60% Gangguan Pendengaran Bisa Dicegah, Bagaimana Caranya?

Penyebab utama gangguan pendengaran adalah tuli kongenital, infeksi telinga atau congek, tuli akibat bising, tuli karena faktor usia, dan tuli karena kotoran telinga.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Indonesia (PERHATI-KL) dr. Yussy Afriani Dewi, Sp.T.H.T.B.K.L mengatakan bahwa 60 persen gangguan pendengaran disebabkan oleh hal-hal yang bisa dicegah.
“Pencegahan dilakukan dengan identifikasi sedini mungkin pada berbagai kelompok usia,” ujar dr. Yussy pada konferensi pers Hari Pendengaran Sedunia, Rabu (1/3/2023) di Jakarta.
Pemerintah targetkan layanan kesehatan telinga dan pendengaran pada 2030 dengan deteksi dini

Deteksi dini pendengaran paling pertama adalah skrining pada bayi baru lahir dan balita. Kemudian, skrining pada anak dan usia prasekolah, pada individu yang terpapar suara bising atau zat kimia secara terus-menerus, pada individu terpapar obat ototoksik karena beberapa obat dapat menyebabkan gangguan dengar, serta pada usia tua.
Upaya menjaga kesehatan pendengaran dapat dilakukan dengan deteksi dini adanya gangguan pendengaran, menghindari kebisingan, pola hidup bersih dan sehat yang baik, memperhatikan kebersihan liang telinga, dan tidak minum obat ototoksik dalam jangka panjang tanpa konsultasi dengan dokter.
“Hindari membersihkan telinga sendiri, hindari mengorek-korek telinga, hindari penggunaan earphone dengan volume keras dalam waktu lama,” ucap dr. Yussy dalam sebuah rilis.
Pemerintah menargetkan layanan kesehatan telinga dan pendengaran pada 2030, yaitu:
- 20 persen peningkatan layanan skrining pada bayi baru lahir.
- 20 persen peningkatan layanan masyarakat dewasa dengan gangguan pendengaran yang menggunakan alat bantu dengar dan implan,
- 20 persen penurunan angka infeksi telinga kronis dan gangguan dengar pada anak sekolah usia 5—9 tahun.
Waspadai potensi gangguan pendengaran dari lingkungan kerja

Gangguan pendengaran juga bisa disebabkan oleh lingkungan kerja yang bising. Perwakilan dokter dari Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI) dr. F. Handoyo, MPH SpOK, menjelaskan bahwa kebisingan di tempat kerja dapat menyebabkan gangguan kesehatan bila kebisingan melampaui 85 desibel selama 8 jam terus-menerus setiap hari.
Kebisingan tersebut dapat berasal dari mesin, peralatan kendaraan, dan proses industri.
“Gangguan pendengaran akibat bising yaitu ketulian bersifat sementara atau permanen. Jadi tidak langsung tuli tetapi bertahap, pelan-pelan pendengarannya menurun dan bisa pulih lagi. Namun, jika tidak diatasi segera dapat mengakibatkan ketulian permanen,” ungkap dr. Handoyo.
Pencegahan gangguan pendengaran di tempat kerja dapat dilakukan pencegahan primer dan sekunder.
Pencegahan primer dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan termasuk kesehatan pendengaran calon karyawan. Selanjutnya dilakukan pencegahan sekunder dengan pemeriksaan kesehatan tahunan.
Waspadai gejala gangguan pendengaran

Menambahkan dari Cleveland Clinic, berikut adalah beberapa tanda peringatan gangguan pendengaran:
- Kesulitan mendengar percakapan, terutama dengan adanya kebisingan latar belakang.
- Kamu sering meminta orang lain untuk mengulangi apa yang mereka katakan.
- Kamu tidak selalu mengerti apa yang dikatakan orang lain dan akibatnya kamu menjawab dengan tidak tepat.
- Kesulitan mendengar di telepon.
- Setuju, menganggukkan kepala, atau tersenyum selama percakapan saat kamu tidak yakin dengan apa yang dikatakan, atau kamu berusaha keras untuk mendengar atau mengikuti percakapan.
Tanda-tanda peringatan tambahan gangguan pendengaran meliputi:
- Mengharuskan volume televisi atau radio lebih keras.
- Merasa orang bergumam saat berbicara.
- Sulit mendengar suara lingkungan, seperti kicauan burung.
- Menarik diri dari percakapan dan situasi sosial karena terlalu sulit untuk mendengar.
- Membaca gerak bibir sehingga kamu bisa mencoba mengikuti apa yang dikatakan orang.
- Mendengar suara bising di dalam telinga atau kepala (tinitus), yang tidak disebabkan oleh sumber suara eksternal.
Menjaga kesehatan telinga dan pendengaran sangat penting. Jaga kesehatannya dengan melindunginya dari cedera, menjaga kebersihan telinga bagian luar, dan perhatikan seberapa baik pendengaran kamu. Jangan ragu untuk menemui dokter apabila kamu merasa mengalami gangguan pendengaran untuk pertama kalinya, atau gangguan telah dirasakan selama beberapa hari atau minggu.