Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Tes VCT untuk Deteksi Dini Penularan HIV/AIDS?

Apa Itu Tes VCT
ilustrasi pita HIV (pexels.com/anna shvets)
Intinya sih...
  • Tes VCT adalah layanan tes dan konseling HIV yang sukarela, dilakukan di berbagai layanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas.
  • Tes VCT penting untuk deteksi dini dan pencegahan penularan virus HIV/AIDS.
  • Prosedur tes VCT meliputi konsultasi pra-tes, tes HIV dengan beberapa jenis tes yang mungkin dilakukan, dan konsultasi pasca tes.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apa itu tes VCT alias Voluntary-Counselling-Testing? Tindakan ini merupakan layanan tes dan konseling HIV yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Sesuai namanya, seseorang dapat memilih menggunakan layanan ini secara sukarela.

Tes VCT ini jamak dilakukan di berbagai layanan kesehatan, termasuk rumah sakit besar hingga puskesmas di tiap kecamatan. Lantas, apa tujuan tes VCT dan bagimana prosedurnya? Simak uraian selengkapnya di sini!

Tujuan tes VCT

pita HIV
ilustrasi pita HIV (freepik.com/master1305)

Dilansir Country Fact Sheet UNAIDS, pada 2021, Indonesia memiliki 540 ribu kasus HIV aktif dari seluruh rentang usia. Grafik yang menunjukkan jumlah kasus pun masih terus naik dengan jumlah kematian akibat HIV/Aids sebanyak 26 ribu jiwa.

Banyaknya kasus kematian akibat HIV/AIDS ini perlu diantisipasi. Meski tak bisa disembuhkan, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) masih bisa menjalankan aktivitasnya seperti biasa jika mendapatkan perawatan kesehatan sedini mungkin. Nah, di sinilah peran tes VCT dan alasan tracing mandiri perlu dilakukan.

Melalui tes ini, seseorang dapat mengetahui kondisi kesehatannya. Setelahnya, mereka bisa melakukan pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS jika memang dinyatakan positif. Langkahnya dengan melakukan konseling dan tindakan pencegahan virus baru. Selain itu, bisa pula melakukan tindakan preventif seperti konsumsi obat antiretroviral, maupun seks aman menggunakan kondom fisik. Dengan demikian, harapannya, kasus penularan HIV/AIDS bisa terus ditekan dan angka harapan hidup penyintas meningkat.

Bagaimana prosedur tes VCT?

Secara singkat, tes VCT diawali dengan konseling, lalu observasi kesehatan, dan diakhiri dengan konseling lagi. Mengingat sifatnya voluntary, tes ini dilakukan berdasarkan consent atau ketersediaan seseorang secara penuh.

Seluruh proses tes VCT bersifat rahasia, bahkan rangkaian tes dan hasil pemeriksaannya hanya dapat diakses oleh mereka yang melakukannya dan lembaga kesehatan terkait. Untuk lebih lengkapnya, berikut tahapan tes VCT:

1. Konsultasi pra-tes

Begitu setuju untuk melakukan VCT, kamu perlu melakukan konsultasi terlebih dulu. Konselor akan menanyakan beberapa pertanyaan seputar hal berikut sebagai screening awal, seperti:

  • Tujuan dan alasan mengikuti tes VCT
  • Riwayat aktivitas seksual, kondisi kesehatan, dan gaya hidup, termasuk lingkungan sekitar yang memungkinkan adanya penularan
  • Penilaian kejiwaan apabila diperlukan
  • Pengetahuan dasar seputar HIV/AIDS.

Pada tahapan ini, kamu pun bisa mengungkapkan kekhawatiranmu sebelum melakukan tes. Konselor juga akan memberikan informasi terkait prosedur tes HIV yang akan dilangsungkan. Jika sudah jelas, konselor akan meminta persetujuanmu untuk melakukan tahapan selanjutnya yakni tes HIV. Kamu akan diminta menandatangani lembar pernyataan sebagai bentuk consent.

2. Tes HIV

pengambilan sampel darah
ilustrasi pengambilan sampel darah (pexels.com/Los Muertos Crew)

Setelah membubuhkan ketersediaan, kamu akan diminta melakukan tes HIV. Ada beberapa jenis tes yang mungkin dilakukan, yakni berdasarkan antibodi, PCR, atau kombinasi antibodi-antigen. 

Meski berbeda, prosedur umumnya dilakukan dengan mengambil darah pasien untuk observasi di laboratorium. Proses pengambilan darah pun bisa berlangsung kurang dari 10, lho. Tahapannya seperti berikut:

  1. Petugas medis akan mengikat lengan dengan tali elastis guna membendung aliran darah sehingga pembuluh darah lebih mudah dilihat
  2. Ketika pembuluh darah terdeteksi, petugas medis akan membersihkan area suntik dengan cairan alkohol
  3. Setelahnya, petugas medis menyuntik area vena dengan suntikan yang terhubung dengan tabung. Mirip dengan proses donor darah sehingga darah pasien tertampung sesuai volume yang dibutuhkan
  4. Begitu selesai, petugas medis akan melepas tali pengikat dan mencabut jarum suntik secara bergantian sembari meletakkan kapas atau kasa beralkohol guna menghentikan pendarahan
  5. Petugas medis akan memberikan plester untuk menutup luka bekas suntikan dan proses pengambilan darah pun selesai.

Setelah itu, kamu akan diminta menunggu hasil pemeriksaan, biasanya keluar dalam waktu satu minggu. Setelah hasilnya keluar, selanjutnya tahapan konsultasi pasca tes guna membaca hasil observasi darah dan informasi seputar HIV/AIDS yang dibutuhkan.

Beberapa tes VCT juga menggunakan sistem rapid test. Jadi, kamu mesti melakukan pengambilan darah melalui ujung jari, lalu dianalisis menggunakan cairan khusus. Cara ini memberikan hasil lebih cepat yakni sekitar 15 menit saja. Jika hasilnya positif, kamu perlu melakukan tes lanjutan untuk memvalidasi keakuratan hasil tes cepat.

3. Konsultasi pasca tes

Tahapan terakhir yakni konsultasi setelah melakukan prosedur tes HIV. Konselor akan membantumu membaca hasil observasi darah. Apabila hasilnya negatif, konselor tetap akan memberikan informasi dan edukasi terkait bahaya HIV/AIDS dan pentingnya seks aman. 

Sebaliknya, jika hasilnya positif, konselor terlebih dahulu membantu memberikan dukungan emosional. Umumnya, ahli akan menjelaskan bahwa HIV/AIDS bisa terus dikontrol selama pasien mau mendapatkan perawatan dan pengobatan. Konselor juga memaparkan langkah berikutnya yang perlu diambil, cara meningkatkan kualitas hidup dengan HIV/AIDS, hingga pencegahan penularan terhadap pasangan seks atau orang lain.

Pasien boleh menanyakan terkait program konsultasi lanjutan apabila memang diinginkan. Konselor juga akan membantu memberikan bantuan yang dibutuhkan pasien serta memastikannya tetap mendapatkan perawatan dan pengobatan terbaik untuk kondisi kesehatannya.

Meski fasilitas tersedia, tak bisa dimungkiri bahwa kesadaran masyarakat terkait pentingnya tes VCT masih sangat rendah. Hal ini berkaitan erat dengan pemahaman bahwa individu merasa bebas dari HIV/AIDS karena tidak bergejala.

Selain itu, stigma negatif terkait ODHA kerap membuat seseorang malu.  Padahal HIV/AIDS termasuk penyakit berbahaya jika tak ditangani segera justru dengan melakukan tes VCT kita dapat mendeteksi sejak dini kemungkinan penularan virus dan mendapatkan perawatan tepat sehingga bisa menekan virus. Jadi, jangan ragu mengikuti tesnya, ya.

FAQ seputar apa itu tes VCT atau Voluntary-Counselling-Testing

Apa itu tes VCT?

Tes VCT adalah layanan konseling dan pemeriksaan HIV yang dilakukan secara sukarela. Layanan ini mencakup konseling sebelum tes, pengambilan sampel darah, serta konseling setelah tes untuk menjelaskan hasil dan langkah selanjutnya.

Siapa saja yang sebaiknya melakukan tes VCT?

Siapa saja bisa menjalani VCT, terutama mereka yang memiliki perilaku berisiko.

Apakah tes VCT menyakitkan?

Tidak. Pengambilan sampel darah hanya menimbulkan sedikit rasa perih seperti tes darah biasa dan berlangsung sangat cepat.

Apa yang terjadi jika hasil tes HIV positif?

Jika hasilnya positif, petugas akan memberikan konseling lanjutan dan mengarahkan peserta untuk menjalani pemeriksaan tambahan serta memulai terapi ARV. Dengan pengobatan teratur, kualitas hidup ODHA dapat tetap baik dan produktif.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
3+
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us

Latest in Health

See More

Apa Itu Tes VCT untuk Deteksi Dini Penularan HIV/AIDS?

01 Des 2025, 11:04 WIBHealth