Keratosis Pilaris: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan

Kondisi kulit yang tampak beruntusan mirip kulit ayam

Pernahkah kamu melihat kondisi kulit yang berutusan mirip kulit ayam? Itu adalah tanda keratosis pilaris yang juga sering disebut sebagai chicken skin.

Kondisi kulit apa ini? Apa penyebab, gejala, dan cara penanganannya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

1. Apa itu keratosis pilaris?

Keratosis Pilaris: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penangananilustrasi keratosis pilaris (msdmanuals.com/James G. H. Dinulos, MD)

Dilansir MedicineNet, keratosis pilaris adalah kondisi gangguan pada kulit yang ditandai dengan banyak benjolan kecil, kasar, merah, atau kecokelatan, terutama di sekitar folikel rambut di lengan atas, kaki, pantat, dan terkadang pipi.

Keratosis pilaris menciptakan tampilan mirip seperti kulit ayam. Kondisi ini bisa terjadi pada orang sehat dan sangat umum menyerang orang-orang dari segala usia. Banyak anak-anak dan remaja yang mengalaminya, tetapi biasanya akan hilang sendiri saat mereka beranjak dewasa.

Kondisi kulit ini tidak menular, dan benjolan di kulit umumnya tidak menyebabkan ketidaknyamanan atau gatal.

2. Tanda dan gejala

Keratosis Pilaris: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penangananilustrasi seseorang dengan keratosis pilaris (pexels.com/Angela Roma)

Gejala keratosis pilaris adalah tumbuhnya benjolan kecil dan kasar di kulit. Benjolan bisa berwarna putih atau merah, dan sering kali disertai dengan kulit kering dan bersisik. Beberapa orang dengan kondisi kulit ini melaporkan bahwa benjolan tersebut seperti kulit ayam atau fenomena kulit saat merinding (goosebumps).

Menurut laporan dalam International Journal of Trichology tahun 2012, kebanyakan orang pertama kali mengalami gejala saat anak-anak atau remaja, dan keratosis pilaris lebih sering terjadi pada usia muda daripada dewasa.

Keratosis pilaris bisa muncul di bagian tubuh mana pun yang memiliki folikel rambut, dengan tempat tersering adalah:

  • Lengan atas (92 persen kasus).
  • Paha (59 persen kasus).
  • Pantat (30 persen kasus).

Benjolan sering kali memiliki "kepala" putih yang terlihat. Namun, tidak seperti jerawat dan beberapa benjolan kulit lainnya, pori yang tersumbat tersebut bukan karena infeksi atau bakteri. Beruntusan yang terjadi pada keratosis pilaris terjadi saat keratin, protein pelindung kulit, menumpuk dan menyumbat folikel rambut.

Baca Juga: Tinea Nigra: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

3. Penyebab

Keratosis Pilaris: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penangananilustrasi keratosis pilaris (pexels.com/Angela Roma)

Dilansir Healthline, kondisi kulit jinak ini disebabkan oleh penumpukan keratin, protein rambut, di pori-pori.

Pada keratosis pilaris, keratin rambut tubuh tersumbat di pori-pori, menghalangi pembukaan folikel rambut yang sedang tumbuh. Akibatnya, benjolan kecil terbentuk di tempat rambut seharusnya berada. Bila kamu mengorek benjolan, kamu mungkin akan melihat rambut kecil muncul.

Penyebab pasti penumpukan keratin ini tidak diketahui. Akan tetapi, para ahli menduga ada kaitannya dengan kondisi kulit seperti dermatitis atopik dan penyakit genetik.

Menambahkan dari Medscape, dari orang yang terkena keratosis pilaris, sekitar 50 sampai 70 persen memiliki kecenderungan genetik. Kondisi kulit kering tampaknya memperburuk penyakit ini. Keratosis pilaris lebih sering terjadi pada saudara kandung dan kembar.

4. Siapa yang rentan terkena keratosis?

Keratosis Pilaris: Penyebab, Gejala, Diagnosis, PenangananIlustrasi perempuan hamil (IDN Times/Arief Rahmat)

Keratosis pilaris bisa terjadi pada orang-orang dengan:

  • Kulit kering.
  • Eksem.
  • Iktiosis.
  • Rinitis alergi.
  • Kegemukan.
  • Jenis kelamin perempuan.
  • Anak-anak atau remaja.
  • Keturunan Celtic.

Walaupun siapa saja bisa terkena, tetapi keratosis pilaris paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Kondisi ini sering dimulai pada akhir masa bayi atau selama masa remaja. Biasanya hilang di usia pertengahan 20-an, dengan sebagian besar kasus benar-benar hilang pada usia 30 tahun.

Perubahan hormonal dapat menyebabkan perburukan gejala selama kehamilan dan selama masa pubertas pada remaja. Keratosis pilaris paling sering terjadi pada orang dengan kulit putih.

5. Pengobatan

Keratosis Pilaris: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penangananilustrasi mandi air hangat (pexels.com/Rodnae Prod)

Dilansir WebMD, keratosis pilaris tidak ada obatnya. Namun, losion atau krim pelembap mungkin dapat membantu tampilan kulit dan merasa lebih baik. Produk berikut ini bisa dipakai dan dijual bebas, tetapi dibutuhkan resep dokter bila menginginkan versi dosis yang lebih kuat.

  • Eksfolian oles: Untuk menghilangkan sel kulit mati dari permukaan kulit. Ini termasuk krim yang mengandung alpha-hydroxy acid, lactic acid, salicylic acid, atau urea. Kandungan asamnya mungkin bisa memicu kemerahan atau sensasi terbakar ringan, sehingga produk ini tidak direkomendasikan untuk anak-anak.
  • Retinoid oles: Berhubungan dengan vitamin A, yang dapat membantu mencegah folikel rambut tersumbat. Ini termasuk produk dengan kandungan tretinoin dan tazarotene. Perlu diketahui bahwa retinoid oleh mungkin bisa menyebabkan iritasi atau menyebabkan kemerahan atau kulit mengelupas. Ibu hamil, menyusui, atau perempuan yang ingin hamil harus menghindari produk ini.
  • Terapi laser: Ini kadang digunakan untuk mengatasi kemerahan dan inflamasi parah. Terapi ini bukan penyembuh, tetapi mungkin bisa memberikan perbaikan kondisi saat krim dan losion tidak mempan. Mungkin dibutuhkan beberapa sesi terapi untuk bisa terlihat hasilnya.

Selain itu, ada pula cara lainnya yang bisa dilakukan di rumah selain dengan menjaga kulit tetap lembap untuk mengurangi efeknya, yaitu:

  • Tidak menggaruk kulit yang terdampak.
  • Gunakan air hangat untuk mandi.
  • Batasi waktu mandi.
  • Gunakan sabun yang mengandung minyak atau lemak.
  • Gunakan pelembap yang tepat dan jangan pelit-pelit saat mengaplikasikannya.
  • Tambahkan kelembapan udara di rumah dengan menggunakan humidifier.
  • Jangan mengenakan pakaian ketak, karena gesekan bisa mengiritasi kulit.

Itulah penjelasan tentang keratosis pilaris. Kalau sudah melakukan cara-cara di atas tetapi kondisi tak kunjung membaik atau makin parah, sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter spesialis kulit supaya mendapat penanganan yang tepat.

Baca Juga: Tinea Versicolor (Panu): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Derinda Astri Irdiyana  Photo Verified Writer Derinda Astri Irdiyana

Jual hamster Bergas Ungaran Kabupaten Semarang Instagram @dekyrahamster030721

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya