Apakah Autisme Bisa Diketahui dari Wajah?

- Sejumlah penelitian mendukung gagasan bahwa individu dengan autisme memiliki serangkaian fitur wajah tertentu.
- Beberapa peneliti percaya bahwa karakteristik fisik unik dari orang dengan autisme terkait dengan perbedaan neurologis yang mendasarinya.
- Fitur wajah dapat membantu dokter mendiagnosis autisme, tetapi diagnosis tidak boleh dilakukan hanya dengan melihat fitur wajah.
Jika kamu menduga dirimu atau kerabatmu hidup dengan gangguan spektrum autisme, mendapatkan diagnosis dapat menjadi tantangan. Para peneliti dan dokter sering menggunakan berbagai cara untuk mendiagnosis autisme dengan cara yang lebih efisien dan akurat.
Melihat fitur wajah untuk mendeteksi autisme merupakan bidang penelitian yang terus berkembang. Individu dengan autisme mungkin memiliki fitur wajah yang berbeda dari orang-orang tanpa kondisi tersebut.
Mendeteksi autisme dari wajah dapat membantu lebih banyak individu mendapatkan diagnosis lebih cepat dan mendapatkan dukungan yang dibutuhkan sedini mungkin.
1. Apakah individu dengan autisme memiliki fitur wajah tertentu?
Sejumlah penelitian mendukung gagasan bahwa individu dengan autisme memiliki serangkaian fitur wajah tertentu.
Sebuah studi tahun 2019 terhadap anak-anak dengan autisme menemukan dua penanda wajah yang membantu mengidentifikasi autisme; penurunan tinggi garis tengah wajah dan jarak mata yang jauh.
Akan tetapi, penelitian ini memiliki ukuran sampel yang kecil dan hanya dilakukan pada anak-anak Kaukasia. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendukung teori ini.
2. Dapatkah fitur wajah membantu mendiagnosis autisme?

Fitur wajah dapat membantu dokter mendiagnosis autisme, tetapi diagnosis tidak boleh dilakukan hanya dengan melihat fitur wajah.
Penggunaan fitur wajah untuk mendiagnosis autisme merupakan bidang penelitian yang sedang dikembangkan. Ini bertujuan untuk mendeteksi autisme lebih awal dan memberikan dukungan sedini mungkin.
Penelitian tahun 2022 meninjau beberapa model yang ditujukan untuk mendeteksi autisme menggunakan fitur wajah. Hasilnya, fitur wajah dapat membantu mendeteksi autisme dengan akurasi 86–95 persen.
3. Fitur wajah khas pengidap autisme
Individu dengan autisme mungkin memiliki fitur wajah yang berbeda daripada mereka yang tidak memiliki gangguan tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa fitur wajah autisme dapat meliputi:
- Wajah bagian atas yang lebih lebar.
- Mulut dan filtrum yang lebih besar.
- Wajah bagian tengah yang lebih pendek.
- Mata yang lebih lebar.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua individu dengan autisme memiliki fitur wajah ini. Juga, banyak orang tanpa autisme memiliki karakteristik ini. Oleh sebab itu, diperlukan metode tambahan untuk mendiagnosis autisme secara akurat.
4. Karakteristik fisik lainnya

Selain fitur wajah, individu dengan autisme juga memiliki karakteristik fisik yang terkait dengan gangguan tersebut. Beberapa karakteristik ini dapat meliputi:
- Gaya berjalan atau postur tubuh yang tidak biasa.
- Gerakan tik atau repetitif.
- Masalah pemrosesan sensorik, seperti hipersensitivitas terhadap suara atau sentuhan.
- Ekspresi wajah atau gerakan tubuh yang tidak normal.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua individu dengan autisme memiliki karakteristik fisik tersebut. Juga, beberapa orang tanpa autisme bisa saja menunjukkannya.
5. Mengapa orang dengan autisme dapat memiliki fitur wajah yang khas?
Beberapa peneliti percaya bahwa karakteristik fisik unik dari orang dengan autisme terkait dengan perbedaan neurologis yang mendasarinya.
Autisme adalah gangguan perkembangan saraf kompleks yang memengaruhi komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku. Dahi yang besar mungkin terkait dengan volume otak yang membesar pada beberapa orang dengan autisme. Peningkatan volume otak ini dapat memengaruhi perkembangan daerah otak tertentu yang bertanggung jawab untuk komunikasi dan perilaku sosial.
Mata yang besar mungkin terkait dengan perbedaan dalam pemrosesan informasi visual oleh otak. Perbedaan-perbedaan ini dapat memengaruhi cara individu dengan autisme memahami dan menginterpretasikan isyarat sosial, yang dapat memengaruhi interaksi sosial mereka.
Jadi, dalam beberapa kasus autisme dapat diketahui dari wajah. Ini karena perbedaan dalam perkembangan otak orang dengan autisme dapat menyebabkan fitur wajah yang berbeda. Namun, diagnosis tidak bisa dilakukan hanya dengan melihat fitur wajah. Diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk diagnosis yang akurat.
Referensi
Alam, Md Shafiul, Muhammad Mahbubur Rashid, et al. “Empirical Study of Autism Spectrum Disorder Diagnosis Using Facial Images by Improved Transfer Learning Approach.” Bioengineering 9, no. 11 (November 18, 2022): 710.
"Facial Features & Physical Characteristics Of Autism." Apex Aba Therapy. Diakses pada September 2024.
"Can Autism Be Detected Depending on Facial Features?" Psych Central. Diakses pada September 2024.
Rahman, K. K. Mujeeb, and M. Monica Subashini. “Identification of Autism in Children Using Static Facial Features and Deep Neural Networks.” Brain Sciences 12, no. 1 (January 12, 2022): 94.
Tripi, Gabriele, Sylvie Roux, et al. “Cranio-Facial Characteristics in Children with Autism Spectrum Disorders (ASD).” Journal of Clinical Medicine 8, no. 5 (May 9, 2019): 641.