Bolehkah Ibu Menyusui Menggunakan Retinol?

- Retinol merupakan pilihan utama untuk mengatasi masalah kulit, seperti kerutan dan tanda-tanda penuaan.
- Retinol adalah jenis retinoid yang dapat meningkatkan produksi kolagen dan pergantian sel kulit untuk membantu menyamarkan garis-garis halus dan kerutan.
- Penggunaan retinol saat hamil dan menyusui dianggap berpotensi menimbulkan efek negatif pada janin, termasuk keguguran dan cacat lahir. Sebaiknya hindari penggunaannya.
Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. M. Yunus Haya, SpOG
Retinol menjadi pilihan utama untuk berbagai masalah kulit, termasuk kerutan dan tanda-tanda penuaan lainnya.
Retinol merupakan bagian dari kelompok bahan kimia yang lebih besar yang disebut retinoid. Retinoid dianggap lebih efektif dalam mengurangi jerawat, garis-garis halus, dan kerutan dibandingkan perawatan vitamin topikal lainnya.
Namun, zat-zat yang kuat ini juga dapat memiliki beberapa efek negatif jika tidak digunakan dengan benar.
Contohnya, produk yang mengandung retinol bisa mengiritasi kulit sensitif, terutama saat pertama kali diperkenalkan pada rutinitas perawatan kulit.
Lebih serius lagi, saat kamu menggunakan retinol saat menyusui, bahan kimia tersebut diserap ke dalam aliran darah dan berpotensi diteruskan ke bayi.
Karena retinol diketahui ampuh, bahan ini juga kontroversial untuk digunakan selama kehamilan dan pascapersalinan.
Jadi, apakah ibu menyusui boleh menggunakan retinol? Jawaban singkatnya adalah tidak. Berikut alasan lengkapnya
Apa itu retinol?
Retinol adalah jenis retinoid. Retinoid adalah bentuk vitamin A, vitamin yang larut dalam lemak.
Vitamin yang larut dalam lemak disimpan dalam lemak tubuh, jadi kamu harus berhati-hati dengan jumlah yang digunakan karena dapat menumpuk hingga mencapai tingkat racun.
Vitamin ini membutuhkan waktu untuk dikeluarkan dari tubuh, tidak seperti vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin C.
Meskipun retinol adalah jenis retinoid yang lebih lemah dibandingkan dengan retinoid yang diresepkan oleh dokter, tetapi retinol tetap dapat membantu perawatan kulit.
Retinol dapat meningkatkan produksi kolagen untuk membantu menyamarkan garis-garis halus dan kerutan.
Retinol juga dapat meningkatkan pergantian sel dan membantu mengelupas sel-sel kulit mati untuk membuka pori-pori, mengatasi komedo, dan memberikan tekstur kulit yang halus. Pengelupasan ini juga membantu memudarkan bintik-bintik cokelat dan perubahan warna.
Retinol tidak aman digunakan selama masa menyusui

Kalau sudah terbiasa pakai retinol dan telah merasakan manfaatnya, mungkin kamu ragu untuk menghentikan penggunaannya. Namun, secara umum retinol dianggap tidak aman untuk digunakan saat hamil dan menyusui. Jadi, sebaiknya hentikan pemakaiannya sampai kamu selesai menyusui.
Retinoid sistemik, seperti isotretinoin, diketahui dapat menyebabkan cacat lahir, dan oleh karena itu dokter tidak menyarankan penggunaan retinoid jenis apa pun selama kehamilan atau menyusui, meskipun penyerapan sistemiknya minimal.
Walaupun perlu lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya jumlah retinol yang benar-benar diserap ke dalam aliran darah, tetapi para ahli telah mengetahui bahwa retinol dapat mengakibatkan efek negatif pada janin jika digunakan selama kehamilan, termasuk keguguran, dan dapat memengaruhi perkembangan anak yang disusui.
Hal yang telah diketahui oleh para ahli adalah penggunaan retinoid oral selama kehamilan akan menyebabkan cacat lahir yang parah. Kondisi ini dikenal sebagai sindrom retinoid janin/fetal retinoid syndrome (FRS). Cacat lahir fisik dan mental meliputi malformasi wajah, ketidakmampuan belajar, keterlambatan pertumbuhan, dan kelainan jantung.
Retinoid oral tidak direkomendasikan selama kehamilan dan menyusui seperti bentuk vitamin A lainnya. Karena jumlah retinol yang masuk melalui kulit ke dalam ASI belum diketahui, sulit untuk mengatakan efeknya terhadap bayi.
Karena tidak ada data atau penelitian pasti tentang penggunaan retinol topikal atau retinoid oral selama menyusui, lebih baik berhati-hati dan menghindarinya. Prioritaskan kesehatan anak.
Hindari penggunaan segala bentuk produk perawatan kulit retinol, seperti krim retinol dan serum retinol saat menyusui bayi atau balita.
Diskusikan dengan dokter tentang bahan skincare yang lebih aman untuk digunakan selama menyusui.
Risiko menggunakan retinol saat menyusui
Retinol merupakan bahan keras, dan penggunaannya akan selalu disertai risiko tertentu, seperti sensitivitas terhadap matahari. Menggunakannya saat menyusui berpotensi menimbulkan serangkaian risiko baru—kali ini untuk bayi yang disusui.
Saat dioleskan, tidak diketahui berapa banyak retinol yang diteruskan ke bayi melalui ASI. Karena retinol telah terbukti menyebabkan cacat lahir pada anak-anak jika digunakan selama kehamilan, jadi sebaiknya hindari untuk mencegah risiko bahan ini diteruskan kepada bayi.
Tidak ada bukti yang mendukung hal ini. Namun, karena tidak ada bukti yang sepenuhnya mendukung keamanannya, para ahli menyarankan untuk tidak menggunakan retinol pada kelompok ibu menyusui. Rasio risiko atau manfaatnya dianggap tidak sepadan.
Kapan retinol boleh digunakan kembali?

Karena risiko meneruskan retinol ke anak melalui ASI akan hilang setelah tidak lagi menyusui, kamu bisa kembali menggunakan retinol dalam rutinitas perawatan kulit setelah selesai menyusui.
Meski demikian, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter kulit sebelum menggunakan bahan tersebut, baik saat menyusui maupun tidak.
Alternatif yang lebih aman saat menyusui
Walaupun sedang menyusui, tetapi perawatan kulit sebaiknya tidak diabaikan. Ada beberapa alternatif yang lebih aman untuk ibu menyusui yang menawarkan manfaat serupa dengan retinol, tetapi tanpa efek samping yang berpotensi bahaya.
Berikut ini adalah beberapa bahan yang dianggap aman untuk digunakan saat menyusui.
- Glycolic acid
Glycolic acid atau asam glikolat adalah asam alfa hidroksi yang mengelupas sel kulit mati.
Asam ini dapat membantu menyamarkan garis-garis halus dan kerutan, memudarkan bintik-bintik cokelat, dan membuka pori-pori.
Asam ini secara umum dianggap aman selama menyusui jika digunakan dalam dosis rendah (<10 persen) dan tidak pada atau di sekitar puting susu.
- Azelaic acid
Azelaic acid atau asam azelaic adalah senyawa alami yang ditemukan dalam jenis biji-bijian tertentu.
Asam azelaic, yang juga digunakan sebagai alternatif asam salisilat untuk mengobati jerawat selama kehamilan, merupakan senyawa alami yang sangat bagus untuk mengobati jerawat.
Satu penelitian bahkan menemukan bahwa penggunaan asam azelaic selama periode enam bulan sama efektifnya dalam mengobati dan mencegah jerawat seperti penggunaan retinoid yang diresepkan dokter selama periode yang sama, dan jauh lebih dapat ditoleransi.
Meskipun mungkin tidak memiliki efek antipenuaan yang sama seperti retinol, tetapi asam azelaic dapat membantu mencegah dan mengobati jerawat pascapersalinan.
- Vitamin C
Vitamin C dapat membantu mengatasi hiperpigmentasi dan jaringan parut. Vitamin C juga berperan besar dalam produksi kolagen kulit, yang bertanggung jawab untuk elastisitas dan meratakan warna kulit.
Vitamin C juga membantu memudarkan bintik-bintik cokelat akibat kerusakan akibat sinar matahari.
- Hyaluronic acid
Hyaluronic acid atau asam hialuronat tidak berperilaku seperti asam tradisional. Asam ini adalah zat alami yang ada dalam tubuh yang bertindak sebagai pelembap humektan.
Asam hialuronat memiliki kemampuan luar biasa untuk mengikat 1.000 kali beratnya dalam air. Menggunakannya akan langsung mengencangkan kulit dan membuat kamu tampak lebih muda.
Bahan perawatan kulit lain yang harus dihindari saat menyusui

Banyak dokter kulit juga menyarankan untuk menghindari bahan perawatan kulit lain saat menyusui, seperti hidrokuinon, tabir surya kimia, dan paraben.
Hidrokuinon mengandung bahan yang berpotensi menyebabkan kanker, sehingga dilarang di banyak negara.
Beberapa tabir surya kimia telah dikaitkan dengan gangguan hormon dan gangguan pada regulasi estrogen, tetapi tidak jelas apakah bahan tersebut ditemukan dalam ASI.
Paraben dapat diserap ke dalam aliran darah dan telah dikaitkan dengan masalah endokrin. Namun, tidak diketahui secara pasti apakah bahan tersebut masuk ke dalam ASI. Jadi, amannya hindari.
Walaupun risiko dan efek pasti dari penggunaan retinol saat menyusui masih perlu diteliti lebih lanjut, tetapi sebaiknya hindari penggunaannya baik saat hamil maupun menyusui.
Bicarakan dengan dokter untuk menentukan jenis perawatan kulit yang aman dan sesuai buat kamu selama masa menyusui.
Referensi
"IS ANY ACNE TREATMENT SAFE TO USE DURING PREGNANCY?" American Academy of Dermatology Association. Diakses Juni 2024.
"Can I Use Retinol While Breastfeeding?" Healthnews. Diakses Juni 2024.
Bozzo P, Chua-Gocheco A, Einarson A. "Safety of skin care products during pregnancy." Can Fam Physician. 2011 Jun;57(6):665-7.
"Can I Use Retinol While Breastfeeding?" Verywell Family. Diakses Juni 2024.
Katsambas A, Graupe K, Stratigos J. "Clinical studies of 20% azelaic acid cream in the treatment of acne vulgaris. Comparison with vehicle and topical tretinoin." Acta Derm Venereol Suppl (Stockh). 1989;143:35-9.
Pullar, Juliet M, Anitra C Carr, dan Margreet C M Vissers. “The Roles of Vitamin C in Skin Health.” Nutrients 9, no. 8 (August 12, 2017): 866.