Bolehkah Bayi Minum Air Tajin? Ini Jawaban dari Dokter Anak

- Air tajin tidak disarankan untuk bayi karena tidak menyediakan komposisi nutrisi seimbang seperti ASI atau susu formula.
- Meskipun menjadi tradisi, pemberian air tajin sebaiknya hanya atas dasar rekomendasi dokter anak. ASI tetap harus menjadi sumber nutrisi utama bagi bayi.
Air tajin, air rebusan beras yang sering kali dianggap bergizi, kerap diberikan kepada bayi oleh sebagian orang tua. Ini menjadi menu tradisional yang dipercaya bisa mengatasi masalah lambung dan meningkatkan kesehatan bayi.
Namun, apakah benar air tajin aman dan bermanfaat untuk bayi?
Air tajin tidak disarankan untuk bayi

Menurut dr. Marissa Tania Stephanie Pudjiadi, SpA, dokter spesialis anak Eka Hospital BSD, air tajin tidak disarankan untuk bayi. Ia menegaskan bahwa bayi memiliki kebutuhan gizi khusus yang hanya bisa terpenuhi dengan air susu ibu (ASI) atau susu formula.
Air tajin tidak menyediakan komposisi nutrisi yang seimbang dan lengkap seperti ASI, yang mengandung semua zat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Ini termasuk protein, lemak, dan vitamin yang diperlukan dalam proporsi yang tepat.
"Jadi bayi itu tidak disarankan untuk diberikan air tajin karena bayi pada dasarnya harus diberikan ASI. Apalagi untuk 6 bulan pertama kehidupan, bayi tidak perlu minum cairan lain selain ASI. Tidak perlu dikasih air putih, gak perlu dikasi air tajin," jelas dr. Marissa saat dihubungi IDN Times pada Kamis (17/10/2024).
MPASI bisa diberikan setelah bayi 6 bulan

Sesuai dengan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), makanan pendamping ASI (MPASI) idealnya mulai diberikan ketika bayi berusia 6 bulan.
Pada usia ini, sistem pencernaan bayi sudah lebih matang dan siap menerima makanan selain ASI. Dokter Marissa menjelaskan bahwa sebelum usia 6 bulan, ASI sudah memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi.
Namun, setelah itu, bayi memerlukan tambahan energi, zat besi, serta nutrisi lain yang tidak cukup disediakan oleh ASI saja. MPASI harus berupa makanan yang kaya nutrisi, mudah dicerna, dan sesuai dengan tahap perkembangan bayi.
"Untuk pemberian makanan dan minuman khusus, seperti air tajin, itu sebaiknya hanya diberikan atas dasar rekomendasi dokter," ujar dr. Marissa.
Meskipun air tajin menjadi tradisi dalam perawatan bayi di beberapa keluarga, tetapi dr. Marissa menekankan pentingnya memberikan ASI sebagai sumber nutrisi utama. Setelah itu, MPASI bisa diperkenalkan untuk melengkapi kebutuhan gizi si kecil saat mereka sudah menginjak usia 6 bulan.