Apakah Seseorang Bisa Meninggal karena Sleep Apnea?

- Sleep apnea adalah gangguan tidur yang serius dan bisa mengurangi kualitas tidur seseorang.
- Gejala sleep apnea meliputi gangguan pernapasan saat tidur, kelelahan, sakit kepala, dan komplikasi lainnya.
- Risiko kematian akibat sleep apnea meningkat pada pengidap sleep apnea obstruktif dan dapat terkait dengan masalah kardiovaskular.
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang kerap dianggap sepele, tetapi dampaknya terhadap kesehatan bisa sangat serius.
Sleep apnea ditandai dengan pernapasan yang berkurang atau terhenti saat tidur. Gangguan pernapasan ini dapat mengurangi kualitas tidur dan menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah seseorang bisa meninggal karena sleep apnea?
Sebenarnya tersedia pengobatan untuk mengatasi sleep apnea. Sebaliknya, jika terus dibiarkan, komplikasi kesehatan yang terkait dengan sleep apnea dapat menjadi masalah yang mengancam jiwa.
Di bawah ini dibahas lebih lanjut mengenai risiko sleep apnea dan kaitannya komplikasi fatal.
1. Gejala sleep apnea
Gejala utama sleep apnea adalah gangguan pernapasan saat tidur. Sering kali, pasangan tidur adalah orang pertama yang menyadari pernapasan yang tidak normal, sering mendengkur keras, atau terengah-engah. Tanda dan gejala tambahan sleep apnea meliputi:
- Bangun dengan napas terengah-engah atau tersedak.
- Membuat suara yang tidak biasa saat tidur.
- Sering merasa lelah pada siang hari.
- Bangun dalam keadaan tidak segar.
- Tertidur saat melakukan tugas pada siang hari.
- Mengalami sakit kepala pada pagi hari.
- Berputar-putar saat tidur.
- Mengalami perubahan suasana hati.
- Kesulitan berkonsentrasi pada siang hari.
- Sering buang air kecil pada malam hari.
2. Faktor risiko

Sleep apnea paling sering terjadi pada laki-laki dan berusia di atas 60 tahun. Selain itu, faktor risiko sleep apnea yang lain meliputi:
- Obesitas.
- Lingkar leher yang besar.
- Riwayat keluarga dengan sleep apnea.
- Saluran napas yang kecil.
- Amandel yang membesar, terutama pada anak-anak.
- Penggunaan obat penenang, alkohol, atau obat penenang sebelum tidur.
- Merokok.
- Menopause.
- Kondisi terkait hormon tertentu, seperti hipotiroidisme dan akromegali.
- Fitur wajah tertentu, seperti rahang bawah yang kecil.
3. Apakah sleep apnea terkait dengan risiko kematian yang lebih tinggi?
Obstructive sleep apnea (OSA) adalah jenis sleep apnea yang paling umum. Banyak penelitian menunjukkan bahwa individu dengan OSA memiliki risiko kematian karena penyebab apa pun yang lebih tinggi, yang berarti bahwa mereka lebih mungkin meninggal karena penyebab apa pun jika dibandingkan dengan orang tanpa OSA. OSA yang tidak diobati juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat masalah kardiovaskular.
Risiko kematian pada orang dengan sleep apnea mungkin terkait dengan tingkat keparahan gangguan pernapasan mereka. Risiko kematian karena penyebab apa pun ditemukan lebih tinggi pada orang dengan OSA yang lebih parah.
Komplikasi lain dari sleep apnea yang berpotensi mengancam jiwa antara lain:
- Penyakit jantung koroner.
- Stroke.
- Diabetes.
- Transient ischemic attack (TIA atau stroke ringan).
- Gagal jantung.
- Henti jantung.
4. Perawatan untuk sleep apnea

Perawatan untuk sleep apnea bergantung pada beberapa faktor, seperti tingkat keparahan gejala, jenis sleep apnea yang kamu alami, dan seberapa baik kamu dapat menoleransi setiap terapi. Ada beberapa perawatan yang tersedia untuk sleep apnea:
- Perubahan perilaku: Pada orang dengan berat badan berlebih, menurunkan berat badan dapat membantu mengurangi gejala. Selain itu, dokter mungkin menyarankan untuk menghindari alkohol dan obat penenang lainnya, karena obat-obatan ini dapat memperburuk keparahan sleep apnea.
- Perubahan posisi tidur: Sering kali, gejala memburuk saat tidur dalam posisi telentang. Dalam kasus ini, dokter mungkin menyarankan untuk tidur miring untuk membantu mengurangi gejala.
- Terapi saluran napas bertekanan positif: Terapi saluran napas bertekanan positif adalah pengobatan umum untuk sleep apnea. Perawatan ini menggunakan masker khusus yang mengarahkan udara bertekanan ke saluran napas agar tetap terbuka saat tidur, meningkatkan pernapasan, dan menormalkan kadar oksigen pada malam hari.:
- Alat bantu mulut Menghilangkan sumbatan aliran udara, seperti langit-langit lunak atau lidah, dapat dilakukan dengan alat bantu mulut khusus.
- Operasi saluran napas atas: Biasanya, operasi ditujukan bagi pasien OSA yang tidak merespons pengobatan lain.
5. Kapan harus menemui dokter?
Jika kamu mengalami salah satu gejala berikut, kamu harus berbicara dengan dokter tentang kemungkinan sleep apnea:
- Mengantuk pada siang hari.
- Tidur mendengkur.
- Kelelahan yang tidak dapat dijelaskan.
- Sakit kepala pada pagi hari.
- Tidak pernah merasa segar, bahkan setelah tidur semalaman.
- Kesulitan untuk tertidur.
- Terbangun sepanjang malam, terutama dengan sensasi tercekik.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Tertidur saat menonton TV atau membaca.
Sleep apnea dapat menyebabkan kematian dengan meningkatkan risiko dan keparahan berbagai penyakit kronis, seperti stroke, serangan jantung, diabetes, bahkan kecelakaan.
Jadi, kalau kamu sering mengalami masalah tidur, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah kamu mengalami sleep apnea atau tidak. Pengobatan dini dapat membantu mengatasi gejala dan mencegah potensi komplikasi.
Referensi
"Can You Die From Sleep Apnea?" SleepApnea.org. Diakses Februari 2025.
"Can You Die From Sleep Apnea?" Sleep Foundation. Diakses Februari 2025.
"Yes, You Can Die From Sleep Apnea." Verywell Health. Diakses Februari 2025.