Apakah Diet Karnivora Menyebabkan Wasir?

- Diet karnivora hanya memperbolehkan konsumsi makanan hewani, menghindari makanan nabati.
- Sembelit bisa terjadi karena rendah serat, kehilangan cairan, dan perubahan mikrobioma usus akibat diet karnivora.
- Diet karnivora berisiko menyebabkan wasir dan masalah lain seperti kekurangan gizi.
Dalam beberapa tahun terakhir, diet karnivora mulai mencuri perhatian, terutama di kalangan mereka yang gemar mencoba pola hidup ekstrem. Seperti namanya, diet ini hanya memperbolehkan konsumsi makanan hewani (daging, ikan, hingga telur) dan sama sekali menghindari makanan nabati seperti sayur, buah, maupun kacang-kacangan. Hasilnya, pola makan ini tinggi protein dan lemak, tetapi hampir tidak mengandung karbohidrat maupun serat.
Bagi sebagian orang, diet karnivora disebut-sebut bisa membantu menurunkan berat badan atau bahkan meredakan keluhan pencernaan tertentu. Namun, di sisi lain, pola makan yang sangat membatasi ini juga menimbulkan banyak tanda tanya. Salah satu yang paling sering muncul, apakah diet karnivora berisiko memicu sembelit, yang pada akhirnya bisa berkembang menjadi masalah kesehatan seperti wasir?
1. Apa itu diet karnivora?
Diet karnivora hadir sebagai pola makan yang "melawan" anjuran ahli gizi, yang menekankan pentingnya keseimbangan antara protein, karbohidrat, lemak, serat, vitamin, dan mineral.
Para pengikut diet ini meyakini bahwa tubuh manusia pada dasarnya lebih cocok bertahan hidup dari sumber pangan hewani, meniru pola makan masyarakat pemburu pada masa lampau. Mereka percaya bahwa dengan menghilangkan makanan nabati, tubuh bisa terbebas dari berbagai keluhan kesehatan, mulai dari sakit kepala, gangguan pencernaan, hingga alergi yang diduga dipicu oleh zat antinutrien dalam tanaman.
Prinsip diet ini sangat sederhana: cuma boleh makan daging, ikan, telur, mentega, atau lemak hewani. Kopi masih dianggap “aman,” tetapi alkohol, soda, dan jus termasuk dalam daftar pantangan. Karena pola makannya yang sangat terbatas, suplemen vitamin dan mineral biasanya dianjurkan untuk mencegah risiko kekurangan gizi yang bisa muncul.
2. Hubungan antara diet karnivora dan sembelit
Sembelit adalah kondisi ketika buang air besar menjadi jarang atau terasa sulit. Beberapa alasan diet karnivora menyebabkan sembelit, meliputi:
Rendah serat. Serat berfungsi menambah volume feses, menahan air di usus, serta memperlancar pergerakan makanan di saluran cerna. Karena diet karnivora menghilangkan sayur, buah, dan kacang-kacangan, tubuh rentan kekurangan serat. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko sembelit dan wasir.
Kehilangan cairan. Diet rendah karbohidrat membuat tubuh membongkar simpanan glikogen di otot dan hati. Glikogen ini terikat dengan air, yang kemudian ikut terbuang lewat urine. Akibatnya, tubuh bisa mengalami dehidrasi dan usus kekurangan cairan untuk membentuk feses yang lembut.
Perubahan mikrobioma usus. Usus manusia memiliki bakteri baik yang membantu mencerna makanan. Saat pola makan berubah drastis, komposisi bakteri juga ikut berubah. Bakteri penyuka karbohidrat bisa berkurang, sementara bakteri penyuka lemak meningkat. Proses adaptasi ini dapat memengaruhi kelancaran pencernaan.
3. Bisakah diet karnivora menyebabkan wasir?

Ya, bisa saja. Sembelit yang terjadi berulang kali membuat kamu harus mengejan lebih keras saat buang air besar. Tekanan berlebih inilah yang dapat memicu pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus, yang dikenal sebagai wasir.
Gejala wasir bisa sangat mengganggu. Kamu mungkin merasakan nyeri, gatal, hingga keluar darah setiap kali buang air besar. Rasa tidak nyaman di area anus pun sering muncul. Walaupun umumnya bukan penyakit berbahaya, tetapi wasir bisa menurunkan kualitas hidup secara signifikan, terutama jika keluhan terus berulang.
4. Cara mengatasi wasir akibat diet karnivora
Jika mengalami gejala wasir, sebaiknya segera temui dokter untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan perawatan yang tepat. Umumnya, cara penanganannya meliputi:
Menambah asupan serat, dari makanan maupun suplemen.
Memperbanyak minum air putih.
Menggunakan pelunak feses bila diperlukan.
Mengoleskan obat pereda nyeri topikal.
Berendam air hangat untuk meredakan nyeri.
Selain itu, olahraga rutin juga bisa membantu mencegah sembelit dan mengurangi risiko wasir kambuh.
5. Risiko lain diet karnivora
Selain sembelit dan wasir, diet karnivora juga berisiko menimbulkan beberapa masalah lain, seperti:
Kekurangan gizi, karena tidak ada variasi makanan nabati yang kaya vitamin dan mineral.
Efek samping awal, seperti diare, mual, dan ngidam gula.
Kesulitan sosial, karena menu daging di restoran sering kali menggunakan saus manis atau bumbu yang dilarang dalam diet ini.
Diet karnivora memang menarik bagi sebagian orang, tetapi menghilangkan serat secara sepenuhnya dari pola makan bisa meningkatkan risiko sembelit dan wasir. Untuk menjaga kesehatan pencernaan, tubuh tetap membutuhkan cairan yang cukup, olahraga, serta asupan serat. Jika gejala wasir muncul dan tidak membaik, temui dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Referensi
"Carnivore Diet & Hemorrhoids: Causes & Management." Healthline. Diakses pada Agustus 2025.
"Carnivore Diet & Constipation: Why It Happens." Medical News Today. Diakses pada Agustus 2025.
"Is the Carnivore Diet Good for You? What the Science Says." Tiger Fitness. Diakses pada Agustus 2025.