“Kami terkejut dengan betapa banyak fungsi tubuh yang terganggu hanya karena UPF, bahkan pada pria muda yang sehat,” ungkap Romain Barrès, ahli biologi molekuler dari Universitas Copenhagen dilansir laman resmi Novo Nordisk Foundation Center for Basic Metabolic Research. “Implikasi jangka panjangnya sangat mengkhawatirkan, dan ini menunjukkan perlunya meninjau ulang panduan nutrisi demi mencegah penyakit kronis.”
Studi: 3 Cara Makanan Ultra Proses Bahayakan Kesehatan Pria

- Makanan ultra proses (UPF) merusak kesehatan pria dengan memicu penambahan berat badan, mengganggu hormon alami tubuh, dan menurunkan kualitas sperma.
- Penelitian melibatkan 43 pria berusia 20-35 tahun yang menjalani dua pola makan berbeda. Diet UPF menyebabkan peningkatan lemak tubuh dan kadar zat kimia ftalat.
- UPF dibuat dengan teknik industri dan mengandung bahan sintetis. Makanan ini berkontribusi pada obesitas, kanker, penurunan fungsi kognitif, dan bahkan berdampak buruk bagi lingkungan.
Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa makanan ultra proses (ultra-processed food/UPF) bisa merusak kesehatan pria dalam tiga cara utama, yaitu memicu penambahan berat badan, mengganggu hormon alami tubuh, termasuk menurunkan kualitas sperma.
Penelitian yang dipimpin oleh tim dari Universitas Copenhagen, Denmark, ini bertujuan mencari tahu apakah cara makanan diproses bisa memengaruhi kesehatan, bahkan ketika jumlah kalori dan nutrisi yang dikonsumsi sama.
Banyak penelitian sebelumnya memang sudah mengaitkan UPF dengan berbagai masalah kesehatan. Namun, belum jelas apakah penyebabnya terletak pada cara makanan dibuat, bahan yang digunakan, atau karena kecenderungan kita mengonsumsinya lebih banyak.
Detail studi
Penelitian ini melibatkan 43 pria cisgender berusia 20–35 tahun. Mereka diminta menjalani dua pola makan berbeda dengan jeda tiga bulan di antaranya. Kedua diet memiliki jumlah kalori dan nutrisi yang sama, tetapi berbeda pada jenis makanan:
- Diet pertama: 77 persen kalori dari UPF.
- Diet kedua: 66 persen kalori dari makanan minim proses (unprocessed food).
Hasilnya cukup mencolok:
- Saat mengikuti diet UPF, pria-pria ini rata-rata mengalami penambahan lemak tubuh sekitar 1 kilogram.
- Kadar zat kimia ftalat (cxMINP), yang dikenal dapat mengganggu hormon alami, meningkat tajam.
- Terjadi penurunan kadar testosteron dan follicle-stimulating hormone (FSH), hormon yang berperan penting dalam produksi sperma.
Peneliti juga menekankan bahwa penurunan kualitas sperma memang telah diamati secara global seiring meningkatnya konsumsi UPF, dan para ilmuwan telah lama menduga kemungkinan adanya kaitannya.
“Kami menemukan bahwa konsumsi UPF memengaruhi kesehatan kardiometabolik dan reproduksi,” tulis para peneliti. Mereka juga mencatat adanya tren penumpukan kontaminan dalam darah dan cairan semen akibat diet ini.
Alasan konsumsi UPF berlebihan berbahaya bagi kesehatan

Menurut sistem klasifikasi NOVA, makanan dikelompokkan berdasarkan tingkat pengolahannya.
- Grup 1: Makanan segar atau minim proses, seperti daging segar, sayur, dan buah.
- Grup 4: UPF, yaitu makanan yang mengandung bahan industri atau sintetis—bahan-bahan yang biasanya tidak kamu temukan di rak dapur rumah.
UPF dibuat dengan teknik industri seperti moulding (pembentukan), extruding (pencetakan), atau pre-frying (penggorengan awal). Proses ini memungkinkan produsen makanan memasukkan bahan sintetis ke dalam produk massal dengan rasa yang seragam.
Tujuan utamanya adalah menekan biaya produksi, memperpanjang masa simpan, dan memperkuat rasa.
UPF berbeda dari makanan biasa karena mengandung bahan sintetis yang tidak dijumpai di rak dapur rumah dan diproses dalam skala industri. Kehadirannya memang menawarkan harga murah, umur simpan lebih panjang, serta rasa yang lebih kuat. Namun, makin banyak bukti menunjukkan bahwa makanan ini berkontribusi pada obesitas, kanker, penurunan fungsi kognitif, dan bahkan berdampak buruk bagi lingkungan.
Meski penelitian ini memiliki keterbatasan (sampel yang relatif kecil, periode waktu singkat, dan hanya melibatkan pria), tetapi hasilnya tetap memperkuat bukti bahwa konsumsi UPF harus dibatasi dan lebih memilih makanan utuh atau minim proses.
“Hasil penelitian kami membuktikan bahwa UPF merusak kesehatan metabolik dan reproduksi, bahkan jika tidak dikonsumsi berlebihan,” jelas Jessica Preston, ahli nutrisi dari Universitas Copenhagen. “Ini menunjukkan bahwa yang berbahaya adalah sifat proses makanannya, bukan cuma jumlahnya.”
Referensi
Jessica M Preston et al., “Effect of Ultra-processed Food Consumption on Male Reproductive and Metabolic Health,” Cell Metabolism, August 1, 2025, https://doi.org/10.1016/j.cmet.2025.08.004.
"Not all calories are equal: Ultra-processed foods harm men’s health." Novo Nordisk Foundation Center for Basic Metabolic Research University of Copenhagen. Diakses September 2025.