5 Tips Cegah Hipotermia Saat Camping di Gunung Bersuhu Dingin

- Gunakan pakaian berlapis untuk menjaga suhu tubuh
- Pastikan sleeping bag cukup hangat dan sesuai suhu ekstrem
- Jaga tubuh tetap kering dan konsumsi makanan tinggi kalori
Udara dingin di gunung memang bikin suasana makin syahdu, tapi juga bisa bahaya kalau gak diantisipasi. Salah satu risiko paling seriusnya adalah hipotermia, yang bisa datang tiba-tiba saat suhu turun drastis di malam hari. Kalau gak siap, bisa-bisa perjalanan seru berubah jadi mimpi buruk.
Buat kamu yang suka camping di ketinggian, penting banget tahu cara menjaga tubuh tetap hangat. Gak perlu ribet, cukup lakukan beberapa langkah sederhana ini biar tetap aman dan nyaman. Yuk, simak 5 tips penting buat cegah hipotermia saat camping di gunung bersuhu dingin!
1. Gunakan pakaian berlapis

Salah satu kesalahan paling umum yang sering dilakukan pendaki pemula adalah cuma mengandalkan satu jaket tebal buat lawan dingin. Padahal, yang paling efektif itu justru sistem berpakaian berlapis. Mulai dari base layer yang nempel di kulit buat nyerap keringat, mid layer kayak fleece buat ngunci panas tubuh, sampai outer layer tahan angin dan air.
Penting juga buat pilih bahan yang gak gampang nyerap air. Hindari katun karena dia bisa nyimpen kelembapan dan bikin tubuh tambah dingin. Lebih baik pilih bahan sintetis atau merino wool yang cepat kering dan tetap hangat walau agak basah. Jadi, jangan cuma mikirin gaya, yang penting fungsinya, Bro dan Sis. Karena saat suhu drop drastis, pilihan outfit bisa jadi penyelamat nyawa kamu!
2. Pastikan sleeping bag cukup hangat dan sesuai suhu ekstrem

Jangan remehkan peran sleeping bag, karena ini adalah “selimut hidup” kamu saat malam di gunung. Gak semua sleeping bag cocok buat suhu ekstrem, jadi kamu harus cek dulu rating temperature-nya sebelum beli atau pinjam. Idealnya, cari yang punya comfort rating di bawah suhu terendah yang bakal kamu hadapi. Kalau perlu, tambahin liner buat ekstra hangat dan kenyamanan.
Selain itu, jangan biarkan udara dingin masuk dari lubang kecil di sekitar leher atau kaki. Kencangkan tali penutup kepala dan pastikan ritsleting rapat sampai bawah. Buat kamu yang suka gerah, tetap jangan buka-buka bagian tubuh terlalu banyak karena udara malam bisa langsung nyerang. Jadi, tidur pun harus strategis, bukan cuma rebahan, tapi juga pertahanan dari dingin.
3. Jaga tubuh tetap kering

Kalau tubuh kamu lembap karena hujan, keringat, atau embun, panas tubuh bisa cepat hilang dan bikin kamu makin rawan hipotermia. Makanya, penting banget buat selalu ganti baju basah, terutama setelah mendaki atau aktivitas berat. Bawa dry bag buat nyimpen baju kering, dan hindari pakai pakaian yang udah lembap, walaupun kelihatannya masih bisa dipakai.
Bahkan kaki yang basah juga bisa mempercepat hilangnya panas tubuh, jadi pastikan kamu punya kaus kaki cadangan. Gunakan alas kaki yang tahan air kalau bisa, apalagi saat cuaca gak bersahabat. Intinya, jaga diri kamu tetap kering seperti menjaga rahasia mantan, rapat dan gak boleh bocor. Karena tubuh kering = tubuh hangat!
4. Konsumsi makanan tinggi kalori dan minum air hangat

Kalau kamu pikir makan itu cuma buat isi tenaga, kamu salah besar. Di suhu dingin, tubuh butuh lebih banyak energi buat menjaga suhu inti tetap stabil. Itulah kenapa kamu wajib konsumsi makanan tinggi kalori seperti cokelat hitam, kacang-kacangan, keju, atau makanan instan hangat yang padat gizi. Jangan takut “gendut” dulu, yang penting kamu gak hipotermia!
Minum air hangat juga penting banget karena bisa bantu jaga sirkulasi darah dan bikin kamu lebih nyaman. Hindari minuman dingin atau beralkohol karena malah bikin suhu tubuh turun. Gak perlu bawa thermos besar, cukup botol tahan panas dan isi ulang dengan air panas dari kompor camping. Jadi, selain perut kenyang, badan pun tetap hangat dan siap tempur!
5. Tetap aktif agar suhu tubuh stabil

Diam terlalu lama di suhu dingin malah bikin kamu cepat menggigil. Saat kamu bergerak, tubuh otomatis menghasilkan panas lewat metabolisme. Jadi, penting banget buat tetap aktif meskipun cuma jalan-jalan kecil di sekitar tenda atau melakukan peregangan ringan. Tapi ingat, jangan sampai terlalu capek dan malah keringetan, karena itu justru kontraproduktif.
Kalau malam, sebelum tidur, kamu bisa coba lakukan gerakan pemanasan ringan seperti jumping jack atau squat beberapa kali. Aktivitas kecil ini cukup buat “starter” sistem penghangat tubuh alami kamu. Bayangin aja tubuhmu kayak mesin, kalau diem terus bisa mati mesin. Jadi, tetap gerak secukupnya supaya tubuh tetap on dan gak “beku”!
Camping di gunung memang seru, apalagi pas suasana hening dan langit berbintang. Tapi jangan sampai euforia bikin kamu lupa bahwa alam bisa berubah ekstrem kapan aja. Dengan persiapan yang tepat dan pemahaman soal bahaya hipotermia, kamu bisa tetap menikmati petualangan tanpa risiko berlebihan.
Ingat, jadi pendaki keren itu bukan cuma soal menaklukkan puncak, tapi juga soal bisa menjaga diri. Yuk, bawa pulang cerita seru dari gunung, bukan cerita nyaris celaka karena salah persiapan. Keep warm, stay safe, and enjoy the mountain vibes!
Referensi:
Layering for Winter Backpacking. Winter Backpacking. Diakses Juli 2025.
Choosing the Best Sleeping Bag for Cold Weather. KOA. Diakses Juli 2025.
How To Avoid, Recognize and Treat Hypothermia. WTA. Diakses Juli 2025.
Outdoor Action Guide to Winter Camping. Princeton. Diakses Juli 2025.
Warming Up on the Hunt: Preventing Hypothermia While Camping. Birch. Diakses Juli 2025.