WHO: 2,5 Miliar Orang Diprediksi Kena Gangguan Pendengaran pada 2050

Telinga merupakan organ yang penting untuk mendengarkan suara. Apabila ada masalah pada bagian tertentu pada telinga, maka gangguan pendengaran bisa terjadi. Adanya gangguan pendengaran membuat kita sulit mendengar suara dengan intensitas tertentu.
Gangguan pendengaran kerap dianggap sebagai masalah yang biasa dialami lansia. Namun, gangguan pendengaran juga bisa terjadi pada usia yang lebih muda. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan mendengarkan suara keras yang berakibat pada rusaknya bagian tertentu di dalam telinga. Kalau tidak dicegah, bukan hal mustahil makin banyak orang yang pendengarannya terganggu.
1. Gangguan pendengaran

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), seseorang yang tidak mampu mendengar sebaik orang dengan pendengaran normal dikatakan mengalami gangguan pendengaran. Kondisi tersebut bisa terjadi pada salah satu telinga atau keduanya.
Gangguan dengar dapat menyebabkan seseorang kesulitan mendengarkan percakapan atau suara keras. Gangguan pendengaran yang dialami bisa bermacam-macam, mulai dari ringan, sedang, hingga berat.
2. Jumlah orang yang mengalami gangguan pendengaran diperkirakan meningkat

Gangguan pendengaran dan ketulian meluas dan dapat ditemukan di berbagai negara. Ada lebih dari 1 miliar orang berisiko mengalami gangguan pendengaran permanen karena praktik mendengarkan yang tidak aman. Jika tidak dicegah, angka tersebut diperkirakan makin meningkat menjadi hampir 2,5 miliar orang pada tahun 2050, yang mana 700 juta di antaranya membutuhkan rehabilitasi pendengaran.
Prevalensi gangguan dengar makin meningkat seiring bertambahnya usia. Sekitar 30 persen orang berusia lebih dari 60 tahun mengalami gangguan pendengaran.
Walaupun cenderung meningkat saat berusia tua, tetapi gangguan pendengaran juga bisa terjadi pada anak-anak. Ada 34 juta anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran dan ketulian secara global, yang mana 60 persen di antaranya disebabkan oleh faktor yang bisa dicegah.
3. Penyebab gangguan pendengaran dan ketulian

Terdapat banyak penyebab mengapa seseorang mengalami gangguan pendengaran dan ketulian. Kondisi tersebut juga bisa memengaruhi pada berbagai periode kehidupan, mulai dari anak-anak, dewasa, hingga lansia.
Menurut WHO, penyebab utama gangguan pendengaran, di antaranya adalah adanya gangguan pendengaran bawaan atau sejak awal masa kanak-kanak, infeksi telinga tengah kronis, gangguan pendengaran akibat kebisingan, gangguan pendengaran akibat usia, dan obat-obatan ototoksik yang merusak telinga bagian tengah. Sebagian penyebab dari gangguan pendengaran tersebut bisa dicegah.
4. Apa saja dampak dari gangguan pendengaran?

Mayo Clinic menjelaskan bahwa gangguan pendengaran bisa berdampak signifikan pada kualitas hidup kita. Pada orang dewasa, gangguan pendengaran bisa mengakibatkan depresi karena akan membuat mereka kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, gangguan pendengaran juga bisa berdampak pada aspek kognitif.
WHO menyebutkan bahwa anak-anak dengan gangguan pendengaran di negara-negara berkembang sering tidak mengenyam pendidikan. Sementara itu, orang dewasa yang mengalami gangguan pendengaran cenderung lebih kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan.
5. Dampak dari gangguan pendengaran bisa diminimalkan

Banyak dampak gangguan pendengaran yang bisa diminimalkan melalui deteksi dini dan melakukan intervensi dini pada masa kanak-kanak. Beberapa di antaranya termasuk program pendidikan khusus dan pengajaran bahasa isyarat bagi anak-anak dan keluarganya.
Penerapan teknologi, seperti alat bantu dengar, implan koklea, dan lainnya juga dapat membantu orang dengan gangguan pendengaran. Terapi wicara juga akan mendatangkan manfaat bagi orang-orang yang pendengarannya terganggu.
6. Pencegahan gangguan pendengaran

Gangguan pendengaran disebabkan oleh banyak faktor. Penting untuk mencegahnya sepanjang tahap kehidupan, dari masa kehamilan, kelahiran, sampai saat berusia tua.
Hampir 60 persen gangguan pendengaran pada anak-anak disebabkan oleh hal yang bisa dicegah. Begitu pula pada orang dewasa, yang sebagian penyebab gangguan pendengaran juga bisa dicegah, misalnya paparan suara yang keras.
Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menurunkan risiko mengalami gangguan pendengaran antara lain:
- Melakukan imunisasi.
- Praktik pengasuhan ibu dan anak yang baik.
- Menerapkan perilaku mendengarkan dengan aman.
- Menggunakan obat-obatan secara rasional sesuai saran dokter untuk mencegah gangguan pendengaran.
Gangguan pendengaran diperkirakan akan makin meningkat hampir 2,5 miliar orang pada tahun 2050. Oleh sebab itu, kesehatan pendengaran harus dijaga sejak dini untuk menurunkan risiko gangguan pendengaran di kemudian hari.