Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Siku Sakit setelah Plank? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Seorang perempuan melakukan latihan plank.
ilustrasi olahraga plank (freepik.com/shurkin_son)
Intinya sih...
  • Plank adalah latihan isometrik tanpa pergerakan sendi besar, melibatkan otot perut, punggung bawah, bahu, glute, dan otot penopang bahu serta lengan.
  • Tekanan statis berkepanjangan pada siku saat plank dapat memicu iritasi atau peradangan ringan. Tips meredakan nyeri antara lain perbaiki posisi siku dan gunakan alas yang lebih empuk.
  • Kurangi durasi plank namun tingkatkan kualitasnya, variasikan jenis plank, perkuat otot pendukung bahu dan lengan, serta lakukan pendinginan dan peregangan setelah latihan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Plank sering dianggap latihan yang sederhana. Tidak perlu alat, menjaga badan tetap diam, dan terlihat "aman" dibanding latihan beban lainnya. Namun, bagi sebagian orang, plank dapat meninggalkan rasa tidak nyaman di area siku setelah latihan selesai.

Rasa nyeri siku ini kerap dianggap sepele. Banyak yang memilih menahan atau mengurangi durasi plank tanpa benar-benar memahami apa yang terjadi pada sendi siku. Padahal, ketidaknyamanan yang berulang bisa menjadi sinyal adanya tekanan berlebih, teknik yang kurang tepat, atau kurangnya adaptasi jaringan.

Memahami penyebab siku sakit setelah plank penting agar latihan inti tubuh tetap efektif tanpa mengorbankan kesehatan sendi. Dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa melakukan plank dengan aman dan nyaman.

Apa itu plank dan kenapa siku bisa sakit setelah melakukannya?

Plank adalah latihan isometrik yang melibatkan kontraksi statis berbagai otot tanpa pergerakan sendi besar. Otot utama yang bekerja meliputi otot perut (transversus abdominis, rectus abdominis), punggung bawah, bahu, glute, dan otot penopang bahu serta lengan.

Pada plank lengan bawah (forearm plank), siku menjadi titik tumpu utama berat badan bagian atas. Tekanan ini diteruskan ke sendi siku, jaringan lunak di sekitarnya, serta saraf yang berada dekat permukaan kulit.

Tekanan statis berkepanjangan pada sendi dan jaringan lunak, terutama apabila distribusi beban tidak optimal, dapat memicu iritasi, nyeri tekan, atau peradangan ringan pada siku.

Tips mencegah nyeri atau meredakan ketidaknyamanan pada siku setelah plank

Swiss ball plank.
Ilustrasi swiss ball plank (freepik.com/prostooleh)

Coba tips di bawah ini untuk mencegah nyeri atau meredakan ketidaknyamanan pada siku setelah melakukan plank:

  • Perbaiki posisi siku

Siku sebaiknya berada tepat di bawah bahu, bukan terlalu ke depan atau ke dalam. Posisi yang melenceng membuat beban bertumpu tidak merata dan meningkatkan tekanan pada jaringan siku.

Studi menunjukkan bahwa deviasi kecil pada posisi tumpuan dapat meningkatkan stres sendi secara signifikan, terutama pada latihan isometrik seperti plank.

Cobalah plank di depan cermin atau rekam video latihan untuk mengecek apakah siku, bahu, dan pergelangan tangan berada dalam satu garis lurus.

  • Gunakan alas yang lebih empuk

Permukaan keras seperti lantai gym atau ubin rumah dapat memperbesar tekanan lokal pada siku. Jaringan lunak di area ini relatif tipis sehingga mudah teriritasi.

Kamu disarankan untuk menggunakan karpet yoga atau karpet latihan yang cukup tebal untuk mengurangi tekanan mekanis pada sendi selama latihan tumpuan.

Karpet yoga, handuk yang dilipat, atau bantalan khusus siku bisa menjadi solusi.

  • Kurangi durasi, tingkatkan kualitas

Menahan plank terlalu lama sering kali membuat teknik memburuk tanpa disadari. Saat otot inti mulai lelah, beban berpindah ke siku dan bahu.

Kamu direkomendasikan untuk melakukan plank durasi pendek dengan teknik optimal dibanding durasi panjang dengan postur tubuh yang turun.

Coba lakukan plank 20–30 detik dengan kontrol penuh, lalu ulangi beberapa set.

  • Variasikan jenis plank

Jika siku terasa sensitif, variasi plank dengan tumpuan tangan (high plank) atau plank incline bisa mengurangi tekanan langsung pada siku. Variasi ini menggeser sebagian beban ke pergelangan tangan dan bahu, sehingga siku tidak menjadi satu-satunya titik tumpu.

Variasi latihan membantu mengurangi stres berulang pada satu sendi tertentu.

  • Perkuat otot pendukung bahu dan lengan

Siku jarang bekerja sendirian. Kelemahan otot bahu, trisep, dan otot stabilisator skapula dapat membuat siku menanggung beban berlebih.

Latihan penguatan seperti shoulder taps, wall push-up, atau resistance band row membantu mendistribusikan beban lebih merata.

Studi menunjukkan, peningkatan stabilitas bahu dapat menurunkan risiko nyeri pada sendi distal seperti siku.

  • Lakukan pendinginan dan peregangan

Setelah plank, jaringan di sekitar siku dan bahu berada dalam kondisi tegang. Pendinginan membantu menurunkan respons inflamasi ringan.

Peregangan lengan bawah dan trisep secara lembut dapat membantu mengurangi rasa kaku dan nyeri tekan.

Kamu bisa melakukan peregangan pascalatihan untuk mengurangi ketidaknyamanan sendi akibat latihan statis.

  • Dengarkan sinyal nyeri

Nyeri tajam, rasa panas berlebihan, atau nyeri yang menetap bukan sesuatu yang harus "ditahan". Itu bisa menjadi tanda iritasi jaringan atau cedera ringan. Nyeri sendi berulang selama latihan perlu dievaluasi dan tidak boleh diabaikan.

Jika nyeri berlanjut meski sudah istirahat dan modifikasi latihan, konsultasi dengan fisioterapis atau dokter olahraga sangat dianjurkan.

Kesalahan umum saat plank

Latihan plank.
ilustrasi berlatih plank (pexels.com/Mikhail Nilov)

Beberapa kesalahan yang sering memicu nyeri siku antara lain menahan napas, menjatuhkan pinggul, bahu terlalu maju, dan memaksakan durasi terlalu lama. Kesalahan-kesalahan ini mengubah distribusi beban dan meningkatkan tekanan lokal pada siku.

Fokus utama plank seharusnya ada pada aktivasi otot inti, bukan sekadar bertahan selama mungkin.

Siku sakit setelah plank memang umum terjadi, tetapi bukan berarti harus dianggap normal. Dalam banyak kasus, ketidaknyamanan ini berkaitan dengan teknik, durasi, dan distribusi beban. Dengan perbaikan sederhana—mulai dari posisi, variasi latihan, hingga penggunaan alas yang tepat—plank tetap bisa menjadi latihan otot core yang aman, efektif, dan ramah buat sendi.

Referensi

"ACSM’s Guidelines for Exercise Testing and Prescription, 12th edition." ACSM. Diakses Desember 2025.

"Elbow Pain." Cleveland Clinic. Diakses Desember 2025.

Rafael F. Escamilla et al., “Shoulder Muscle Activity and Function in Common Shoulder Rehabilitation Exercises,” Sports Medicine 39, no. 8 (July 16, 2009): 663–85, https://doi.org/10.2165/00007256-200939080-00004.

Jung-Hoon Choi, Da-Eun Kim, and Heon-Seock Cynn, “Comparison of Trunk Muscle Activity Between Traditional Plank Exercise and Plank Exercise With Isometric Contraction of Ankle Muscles in Subjects With Chronic Low Back Pain,” The Journal of Strength and Conditioning Research 35, no. 9 (May 27, 2019): 2407–13, https://doi.org/10.1519/jsc.0000000000003188.

Min-Hyeok Kang et al., “Effects of Isometric Hip Movements on Electromyographic Activities of the Trunk Muscles During Plank Exercises,” Journal of Physical Therapy Science 28, no. 8 (January 1, 2016): 2373–75, https://doi.org/10.1589/jpts.28.2373.

"Elbows Hurt From Planking? Here Are Ways to Ease the Discomfort." Everyday Health. Diakses Desember 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Forum Clinical Excellence 2025: Inovasi Teknologi Gastro-Hepatologi

17 Des 2025, 14:49 WIBHealth