Risiko Kesehatan yang Mengintai di Salon Kuku, Hati-hati!

- Salon kuku bisa dipenuhi dengan bahan kimia berbahaya yang dapat memicu penyakit paru kronis, asma, dan kondisi paru-paru lainnya kambuh.
- Ada sekitar 100 bahan kimia berbahaya yang teridentifikasi dalam produk salon kuku, seperti aseton, formaldehida, toluena, dan lainnya.
- Menghirup asap dan debu kimia di salon kuku dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jangka pendek maupun panjang bagi pekerja maupun pelanggan.
Kamu mungkin secara rutin mengunjungi salon kuku untuk melakukan nail art. Namun, jika kamu memiliki riwayat penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, atau kondisi paru-paru kronis lainnya, lingkungan salon bisa memicu penyakit kambuh.
Produk salon kuku biasanya mengandung banyak bahan kimia, beberapa bisa berbahaya, sehingga kesehatanmu dapat terpengaruh oleh debu, asap, atau kabut yang kamu hirup saat berada di salon kuku. Dampak ini bahkan lebih kuat bagi karyawan salon kuku yang menghabiskan banyak waktu di sana setiap hari. Yuk, kita bahas apa saja bahaya yang mengintai di salon kuku!
1. Bahan kimia di salon kuku
Ada sekitar 100 bahan kimia teridentifikasi yang ditemukan dalam produk salon kuku. Di dalam satu cat kuku, terdapat banyak bahan kimia seperti asetat, ftalat, dan metakrilat. Selain itu, bahan kimia dalam penghapus cat kuku juga sama berbahayanya.
Berikut ini beberapa bahan kimia yang banyak ditemukan dalam salon kuku:
- Aseton: Ini banyak ditemukan dalam penghapus cat kuku. Efek yang bisa ditimbulkan berupa sakit kepala, pusing, serta iritasi mata, kulit, dan tenggorokan.
- Asetonitril: Ditemukan dalam penghapus lem kuku. Efeknya berupa iritasi hidung dan tenggorokan dan mual.
- Butil asetat: Digunakan dalam cat kuku dan penghapus cat kuku yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, kulit, mulut, serta sakit kepala.
- Dibutil ftalat: Ditemukan dalam cat kuku dan dapat menyebabkan mual serta iritasi kulit, hidung, dan mata.
- Etil asetat: Ditemukan dalam cat kuku, penghapus cat kuku, dan lem kuku. Efek yang ditimbulkan bisa berupa iritasi mata, perut, kulit, hidung, dan tenggorokan.
- Etil metakrilat: Ditemukan dalam cairan kuku palsu, zat kimia ini dapat memicu asma, iritasi pada mata, hidung, dan mulut, serta menyebabkan kesulitan berkonsentrasi.
- Formaldehida: Terdapat dalam cat kuku dan pengeras kuku yang digunakan di salon kuku. Bahan kimia ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, serangan asma, reaksi alergi, dan sebagainya.
- Toluena: Ditemukan dalam cat kuku dan lem kuku yang dapat menyebabkan kulit kering, sakit kepala, pusing, dan iritasi mata.
2. Orang yang bekerja di salon kuku menghadapi bahaya setiap hari

Efek dari bahan kimia ini bisa makin parah jika banyak produk digunakan pada saat yang sama, produk digunakan hari demi hari, atau jika ventilasi di salon buruk. Karenanya, orang yang bekerja di salon kuku menghadapi risiko yang paling besar.
Pasalnya, pekerja salon kuku harus bekerja berjam-jam, yang menambah lama waktu mereka terpapar bahan kimia. Jenis paparan ini dapat membuat pekerja langsung sakit atau mengembangkan efek samping seiring waktu.
3. Bahaya yang mengintai
Menghirup asap dan debu kimia di salon kuku dapat memengaruhi kesehatan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Studi yang dilakukan oleh Women's Voice for The Earth tahun 2014 menemukan bahwa lebih dari 60 persen pekerja salon mengalami kondisi kulit, seperti dermatitis, di tangan mereka. Kondisi ini sering kali muncul pertama kali selama pelatihan kerja salon.
Banyak pekerja salon kuku dan penata rambut mengalami penurunan fungsi paru-paru. Kedua kelompok ini juga lebih berisiko terkena asma.
Penata rambut, makeup artist, dan pekerja salon juga lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, keguguran, bayi lahir sumbing, dan kecacatan lahir lainnya.
Penata rambut juga mengalami peningkatan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, kanker paru-paru, kanker laring, kanker kandung kemih, dan multiple myeloma.
Orang yang bekerja di bidang kosmetik juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dibandingkan dengan pekerja pada bidang pekerjaan lain.
Risiko tertinggi dialami oleh pekerja salon yang telah bekerja lebih dari 20 tahun di industri tersebut. Mereka juga lebih berisiko mengembangkan penyakit Alzheimer (kondisi otak yang menyebabkan penurunan progresif dalam daya ingat, berpikir, belajar dan keterampilan berorganisasi); demensia onset dini (gejala demensia muncul sebelum usia 60 atau 65 tahun); dan penyakit neuron motorik (kondisi yang menyebabkan kelemahan pada otot, yang akhirnya menyebabkan kelumpuhan) pada usia lanjut.
4. Kiat melindungi paru-paru di salon kuku

Banyak salon kuku dan rambut tidak memiliki ventilasi yang baik. Akibatnya, asap, wewangian, dan emisi dapat bertahan di udara dan kamu terus menghirupnya selama perawatan.
Sebisa mungkin, carilah salon yang memiliki ventilasi baik untuk mengurangi paparan terhadap asap beracun. Jika kamu memiliki PPOK atau asma, pertimbangkan untuk mengenakan masker wajah selama perawatan.
Sebelum membuat janji temu, tanyakan apakah salon tersebut menggunakan produk yang ramah lingkungan, alami, organik, atau lebih aman.
5. Pengusaha salon kuku perlu mempertimbangkan pembersih udara dan ventilasi
Bagi pemilik salon, penting untuk memperhatikan keamanan klien dan karyawan yang bekerja.
Cara terbaik untuk menghilangkan bahan kimia berbahaya dari salon adalah melalui penggunaan sistem pembersih udara berkualitas tinggi. Selain itu, pastikan ruangan memiliki ventilasi yang memadai agar udara dapat bersikulasi dengan baik.
Referensi
"Dangers of Nail Salon Fumes to Indoor Air Quality." Enviro Klenz. Diakses pada Agustus 2024.
"Dangers From Nail And Hair Salon Fumes." Lung Institute. Diakses pada Agustus 2024.
"Health Hazards in Nail Salons." Occupational Safety and Health Administration. Diakses Agustus 2024.
"Unmasking the Impacts of Toxic Chemicals on Salon Workers." Women's Voices. Diakses pada Agustus 2024.