Penyebab Infeksi Paru-paru dan Saluran Napas, Kenali RSV

Mengenal respiratory syncytial virus, kamu sudah tahu?

Respiratory syncytial virus (RSV) adalah infeksi paru musiman yang sangat menular. Ini adalah penyakit anak-anak umum yang juga bisa memengaruhi orang dewasa. Sebagian besar kasusnya ringan, dengan gejala seperti pilek. Akan tetapi, infeksi berat bisa menyebabkan pneumonia dan bronkiolitis.

Berikut ini fakta-fakta seputar infeksi akibat RSV yang perlu diketahui.

1. Apa itu RSV?

Penyebab Infeksi Paru-paru dan Saluran Napas, Kenali RSVilustrasi respiratory syncytial virus atau RSV (thelancet.com/Ella Maru Studio/Science Photo Library)

Dilansir Cleveland Clinic, RSV adalah virus pernapasan yang umum. Ini mempengaruhi paru-paru dan bronkiolusnya (saluran kecil yang membawa udara ke paru-paru). RSV adalah salah satu penyebab paling umum dari penyakit anak-anak, menginfeksi sebagian besar anak-anak pada usia dua tahun. Namun, RSV juga dapat menginfeksi orang dewasa.

Sebagian besar anak sehat dan orang dewasa yang lebih tua yang terkena RSV akan mendapatkan kasus ringan dengan gejala seperti pilek. Umumnya perawatan mandiri di rumah sudah cukup.

Walaupun begitu, infeksi parah dengan RSV bisa menyebabkan pneumonia (infeksi di paru-paru) dan bronkiolitis (radang saluran udara kecil di paru-paru), dan mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.

Orang yang paling berisiko terkena infeksi parah adalah mereka yang sangat muda (bayi di bawah 6 bulan), berusia di atas 65 tahun, dan orang-orang dengan penyakit jantung atau paru-paru atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. RSV juga bisa memperburuk masalah jantung dan paru-paru yang sudah ada.

2. Apa saja gejala infeksi RSV?

Penyebab Infeksi Paru-paru dan Saluran Napas, Kenali RSVilustrasi bayi demam (pexels.com/Exergen Corporation)

Gejala infeksi RSV bisa berbeda-beda. Pada bayi, gejala umumnya antara lain:

  • Hidung meler
  • Penurunan nafsu makan
  • Bersin dan batuk
  • Demam (di atas 37,7 derajat Celcius)

Pada bayi yang usianya lebih muda, gejalanya bisa berupa:

  • Rewel atau lekas marah
  • Penurunan aktivitas atau lebih cepat capek dari biasanya
  • Penurunan nafsu makan
  • Jeda dalam bernapas

Gejala RSV pada bayi yang lebih parah termasuk:

  • Napas pendek, dangkal, dan cepat
  • Lubang hidung melebar saat bernapas (nasal flaring)
  • Bernapas lewat perut (lihat tanda apakah ada lekukan yang tampak mirip huruf "V" terbalik di dada)
  • Kebiruan pada bibir, mulut, dan kuku
  • Mengi (ini bisa menjadi tanda pneumonia atau bronkiolitis)
  • Nafsu makan yang buruk.

RSV pada anak yang lebih tua dan dewasa umumnya tanpa gejala atau kalaupun ada sangat ringan. Gejala umum RSV pada orang-orang yang tanpa gejala mirip dengan pilek, seperti:

  • Hidung meler
  • Tersumbat
  • Sakit kepala ringan
  • Sakit tenggorokan
  • Demam
  • Batuk
  • Kelelahan

Kondisi serius yang bisa diakibatkan RSV di antaranya pneumonia dan bronkiolitis. Selain itu, bisa juga terjadi perburukan pada orang-orang dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, dan gagal jantung kongenital.

Baca Juga: 7 Virus yang Mudah Berkembang Biak di Daerah Tropis seperti Indonesia

3. Penyebab RSV

Penyebab Infeksi Paru-paru dan Saluran Napas, Kenali RSVilustrasi bersin (pexels.com/Andrea Piacquadio)

RSV sangat menular dan menyebar melalui droplet. Saat seseorang dengan infeksi ini batuk atau bersin, sekresi dari saluran pernapasan yang mengandung virus akan dikeluarkan ke udara.

RSV bisa bertahan selama berjam-jam di permukaan seperti meja, tangan, dan pakaian, sehingga virus mudah menular dari orang ke orang.

Orang dengan RSV biasanya bisa menularkan virus selama 3-8 hari, tetapi anak kecil dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah mungkin masih bisa menularkannya hingga 4 minggu, bahkan setelah gejalanya hilang.

4. Faktor risiko RSV

Penyebab Infeksi Paru-paru dan Saluran Napas, Kenali RSVilustrasi bayi prematur (verywellfamily.com)

Seperti dijelaskan di Mayo Clinic, pada usia 2 tahun, kebanyakan anak-anak telah terinfeksi RSV, tetapi mereka bisa terinfeksi lebih dari sekali. Anak-anak yang ada di pusat penitipan anak atau punya saudara kandung yang bersekolah memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar dan terinfeksi ulang.

Musim infeksi RSV biasanya adalah musim gugur hingga akhir musim semi.

Mereka yang berisiko tinggi mengalami komplikasi atau gejala parah meliputi:

  • Bayi yang lahir prematur atau bayi usia 6 bulan atau lebih muda
  • Usia di bawah 2 tahun
  • Lansia
  • Orang dewasa atau anak-anak dengan sistem kekebalan yang lemah dari penyakit seperti kanker atau pengobatan seperti kemoterapi
  • Orang dengan penyakit jantung bawaan atau penyakit paru-paru kronis
  • Orang dengan kondisi medis lain seperti asma
  • Infeksi lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang punya anak atau saudara kandung di tempat penitipan anak atau sekolah
  • Anak-anak dengan gangguan neuromuskular, seperti distrofi otot

5. Langkah-langkah pencegahan RSV

Penyebab Infeksi Paru-paru dan Saluran Napas, Kenali RSVilustrasi mencium bayi (pexels.com/Nandhu Kumar)

Dilansir WebMD, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah RSV, yaitu:

  • Hindari mencium bayi bila mengalami gejala pilek atau flu
  • Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang keras
  • Jangan biarkan ada orang yang merokok dekat bayi
  • Bila memungkinkan, jauhkan bayi dari orang lain, termasuk saudara kandung, yang menunjukkan gejala pilek atau flu
  • Jauhkan bayi dari kerumunan
  • Minta orang lain untuk mencuci tangan sebelum menyentuh bayi
  • Batasi lamanya bayi atau anak dengan risiko tinggi berada di pusat penitipan anak, khususnya saat sedang musim RSV
  • Cuci tangan sesering mungkin, khususnya setelah berkontak dengan siapa pun yang menunjukkan gejala pilek atau flu

6. Pengobatan RSV

Penyebab Infeksi Paru-paru dan Saluran Napas, Kenali RSVilustrasi memasang humidifier di ruangan (childrenscolorado.org)

Pada kasus ringan, pengobatan bertujuan untuk meredakan gejala. Bentuk perawatannya sendiri fokus pada meningkatkan kenyamanan, seperti:

  • Penggunaan humidifier
  • Menggunakan alat sedot ingus atau nasal aspirator untuk mengeluarkan lendir pada bayi
  • Meningkatkan asupan cairan
  • Mempertahankan posisi tegak
  • Pemberian tetes hidung saline
  • Konsumsi aseteminofen bila ada gejala demam, baiknya konsultasikan dulu ke dokter

Pada kasus yang parah, kemungkinan dibutuhkan perawatan di rumah sakit, seperti:

  • Suplementasi oksigen
  • Penghilangan lendir dari saluran pernapasan
  • Intubasi pada kasus gagal napas atau apnea parah

Pada kasus jarang, pemberian obat-obatan yang dihirup seperti bronkodilator nebulasi juga dapat digunakan. Obat-obatan ini memiliki manfaat terbatas dalam mengobati infeksi RSV, termasuk bronkiolitis dan tidak digunakan secara rutin. Obat-obatan tersebut meliputi:

  • Obat antivirus ribavirin
  • Epinefrin, dihirup atau suntikan, untuk membantu meredakan gejala

Infeksi RSV umumnya akan menghilang dalam waktu 1-2 minggu, bahkan pada kasus yang parah yang butuh perawatan di rumah.

Itulah fakta seputar infeksi respiratory syncytial virus atau RSV. Diharapkan setelah membaca penjelasan di atas, kita semua jadi lebih waspada terhadap RSV atau infeksi lainnya. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: 5 Cara Mencegah Penularan Norovirus, Jangan Sampai Tertular

Derinda Astri Irdiyana  Photo Verified Writer Derinda Astri Irdiyana

Jual hamster Bergas Ungaran Kabupaten Semarang Instagram @dekyrahamster030721

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya