Gangguan Saluran Cerna Fungsional: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Umum terjadi dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari

Gangguan saluran cerna fungsional atau functional gastrointestinal disorders (FGID) adalah kondisi yang lazim pada orang dewasa, remaja, dan anak-anak. Ini juga dikenal sebagai gangguan interaksi usus-otak.

Dilansir International Foundation for Gastrointestinal Disorders, ini adalah sekelompok gangguan yang diklasifikasikan berdasarkan gejala saluran cerna atau gastrointestinal yang terkait dengan kombinasi berikut:

  • Gangguan motilitas.
  • Hipersensitivitas viseral.
  • Perubahan mukosa dan fungsi kekebalan.
  • Perubahan mikrobiota usus.
  • Perubahan pemrosesan sistem saraf pusat.

FGID menyebabkan sensitivitas dan sejumlah gejala di saluran gastrointestinal, tetapi yang merupakan hasil dari fungsi atipikal, bukan penyakit atau infeksi. 

1. Jenis

Gangguan Saluran Cerna Fungsional: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi gangguan saluran cerna fungsional atau functional gastrointestinal disorders (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pada masa lalu, FGID dianggap sebagai diagnosis eksklusi, artinya hanya dapat didiagnosis setelah penyakit organik (dapat diidentifikasi) dikesampingkan. Namun, pada tahun 1988, sekelompok peneliti dan penyedia layanan kesehatan bertemu untuk menyusun kriteria yang ketat untuk diagnosis berbagai FGID. Kriteria ini sekarang dikenal sebagai kriteria Roma. Revisi keempat dikeluarkan pada tahun 2016.

Inilah daftar lengkap FGID dalam kriteria Roma III:

1. Gangguan fungsi kerongkongan

  • Heartburn fungsional.
  • Nyeri dada fungsional yang diduga berasal dari esofagus.
  • Disfagia fungsional.
  • Globus.

2. Gangguan gastroduodenal fungsional

  • Dispepsia fungsional (termasuk postprandial distress syndrome dan epigastric pain syndrome).
  • Aerophagia.
  • Serdawa berlebihan yang misterius.
  • Mual idiopatik kronis.
  • Muntah fungsional.
  • Sindrom muntah siklik.
  • Sindrom ruminasi pada orang dewasa.

3. Gangguan usus fungsional

  • Sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS).
  • Konstipasi fungsional.
  • Diare fungsional.
  • Gangguan usus fungsional yang tidak teridentifikasi.

4. Sindrom nyeri perut fungsional

  • Nyeri perut fungsional.

5. Gangguan kandung empedu dan sfingter Oddi fungsional

  • Gangguan kandung empedu fungsional.
  • Gangguan sfingter bilier fungsional dari gangguan Oddi.
  • Gangguan sfingter pankreas dari gangguan Oddi.

6. Gangguan anorektal fungsional

  • Inkontinensia tinja fungsional.
  • Nyeri anorektal fungsional (termasuk proctalgia kronis, sindrom Levator ani), nyeri anorektal fungsional yang tidak teridentifikasi, dan proctalgia fugax).
  • Gangguan buang air besar fungsional (termasuk buang air besar yang tidak sinergis dan dorongan buang air besar yang tidak memadai).

7. Gangguan saluran cerna fungsional masa kanak-kanak: bayi/balita

  • Regurgitasi pada bayi.
  • Sindrom ruminasi pada bayi.
  • Sindrom muntah siklik.
  • Kolik pada bayi.
  • Diare fungsional.
  • Kesulitan buang air besar yang diiringi rasa sakit (diskezia) pada bayi.
  • Konstipasi fungsional.

8. Gangguan saluran cerna fungsional masa kanak-kanak: anak/remaja

  • Muntah dan aerophagia: sindrom ruminasi pada remaja, sindrom muntah siklik, dan aerophagia.
  • Gangguan gastrointestinal fungsional terkait nyeri perut: dispepsia fungsional, IBS, migrain perut, nyeri perut fungsional masa kanak-kanak, dan sindrom nyeri perut fungsional masa kanak-kanak.
  • Konstipasi dan inkontinensia: konstipasi fungsional dan inkontinensia tinja nonretentif.

2. Gejala

Gangguan Saluran Cerna Fungsional: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi gangguan saluran cerna fungsional atau functional gastrointestinal disorders (flickr.com/ Marco Verch Professional Photographer)

Menurut laporan dalam jurnal Gut tahun 2017, gejala fisik bisa bervariasi tergantung kondisi. Ini dapat meliputi:

  • Sakit perut.
  • Kembung.
  • Serdawa.
  • Konstipasi.
  • Diare.
  • Kentut.
  • Gangguan pencernaan. 
  • Mual.
  • Sulit menelan.
  • Muntah.

Studi dalam jurnal Psychiatry Investigation tahun 2020 menemukan korelasi kuat antara kondisi kesehatan mental dengan FGID, tetapi sulit untuk menentukan akar penyebab keduanya. Stres, kecemasan, dan depresi bisa menjadi gejala FGID dan mereka juga bisa memperburuk gejala.

3. Penyebab

Gangguan Saluran Cerna Fungsional: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi depresi (pexels.com/MART PRODUCTION)

Beberapa penyebab FGID adalah lingkungan, seperti stres dan merokok, dan dapat sangat dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup. Ada juga banyak penyebab yang tidak dapat dikendalikan, seperti:

  • Riwayat keluarga.
  • Sensitivitas usus.
  • Gerakan saluran cerna yang terlalu cepat atau lambat.
  • Fungsi sistem imun.
  • Pemrosesan sistem saraf pusat.
  • Kecemasan dan depresi.

4. Diagnosis

Gangguan Saluran Cerna Fungsional: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/cottonbro)

Berbicara dengan dokter akan membantu mengidentifikasi gejala, mendiskusikan dampak kondisi ini pada kualitas hidup, dan menentukan rencana perawatan khusus. FGID lebih kompleks untuk didiagnosis daripada kondisi lain. Tes laboratorium dan pencitraan mungkin tidak menunjukkan sesuatu yang tidak biasa secara khusus tentang saluran cerna bahkan jika terdapat gejala.

Diagnosis FGID mungkin membutuhkan waktu. Dalam prosesnya, dokter akan melakukan wawancara, menanyakan gejala, riwayat kesehatan, dan riwayat kesehatan keluarga, serta melakukan pemeriksaan fisik.

Dokter mungkin memesan tes laboratorium seperti sampel darah, urine, dan tinja, atau tes pencitraan seperti sinar-X atau CT scan, tetapi ini mungkin tidak konklusif.

Saat janji temu, dokter mungkin akan menanyakan hal-hal seperti kapan gejala dimulai, apa kekhawatiran pasien, apakah gejala yang dialami menghalangi pasien untuk melakukan aktivitas tertentu, dan apa yang diharapkan dari pengobatan.

Dokter juga akan menanyakan gaya hidup pasien, seperti pola makan, kebiasaan olahraga, dan rutinitas tidur. 

Pertimbangkan untuk membuat jurnal yang mencatat gejala dan informasi lain yang terkait dengan kondisi tersebut, terutama pola makan. Ini dapat memberikan data yang berguna untuk diagnosis, jadi pastikan untuk membawanya saat menemui dokter.

Konsultasi dengan dokter dapat menghasilkan diagnosis FGID berdasarkan kriteria Roma.

5. Pengobatan

Gangguan Saluran Cerna Fungsional: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi pola makan sehat bergizi seimbang (pexels.com/Ba Tik)

Tinjauan dalam Clinical Medicine Journal tahun 2021 menunjukkan bahwa para ahli tidak memiliki pemahaman tentang FGID yang diperlukan untuk menyembuhkannya, tetapi kondisi ini dapat dikelola. Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.

Perawatan bervariasi dari orang ke orang mengingat ada banyak jenis FGID. Seseorang mungkin merespons perawatan secara berbeda dari orang lain dengan kondisi spesifiknya. Pilihan pengobatan termasuk perubahan gaya hidup, manajemen kesejahteraan mental, dan obat-obatan.

Perawatan dengan perubahan gaya hidup

Ada banyak aspek gaya hidup yang perlu dipertimbangkan saat merawat FGID:

  • Tidur: Tidur yang berkualitas setiap malam dapat mengurangi gejala.
  • Latihan: Olahraga setidaknya tiga hingga lima kali per minggu selama 20 hingga 30 menit dapat membantu usus, menurunkan stres, dan memperbaiki pola tidur.
  • Kafein: Dapat menyebabkan diare dan mengganggu tidur.
  • Alkohol: Ini adalah depresan yang dapat menyebabkan refluks dan gangguan pencernaan.
  • Pola makan: Penting untuk memahami bagaimana pola makan memengaruhi gejala. Membuat jurnal pola makan, bertemu dengan ahli diet atau ahli gizi, mengikuti diet tertentu, membatasi atau menambahkan makanan tertentu, konsumsi serat, dan mengonsumsi probiotik bisa membantu meringankan gejala.

Perawatan kesehatan mental

Ulasan dalam World Journal of Gastroenterology tahun 2019 menghubungkan FGID dengan hubungan antara tubuh dan pikiran, sehingga kesehatan mental mungkin memiliki dampak yang signifikan pada gejala seseorang. Dokter dapat membantu mengukur dan mendiagnosis stres, kecemasan, dan depresi dengan kuesioner dan tes.

Beberapa terapi yang mungkin dapat mendatangkan manfaat untuk mengurangi gejala termasuk:

  • Terapi perilaku kognitif.
  • Hipnoterapi.
  • Psikoterapi.
  • Mindfulness.

Metode relaksasi dan terapi biofeedback juga mungkin bisa berguna untuk merawat kesehatan mental.

Pasien mungkin perlu mengonsumsi obat kecemasan atau depresi untuk mengobati kondisi mental yang didiagnosis.

Obat-obatan

Dokter akan memberikan obat-obatan tertentu berdasarkan gejala dan diagnosis. Obat-obatan mungkin bisa didapat secara bebas di apotek ataupun diresepkan dokter.

Beberapa obat lini pertama dan kedua yang mungkin direkomendasikan dokter untuk FGID antara lain:

  • Antispasmodik dan neuromodulator (seperti antidepresan), untuk mengelola nyeri.
  • Loperamide dan ondansetron untuk diare.
  • Pencahar osmotik dan prucalopride untuk sembelit.
  • Proton pump inhibitors, terapi pemberantasan H. pylori, penghambat H2, dan prokinetik untuk gangguan pencernaan.

Ikuti petunjuk pada obat-obatan yang dijual bebas atau patuhi instruksi dari dokter. Hubungi dokter jika gejala tidak membaik atau memburuk.

Gangguan saluran cerna fungsional umum terjadi dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini memengaruhi sejumlah besar populasi dan mencakup berbagai kondisi, dari IBS dan diare fungsional hingga sembelit dan muntah.

Dokter dapat mendiagnosis kondisi berdasarkan gejala dan faktor lainnya. Rencana perawatan termasuk perubahan gaya hidup, perawatan kesehatan mental, dan obat-obatan.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya