Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bernapas (pexels.com/Alexandr Podvalny)

Tahukah kamu, dalam kondisi normal, tubuh biasanya menarik dan mengembuskan sekitar 12-15 napas per menit? Namun pada kondisi tertentu, tubuh bisa bernapas lebih cepat dari biasanya atau secara berlebihan. Kondisi ini dikenal sebagai hiperventilasi.

Hiperventilasi merupakan pernapasan yang sangat cepat, yang dalam beberapa kasus, juga dapat menyebabkan pernapasan yang lebih dalam dari biasanya. Umumnya, orang mengalami hiperventilasi sebagai respons emosional seperti, panik, ketakutan, stres, ataupun fobia.

Lantas, apa yang menyebabkan hiperventilasi? Apakah kondisi ini berbahaya? Yuk, simak penjelasan medisnya secara lengkap berikut ini.

1. Apa yang terjadi pada tubuh saat mengalami hiperventilasi?

ilustrasi badan lemah (pexels.com/George Milton)

Pada kondisi normal, kita bernapas dengan menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida secara seimbang. Namun ketika mengalami hiperventilasi, pernapasan normal berubah menjadi lebih cepat, yang memungkinkan untuk mengeluarkan gas karbon dioksida lebih banyak daripada menghirup oksigen.

Akibatnya, kadar gas karbon dioksida dalam tubuh menurun secara cepat. Penurunan ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak sehingga dapat menyebabkan gangguan yang muncul sebagai gejala hiperventilasi.

2. Gejala hiperventilasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di