Fakta Actemra, Obat untuk Menangani Peradangan pada Pasien COVID-19

Tidak bisa sembarang didapat dan digunakan

Hingga saat ini belum ada obat spesifik yang dapat mengobati COVID-19, penyakit akibat virus corona SARS-CoV-2.

Pengobatan bergantung pada seberapa parah infeksi. Untuk penyakit yang ringan, istirahat di rumah dan minum obat untuk menangani demam sering kali sudah cukup. Namun, kasus yang lebih parah butuh rawat inap dengan pengobatan dan perawatan yang mungkin termasuk oksigen tambahan, ventilasi, dan tindakan medis pendukung lainnya.

Sudah banyak beredar kabar mengenai beragam obat untuk penanganan pasien COVID-19. Salah satunya adalah Actemra. Obat apa ini dan apa fungsinya?

1. Actemra merupakan repurposed drug dari obat untuk kondisi autoimun

Fakta Actemra, Obat untuk Menangani Peradangan pada Pasien COVID-19Tocilizumab dijual dengan nama Actemra (wsj.com)

Perlu digarisbawahi, Actemra bukan obat khusus untuk menyembuhkan COVID-19. Sebelumnya obat ini digunakan untuk menangani artritis reumatoid atau penyakit autoimun. 

Dilansir situs resminya, actemra.com, obat ini juga dikenal sebagai pelawan reseptor interleukin-6 (IL-6). Kebanyakan obat ini digunakan untuk orang dewasa, mengingat belum diketahui keamanan penggunaannya pada anak-anak, khususnya usia di bawah 2 tahun.

2. Obat ini akan mengikat IL-6 untuk menghambat peradangan

Fakta Actemra, Obat untuk Menangani Peradangan pada Pasien COVID-19ilustrasi obat Actemra (rheumatologyadvisor.com)

Sempat disebut pada poin sebelumnya tentang IL-6. Prof. Zullies Ikawati, Ph.D., Apt., Guru besar Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi UGM Universitas Gadjah Mada menjelaskan IL-6 ini adalah salah satu bentuk protein yang dilepaskan tubuh saat terjadi badai sitokin (cytokine storm).

Badai sitokin terjadi saat tubuh melepaskan terlalu banyak sitokin (salah satu protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh) ke dalam darah dalam rentang waktu yang cepat. Kondisi ini menyebabkan sel imun menyerang jaringan dan sel tubuh yang sehat hingga berakhir pada peradangan. Peradangan ini bisa mengakibatkan kerusakan organ-organ tubuh atau organ gagal berfungsi. Inilah alasan kenapa badai sitokin perlu diwaspadai karena bisa mengancam nyawa.

Nah, Actemra yang mampu mengikat reseptor IL-6 itu menghambat peradangan yang terjadi pada pasien. Dalam kasus infeksi COVID-19, obat ini bisa memperbaiki kondisi pasien hingga mengurangi risiko kematian.

Baca Juga: Obat Cacing Ivermectin untuk COVID-19, Efektif Sembuhkan Pasien?

3. Mekanisme terapi Actemra berbeda dengan obat lain

Fakta Actemra, Obat untuk Menangani Peradangan pada Pasien COVID-19cara kerja Actemra (Dok. Istimewa)

Actemra tidak bisa disamakan dengan obat lainnya seperti Remdesivir, Ivermectin, atau obat-obat lainnya. Ini karena mekanisme pengobatannya berbeda. Jika Ivermectin diarahkan langsung kepada virusnya untuk mencegah infeksi virus melebar atau semakin kuat, maka Actemra sepenuhnya untuk meredam kondisi peradangan yang semakin parah pada pasien COVID-19.

“Actemra tidak berhubungan dengan virusnya, tetapi lebih kepada proses peradangannya yang mana tak hanya COVID-19 yang menjadi penyebab. Makanya, Actemra sebelumnya adalah obat resmi artritis reumatoid, penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan sendi,” terang Prof. Zullies.

4. Ada banyak efek samping yang bisa diakibatkan dari obat ini

Fakta Actemra, Obat untuk Menangani Peradangan pada Pasien COVID-19ilustrasi obat Actemra injeksi (empr.com)

Mengingat Actemra berhubungan langsung dengan imun tubuh, maka efek samping yang bisa terjadi pun cukup banyak. Dari situs resmi dan rilis Actemra, obat ini setidaknya punya beberapa efek samping yang terbagi sesuai frekuensi pada pasien.

Efek samping yang paling umum terjadi adalah terjadi infeksi saluran napas yang ditandai dengan gejala seperti batuk, hidung tersumbat, hingga sakit kepala; serta adanya reaksi tubuh pada lokasi penyuntikan. Ini dapat terjadi pada satu dari 10 pasien yang mendapat obat tersebut. Efek samping lainnya meliputi infeksi paru, masalah pada kulit, tekanan darah tinggi, peningkatan kadar kolesterol, dan lain-lain

Sementara itu, efek samping yang terhitung jarang atau tidak umum, atau dialami sekitar satu dari 100 pasien, adalah divertikulitis, infeksi jamur oportunistik, pankreatitis, selulitis, dan lain-lain.

5. Dokter akan mengamati efek samping yang terjadi pada pasien dan akan segera mengambil tindakan

Fakta Actemra, Obat untuk Menangani Peradangan pada Pasien COVID-19ilustrasi penyuntikan (dawn.com)

Prof. Zullies mengatakan bila efek samping Actemra bersifat personal. Itu artinya tiap orang punya efek samping berbeda dan semua itu akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Dokter pemberi resep akan sepenuhnya bertanggung jawab akan hal itu dan akan menindaklanjuti efek penggunaan obatnya.

“Akan ada tindakan tertentu sesuai efek samping yang muncul, tetapi bukan tidak mungkin juga sang dokter yang merawat akan menghentikan obat pada pasien bila diduga memberikan efek samping berlebih,” Prof. Zullies menerangkan.

Ia pun memperingatkan kalau penggunaan Actemra tidak bisa sembarangan dan untuk sekarang hanya diberikan kepada penderita COVID-19 bergejala berat sesuai indikasi.

“Perlu dipahami bahwa obat ini bisa diberikan kepada pasien COVID-19 dengan kondisi berat yang sudah mengalami peradangan. Harganya pun mahal karena merupakan produk biologi, diberikan dalam bentuk infus, dan hanya bisa diberikan oleh dokter dengan memperhatikan kondisi pasien. Jadi, percayakan kepada dokter terkait dengan saran penggunaannya, terutama bila obat ini diberikan untuk isu COVID-19,” pesan Prof. Zullies.

Baca Juga: Ivermectin Viral Jadi Obat COVID-19, Obat Apa sih Itu?

Topik:

  • Abraham Herdyanto
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya