"Health in emergencies during conflicts, natural disasters and other emergencies, children can be cut off from life-saving care." UNICEF. Diakses Desember 2025.
"WHO recommendations on antenatal care for a positive pregnancy experience: executive summary." World Health Organization (WHO). Diakses Desember 2025.
"Classification of digital health interventions v1.0." WHO. Diakses Desember 2025.
Amira El-Shal, Mahmoud Mohieldin, and Eman Moustafa, “Indirect Impact of Health Disasters on Maternal and Child Mortality,” Economic Analysis and Policy 74 (March 8, 2022): 477–93, https://doi.org/10.1016/j.eap.2022.03.003.
Antenatal Care Terputus saat Banjir, Risiko Masalah Kehamilan Naik

- Bencana seperti banjir dapat memutus akses perawatan antenatal dan menunda deteksi komplikasi kehamilan.
- Preeklamsia dan diabetes gestasional berisiko luput terdeteksi tanpa perawatan antenatal rutin.
- Kontak jarak jauh dengan tenaga kesehatan dan kewaspadaan tanda bahaya kehamilan sangat penting dalam kondisi krisis, seperti bencana banjir.
Di banyak wilayah Indonesia, banjir membuat akses ke puskesmas, bidan praktik mandiri, hingga rumah sakit menjadi sulit atau bahkan mustahil. Kunjungan perawatan antenatal atau antenatal care (ANC) yang seharusnya rutin pun tertunda.
Padahal, perawatan antenatal bukan cuma agenda administratif. Di balik setiap kunjungan, ada pemeriksaan tekanan darah, kadar gula, pertumbuhan janin, hingga edukasi tanda bahaya kehamilan. Ketika banjir memutus akses ini, risiko kesehatan ibu dan janin ikut meningkat dan ini sering kali tidak disadari.
Sejumlah laporan dan studi menunjukkan bahwa gangguan layanan kesehatan maternal akibat bencana alam, termasuk banjir, berkaitan dengan keterlambatan deteksi komplikasi kehamilan. Dampaknya tidak selalu langsung terlihat, tetapi bisa berujung serius jika tidak segera ditangani.
Risiko putusnya perawatan antenatal pada ibu hamil
Terputusnya perawatan antenatal membuat kondisi berisiko seperti preeklamsia berpotensi luput terdeteksi.
Preeklamsia sering berkembang tanpa gejala jelas di awal, dan salah satu cara utama mendeteksinya adalah melalui pemeriksaan tekanan darah dan urine secara rutin.
Keterlambatan diagnosis preeklamsia meningkatkan risiko kejang, gagal organ, hingga kematian ibu dan janin.
Risiko serupa juga terjadi pada diabetes gestasional. Kondisi ini sering kali tidak menimbulkan keluhan khas, tetapi berdampak besar pada kehamilan, mulai dari bayi lahir besar (makrosomia) hingga komplikasi persalinan. Studi menunjukkan bahwa gangguan layanan perawatan antenatal selama krisis atau bencana berkaitan dengan meningkatnya komplikasi kehamilan yang seharusnya bisa dicegah dengan skrining rutin.
Selain itu, putusnya perawatan antenatal juga berdampak pada pemantauan pertumbuhan janin dan anemia pada ibu hamil. Dalam situasi darurat dan bencana, risiko anemia dan malnutrisi pada ibu hamil meningkat karena akses layanan kesehatan dan pangan yang terbatas, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan bayi.
Dalam kondisi krisis, apa yang bisa dilakukan oleh ibu hamil?

Dalam situasi bencana, ibu hamil sangat disarankan untuk tetap berupaya menjaga kontak dengan tenaga kesehatan, walaupun tidak selalu melalui kunjungan langsung.
Jika memungkinkan, manfaatkan telekonsultasi atau komunikasi jarak jauh dengan bidan atau dokter kandungan untuk melaporkan kondisi, keluhan, dan hasil pemeriksaan sederhana yang masih bisa dilakukan.
Ibu hamil juga perlu lebih waspada terhadap tanda bahaya kehamilan, seperti sakit kepala hebat, pandangan kabur, bengkak mendadak pada wajah dan tangan, nyeri perut hebat, atau gerak janin berkurang. Jika gejala-gejala tersebut muncul, segera cari pertolongan medis, meski akses sulit.
Di pengungsian atau wilayah terdampak banjir, ibu hamil dianjurkan mencatat riwayat kehamilan, usia kehamilan, dan hasil pemeriksaan terakhir jika memungkinkan. Informasi ini sangat membantu tenaga kesehatan saat layanan kembali tersedia atau saat dilakukan pelayanan kesehatan darurat.
Banjir tidak hanya membawa dampak fisik dan ekonomi, tetapi juga memutus mata rantai perawatan kesehatan ibu hamil. Terhentinya perawatan antenatal membuat risiko kehamilan seperti preeklamsia dan diabetes gestasional lebih sulit terdeteksi tepat waktu.
Menguatkan layanan kesehatan ibu dalam situasi bencana, baik melalui layanan darurat, telemedisin, maupun sistem rujukan yang adaptif menjadi kunci untuk mencegah dampak jangka panjang pada ibu dan generasi berikutnya.
Referensi

![[QUIZ] Dari Tanda Kehamilan yang Dialami, Ini Perkiraan Jenis Kelamin Bayimu](https://image.idntimes.com/post/20240526/kuis-tebak-jenis-kelamin-janin-881d5fa26261f789885af9ce095844cb.jpg)















