing umumnya tidak berbahaya, kecuali jika menyerang orang dengan imunitas lemah. Untuk menghindarinya, kita perlu menjaga pola hidup yang bersih, karena bersih pangkal sehat. 

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut bagi Lansia, Rutin Praktikkan!

Shera Suprapto Photo Verified Writer Shera Suprapto

Sharing useful, attractive and entertaining informations to you

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya