Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang dengan fobia (betterhelp.com)

Apa kamu selalu merasa takut atau panik ketika melihat darah? Mungkin bisa jadi kamu mengidap hemophobia atau hemofobia, yaitu orang yang punya rasa takut berlebih terhadap darah.

Fobia ini dapat muncul akibat adanya pengalaman pribadi atau masalah lainnya yang membuat seseorang takut terhadap darah. Berikut ini informasinya yang perlu kamu ketahui.

1. Apa itu hemophobia

ilustrasi tangan bersimbah darah (pexels.com/NEOSiAM 2021

Hemophobia adalah ketakutan berlebihan atau tidak rasional saat melihat darah atau melihat sesuatu hal yang melibatkan darah. Orang dengan fobia ini biasanya merasa tidak nyaman, ketakutan, panik, hingga bisa pingsan saat melihat darah.

Fobia ini termasuk ke dalam jenis fobia spesifik yang masuk dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition: DSM-5.

2. Gejala fobia darah

ilustrasi seseorang yang memiliki fobia (everydayhealth.com)

Kemunculannya gejala fobia darah bisa dipicu dengan melihat darah secara langsung maupun tidak, seperti melihat melalui gambar atau video. Sebagian pengidapnya pun bisa mengalami gejala hanya dari membayangkan darah saja.

Ketika melihat atau membayangkan yang berkaitan dengan darah, seketika reaksi gejala fisik maupun emosional pun muncul bisa meliputi:

  • Pingsan
  • Merasa kepanasan atau kedinginan
  • Mual 
  • Pusing
  • Lemas
  • Gemetar
  • Sesak atau nyeri dada
  • Berkeringat
  • Jantung berdetak cepat
  • Kesulitan bernapas
  • Cemas atau panik yang ekstrem
  • Merasa tak berdaya
  • Kehilangan kendali
  • Ingin melarikan diri
  • Merasa seperti akan mati atau pingsan

Akan tetapi, bagi anak-anak, terjadinya gejala biasanya berupa tangisan, mengamuk, bersembunyi, melarikan diri, atau selalu ingin dekat dengan orang tuanya.

3. Penyebab fobia darah

ilustrasi kecelakaan (videohive.net)

Penyebab fobia darah sering kali disebabkan oleh pengalaman buruk yang melibatkan darah, misalnya pernah mengalami kecelakaan, cedera traumatis, atau penyakit lain yang menyebabkan kehilangan banyak darah.

Namun, para ahli mengatakan bahwa penyebab fobia darah tidak hanya berasal dari kejadian spesifik yang melibatkan darah. Mungkin ada faktor lain seseorang memiliki pengalaman mengerikan terhadap warna merah dan merefleksikannya menjadi takut terhadap darah. Hemophobia juga bisa disebabkan oleh faktor genetik.

Misalnya pengalaman pada masa kanak-kanak, anak pernah melihat orang tua atau pengasuhnya takut darah. Anak pun bisa mengembangkan hemophobia. Umumnya, fobia darah mulai berkembang pada usia rata-rata 7-9 tahun.

4. Ciri-ciri orang yang mengidap fobia darah

ilustrasi serangan panik (pexels.com/MART PRODUCTION)

Seseorang yang mengalami hemophobia bisa terlihat dengan berbagai ciri-ciri sebagai berikut:

  • Perasaan takut, cemas, dan panik.
  • Sebenarnya orang dengan fobia darah sadar dengan ketakutan irasional yang ia rasakan. Namun ia merasa tak berdaya saat mengontrol ketakutannya tersebut.
  • Merasa semakin cemas ketika benda yang ditakuti semakin mendekat kepadanya. 
  • Akan melakukan semuanya demi menghindari sumber fobianya. Jika belum menemukan caranya, ia dapat bertahan dengan memendam rasa ketakutannya yang intens.
  • Merasa sulit saat melakukan aktivitas biasa saat dilanda ketakutan dan kecemasan.
  • Tubuh mengalami reaksi lain seperti berkeringat, detak jantung yang cepat, dan merasa sulit bernapas.
  • Merasa mual, pusing, dan pingsan jika berada di dekat darah.
  • Tubuh gemetar dan disorientasi.

5. Hal yang bisa dilakukan saat mengalami gejala fobia

ilustrasi menenangkan diri (yourtango.com)

Jika kamu memiliki ketakutan berlebihan terhadap darah, tak perlu khawatir. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan ketika rasa takut tersebut muncul. 

Pertama, kendalikan pikiranmu dengan tenang dan jangan membayangkan hal-hal yang berkaitan darah. Duduklah dan atur napas secara perlahan sambil memejamkan kedua mata.

Setelah itu, minumlah segelas air putih agar perasaanmu lebih tenang. Terakhir, hindari melihat atau membayangkan darah.

Bila merasa ketakutan yang dirasakan makin parah atau berdampak buruk pada kualitas hidup, sebaiknya temui profesional seperti psikolog atau psikolog. Mereka bisa membantumu dalam mengendalikan rasa takut tersebut dengan berbagai terapi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team