ilustrasi perempuan dengan PCOS (pexels.com/cottonbro)
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah suatu kondisi yang ditandai dengan ketidakseimbangan hormon reproduksi. Orang dengan PCOS memiliki kadar hormon androgen yang lebih tinggi, yang dapat mencegah ovulasi.
Beberapa gejala PCOS antara lain:
- Periode tidak teratur.
- Penambahan berat badan atau kesulitan menurunkan berat badan.
- Jerawat.
- Kelebihan rambut di wajah atau tubuh.
- Penipisan rambut di kulit kepala.
- Penggelapan kulit di sekitar leher, payudara, dan selangkangan.
- Skin tag di daerah ketiak atau leher.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Ameriks Serikat (CDC), orang dengan PCOS sering mengalami resistansi insulin, yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Risiko ini makin meningkat jika orang tersebut juga memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.
Lebih dari separuh orang dengan PCOS mengembangkan diabetes tipe 2 saat mencapai usia 40 tahun. Orang dengan PCOS dapat mengurangi risiko ini dengan mempertahankan berat badan sedang lewat pengaturan pola makan dan rutin olahraga.
Siklus menstruasi yang teratur dan dapat diprediksi merupakan indikator penting kesehatan. Karena itu, seseorang harus menghubungi dokter jika mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur atau perubahan yang tidak biasa pada siklus menstruasinya.
Temui dokter apabila mengalami gejala-gejala berikut ini:
- Tidak menstruasi selama lebih dari tiga bulan.
- Periode menstruasi berat dengan gumpalan darah besar yang berlangsung selama 5–7 hari.
- Pendarahan antara periode menstruasi.
Kalau kamu memiliki diabetes dan kesulitan untuk mengontrol kadar glukosa selama fase tertentu dari siklus menstruasi, konsultasikan dengan dokter. Kamu mungkin perlu melacak kadar glukosa darah selama siklus menstruasi agar dapat mendeteksi pola apa pun dalam kesehatan secara keseluruhan.