Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Mengunyah Sirih Saat Hamil Berbahaya?

Ilustrasi mengunyah sirih (pexels/AMARENDRA KISHORE)
Ilustrasi mengunyah sirih (pexels/AMARENDRA KISHORE)
Intinya sih...
  • Mengonsumsi daun sirih sesekali mungkin tidak akan menjadi masalah selama tidak ada bahan tambahan yang berbahaya. Akan tetapi, pastikan ibu hamil mendapatkan daun sirih yang segar dan bersih.
  • Bahan lain yang kerap disertakan dalam tradisi nyirih adalah tembakau, dan ini sangat tidak disarankan untuk ibu hamil.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengunyah sirih adalah tradisi yang tidak asing lagi, terutama di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Aktivitas ini sering dianggap memiliki manfaat kesehatan, seperti menjaga kebersihan mulut dan mencegah bau napas.

Umumnya, bahan-bahan yang digunakan untuk nyirih atau nginang adalah daun sirih guna membungkus biji pinang, kapur sirih, gambir hingga tembakau. Akan tetapi, ibu hamil tidak disarankan untuk melakukannya karena kandungan di dalamnya yang bisa menimbulkan risiko kesehatan.

Mengunyah daun sirih sesekali saja mungkin aman

Mengonsumsi daun sirih sesekali mungkin tidak akan menjadi masalah selama tidak ada bahan tambahan yang berbahaya. Akan tetapi, pastikan ibu hamil mendapatkan daun sirih yang segar dan bersih.

Ibu hamil juga harus mengetahui secara pasti apakah daun sirih tersebut bebas dari kontaminan, debu, dan jamur. Selalu cuci daun sirih secara menyeluruh sebelum dikonsumsi.

Hindari membeli daun sirih dari kios-kios di pinggir jalan karena banyak pedagang yang merendamnya dalam air di wadah terbuka. Jika airnya tidak disaring atau wadahnya tidak disimpan atau dibersihkan dengan benar, daun sirih bisa terkontaminasi. Ini dapat menyebabkan infeksi dan penyakit yang dapat berisiko bagi kehamilan.

Daun sirih memiliki pengaruh untuk meningkatkan nafsu makan. Oleh sebab itu, proses pencernaan akan menjadi lebih baik dan mengonsumsinya selama kehamilan juga akan mengatasi masalah sembelit. Ada banyak antioksidan dan mineral dalam daun sirih yang meningkatkan nilai gizinya.

Bagaimana jika ditambah pinang?

ilustrasi buah pinang (pixabay.com/Vijayanarasimha)
ilustrasi buah pinang (pixabay.com/Vijayanarasimha)

Penelitian menemukan bahwa mengunyah daun sirih yang disertai dengan pinang tidak aman untuk dikonsumsi karena dapat meningkatkan risiko kanker.

Pinang menduduki peringkat keempat di dunia sebagai zat psikoaktif yang populer, di bawah nikotin, alkohol dan kafein dalam hal penggunaan yang luas.

Selain kanker, mengunyah pinang dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan lainnya terlepas dari apakah seseorang sedang hamil atau tidak, termasuk:

  • Muntah.
  • Diare.
  • Sariawan.
  • Penyakit gusi.
  • Sesak napas.
  • Perubahan tekanan darah.
  • Nyeri dada.
  • Denyut jantung tidak normal.
  • Penyakit jantung.
  • Kerusakan hati atau ginjal.
  • Interaksi dengan obat.

Beberapa penelitian telah menemukan bahwa pinang meningkatkan peradangan gingiva (gusi), menghambat reaksi kekebalan tubuh, memengaruhi osteoblas dan mungkin bersifat sitotoksik terhadap fibroblast periodontal.

Asumsinya, ibu hamil yang konsumsi pinang akan memperburuk kondisi jaringan periodontal sehingga akan memengaruhi kondisi luaran kehamilan, termasuk berat badan lahir rendah dan stunting.

Studi lain menemukan kehamilan yang melibatkan kondisi anemia dan keguguran berkaitan dengan konsumsi pinang. Mengunyah pinang dapat menyebabkan anemia. Oleh sebab itu, penggunaannya harus dicegah mengingat potensi efek samping pada hemoglobin dan risiko kesehatan jangka panjang, termasuk kanker mulut.

Sirih dan tembakau

ilustrasi daun sirih (pexels.com/BANU FILM ADS)
ilustrasi daun sirih (pexels.com/BANU FILM ADS)

Di Indonesia, bahan lain yang kerap disertakan dalam tradisi nyirih adalah tembakau. Ini dapat meningkatkan kadar dopamin dan memengaruhi biologi tubuh.

Selain itu, kamu mungkin merasakan kecanduan, yang dapat membahayakan anak dalam kandungan.

Studi menemukan mengunyah sirih dengan tembakau berhubungan dengan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah di antara bayi cukup bulan.

Sirih dan tembakau dapat menyebabkan:

  • Lesi prakanker (luka) di mulut. Lesi ini dapat muncul sebagai bercak merah atau putih di mulut atau tenggorokan.
  • Kanker mulut meliputi kanker di bibir, mulut, lidah dan faring.
  • Kanker kerongkongan.
  • Kanker perut.
  • Ketika dikombinasikan, sirih dan tembakau meningkatkan risiko masalah kehamilan.
  • Sirih dan tembakau dapat menyebabkan kerusakan gigi, membuat gigi menjadi hitam atau bahkan menyebabkan gigi tanggal.
  • Sirih dan tembakau dapat menyebabkan kecanduan nikotin, jadi salah satu kecanduan yang paling sulit untuk dihentikan.

Alternatif yang lebih aman

Jika terbiasa nyirih untuk melancarkan pencernaan, camilan setelah makan malam atau penyegar mulut, menghentikannya secara tiba-tiba dapat menjadi tantangan.

Alternatif yang aman bisa dengan menggunakan:

  • Permen karet atau permen bebas gula. Permen karet atau permen mint dapat memberi kesegaran mint pada ibu hamil tanpa perlu daun sirih. Permen jahe adalah pilihan populer.
  • Irisan buah. Cobalah irisan buah-buahan segar seperti apel, pir atau semangka.
  • Biji-bijian. Kamu bisa membuat campuran biji-bijian yang terdiri dari biji bunga matahari, biji labu dan biji semangka kemudian dibumbui dengan rempah-rempah. Sedikit perasan air lemon juga akan memberikan rasa yang segar.
  • Teh herbal. Satu contoh yang populer dari teh herbal adalah teh peppermint. Rempah-rempah yang terdapat dalam minuman jenis ini lebih terkonsentrasi dalam teh daripada makanan. Oleh sebab itu, konsumsi dalam jumlah sedang saja.

Pilihlah alternatif sesuai dengan selera dan pertimbangkan diet dari masing-masing individu. Jika ibu hamil mempunyai masalah kesehatan atau pantangan makanan, tanyakan kepada dokter sebelum memasukkannya ke dalam diet.

Mengidam selama kehamilan bukanlah hal yang baru, dan hal ini terjadi pada hampir semua ibu hamil yang mana mereka merasa ingin makan hal-hal yang "aneh" selama kehamilan.

Namun, tidak semua keinginan harus dituruti karena konsumsi bahan tertentu dapat membahayakan dalam jangka panjang. Lebih baik menghindari aktivitas nyirih selama kehamilan agar bayi dapat tumbuh dengan baik.

Referensi

"Eating betel leaves or paan during pregnancy: risks and benefits". Babycenter. Diakses pada Desember 2024.
"Eating Fresh Betel Leaf (Paan) During Pregnancy: Benefits And Side Effects". Onlymyhealth. Diakses pada Desember 2024.
De Costa, Caroline, and Antony R. Griew. “Effects of Betel Chewing on Pregnancy Outcome.” Australian and New Zealand Journal of Obstetrics and Gynaecology 22, no. 1 (February 1, 1982): 22–24.
Christina. “The Relationship of Pregnant Woman Who Consume Betel Nut to Periodontal Disease Which Will Affect Pregnancy Outcome.” Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol. 12 No. 2 (April 2022).
Chue, Amy L., Verena I. Carrara, Moo Kho Paw, Mupawjay Pimanpanarak, Jacher Wiladphaingern, Michele Van Vugt, Sue J. Lee, François Nosten, and Rose McGready. “Is Areca Innocent? The Effect of Areca (Betel) Nut Chewing in a Population of Pregnant Women on the Thai–Myanmar Border.” International Health 4, no. 3 (August 1, 2012): 204–9.
Islam, Mohammad Redwanul, Shaki Aktar, Jesmin Pervin, Syed Moshfiqur Rahman, Monjur Rahman, Anisur Rahman, and Eva-Charlotte Ekström. “Maternal Betel Quid Use during Pregnancy and Child Growth: A Cohort Study from Rural Bangladesh.” Global Health Action 17, no. 1 (July 9, 2024).
Ome-Kaius, Maria, Holger W Unger, Dupain Singirok, Regina A Wangnapi, Sarah Hanieh, Alexandra J Umbers, Julie Elizah, Peter Siba, Ivo Mueller, and Stephen J Rogerson. “Determining Effects of Areca (Betel) Nut Chewing in a Prospective Cohort of Pregnant Women in Madang Province, Papua New Guinea.” BMC Pregnancy and Childbirth 15, no. 1 (August 18, 2015).
Berger, Katherine E., James Masterson, Joy Mascardo, Jayvee Grapa, Inger Appanaitis, Everlynn Temengil, Berry Moon Watson, and Haley L. Cash. “The Effects of Chewing Betel Nut with Tobacco and Pre-Pregnancy Obesity on Adverse Birth Outcomes Among Palauan Women.” Maternal and Child Health Journal 20, no. 8 (March 19, 2016): 1696–1703.
"The Facts About Betel Nut and Tobacco". VERMONT DEPARTMENT OF HEALTH. Diakses pada Desember 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Misrohatun H
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us