Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Paparan Logam Berat setelah Banjir, Apa Risikonya bagi Ibu Hamil?

Kondisi Kompleks Pertokoan di Kecamatan Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Rabu (10/12/2025). Aceh Tamiang diterjang banjir bandang pada Rabu (26/11/2025).
Kondisi Kompleks Pertokoan di Kecamatan Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Rabu (10/12/2025). Aceh Tamiang diterjang banjir bandang pada Rabu (26/11/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)
Intinya sih...
  • Banjir dapat memobilisasi (mengangkat dan menyebarkan) logam berat yang tersimpan di sedimen, tanah, dan limbah industri sehingga meningkatkan risiko paparan lingkungan.
  • Paparan prenatal terhadap logam seperti timbal, kadmium, arsenik, dan merkuri dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur, berat lahir rendah, dan gangguan perkembangan neurokognitif.
  • Pencegahan praktis (menghindari kontak dengan air banjir, memastikan sumber air minum aman, dan screening medis bila terpapar) efektif menurunkan risiko. Ibu hamil yang curiga terpapar harus segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musim hujan yang intens dan banjir yang makin sering terjadi membawa serta sampah, limbah, dan material yang selama ini “tersimpan” di tanah dan sedimen sungai, termasuk logam berat yang bisa berbahaya bagi kesehatan. Di lingkungan padat dan dekat kawasan industri, risiko ini makin nyata karena sumber kontaminan lebih banyak.

Bagi ibu hamil, kekhawatiran itu bukan sekadar teori. Janin berada pada periode perkembangan yang sangat rentan; paparan zat beracun lewat air, makanan, atau kontak kulit bisa berdampak jangka panjang, misalnya pada pertumbuhan, berat lahir, sampai perkembangan otak anak. Oleh karena itu, memahami bagaimana banjir bisa “mengaktifkan” logam berat dan apa yang bisa dilakukan untuk melindungi ibu serta janin sangat penting.

Apa saja logam berat yang bisa menyertai banjir?

Banjir tidak hanya membawa air, tetapi juga mengangkut partikel padat dan sedimen yang selama bertahun-tahun mengendap di dasar sungai, kanal, dan tanah tata guna lahan. Ketika banjir terjadi, arus kuat dapat mereaktivasi (remobilize) sedimen ini dan menyebarkan logam berat—seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), arsenik (As), merkuri (Hg), tembaga (Cu), nikel (Ni), dan seng (Zn)—ke area pemukiman, lahan pertanian, dan sumber air. Kajian ilmiah tentang penyimpanan dan remobilisasi logam pada kejadian banjir menunjukkan pola ini berulang di berbagai bentang lahan.

Sumber logam berat itu beragam:

  • Limbah industri dan pabrik (terutama di daerah industri).
  • Sedimen sungai yang lama tercemar oleh aktivitas masa lalu (pembuangan limbah, emisi industri, pertambangan).
  • Pertambangan (termasuk aktivitas emas skala kecil yang menggunakan merkuri). Sudah ada bukti dampak merkuri terhadap sungai dan makanan di beberapa wilayah.
  • Lalu lintas dan residu bahan bakar kendaraan yang mengendap di tanah/jalan.
  • Sistem pembuangan dan saluran yang terkontaminasi (misalnya tangki bahan kimia yang terbongkar saat banjir).

Sumber-sumber ini membuat air banjir, lumpur, dan bahkan debu kering yang mengering setelah banjir bisa menjadi vektor paparan manusia melalui kontak kulit, inhalasi partikel, atau konsumsi air/ikan terkontaminasi.

Apa saja bahaya paparan logam berat dari banjir pada ibu hamil dan janin?

Kehamilan.
ilustrasi kehamilan (pexels.com/Matilda Wormwood)

Bukti menunjukkan bahwa paparan prenatal terhadap beberapa logam berat berhubungan dengan hasil kehamilan yang buruk dan masalah perkembangan jangka panjang:

  • Timbal: Paparan prenatal dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur, berat lahir rendah, dan gangguan neurokognitif anak (penurunan IQ, masalah perilaku). Metaanalisis terbaru menunjukkan hubungan antara paparan Pb dan hasil lahir yang kurang baik.
  • Kadmium (Cd): Beberapa metaanalisis dan studi kohort menemukan korelasi antara kadar kadmium maternal dengan risiko berat lahir rendah, bayi kecil untuk usia kehamilan, dan kelahiran prematur. Kadmium juga bersifat toksik pada ginjal dan dapat mengganggu transport nutrisi plasenta.
  • Arsenik (As): Paparan arsenik, terutama lewat air minum, dikaitkan dengan kejadian spontan abortus, stillbirth, kelahiran prematur, dan berat lahir rendah dalam banyak studi epidemiologis. Paparan kronis juga memengaruhi perkembangan jangka panjang anak.
  • Merkuri (Hg): Efek merkuri pada perkembangan saraf janin bergantung pada bentuk dan rute paparan. Paparan organomerkuri (misalnya metilmerkuri lewat ikan yang tercemar) pada dosis tinggi telah terbukti menyebabkan gangguan neurodevelopmental; bukti untuk paparan lingkungan nondiet masih beragam dan bergantung pada konteks.

Selain itu, paparan campuran logam (bukan satu unsur tunggal) sering terjadi dan dapat memberikan efek sinergis atau kompleks yang sulit dipisahkan. Penelitian menunjukkan campuran logam selama kehamilan berhubungan dengan perubahan tekanan darah, ukuran lahir, dan perkembangan anak.

Secara klinis, kemungkinan komplikasi termasuk keguguran, kelahiran prematur, berat lahir rendah, gangguan perkembangan saraf, dan pada kasus paparan berat/masif, potensi cacat kongenital atau risiko kematian neonatus—bergantung pada jenis logam, dosis, lama paparan, dan periode kehamilan saat terjadinya paparan.

Cara mencegah paparan logam berat dari banjir

Langkah-langkah berikut dapat mengurangi risiko paparan bagi ibu hamil:

  • Hindari kontak langsung dengan air banjir dan lumpur: jangan berjalan tanpa alas di air banjir, gunakan sarung tangan karet saat membersihkan rumah dan sepatu tertutup saat harus lewat area bekas genangan. (Kontak kulit dan luka kecil bisa jadi jalur masuk).
  • Jangan konsumsi air sumur/sumber lokal sebelum diuji: gunakan air kemasan atau air yang sudah direbus/diolah jika ragu. Air banjir dapat mencemari sistem air tanah dan sumur. Jika memungkinkan, lakukan uji kualitas air.
  • Cuci dan bersihkan makanan/ikan/hasil laut dari daerah banjir sebelum dikonsumsi; bila ragu, hindari mengonsumsi ikan atau sayur dari daerah terdampak sampai ada pengujian. (Beberapa logam terakumulasi di organisme air dan rantai makanan.)
  • Perhatikan kebersihan tangan yang ketat: cuci tangan setelah kontak dengan air/permukaan terdampak banjir, terutama sebelum makan.
  • Bersihkan rumah dengan aman: gunakan masker saat membersihkan debu kering dari lapisan lumpur, ventilasi area, dan buang bahan yang mungkin tercemar (misalnya mainan anak yang sulit dibersihkan).
  • Evaluasi sumber makanan dan ikan: di kawasan terdampak, instansi kesehatan lingkungan atau dinas perikanan kadang mengeluarkan advisori konsumsi. Selau ikuti rekomendasi dari otoritas kesehatan setempat.

Kapan harus menemui dokter?

Pemeriksaan kehamilan.
ilustrasi konsultasi kehamilan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Segera temui tenaga kesehatan apabila:

  • Kamu sedang hamil dan sudah terpapar langsung air banjir yang mungkin tercemar (misalnya tinggal di rumah yang tergenang, kontak terus-menerus dengan lumpur).
  • Ada keluhan seperti perdarahan, nyeri perut kuat, keluarnya cairan ketuban, atau gejala infeksi (demam, luka yang terinfeksi).
  • Kamu khawatir telah mengonsumsi air atau makanan yang mungkin tercemar. Dokter/klinik bisa melakukan pemeriksaan darah atau rujukan untuk tes logam berat bila indikasi kuat.

Dokter kandungan atau layanan kesehatan lingkungan dapat memberi saran skrining yang sesuai (misalnya pengukuran kadar timbal atau arsenik dalam darah/air kencing), rujukan ke spesialis toksikologi, serta langkah manajemen kehamilan yang diperlukan. Penting: deteksi dini dan konseling gizi/monitoring janin dapat mengurangi dampak jangka panjang.

Banjir bisa menjadi mekanisme yang mengeluarkan dan menyebarkan polutan lama, termasuk logam berat. Untuk ibu hamil, potensi paparan ini ditemukan berhubungan dengan hasil kehamilan yang berisiko dan masalah perkembangan pada anak.

Langkah pencegahan yang rasional adalah kunci. Jika kamu sedang hamil dan mengalami paparan atau gejala mengkhawatirkan, segera cari nasihat medis untuk pemeriksaan dan tindakan yang tepat. Pengetahuan dan tindakan cepat membantu melindungi janin dan menurunkan risiko jangka panjang.

Referensi

Dariusz Ciszewski and Tomáš Matys Grygar, “A Review of Flood-Related Storage and Remobilization of Heavy Metal Pollutants in River Systems,” Water Air & Soil Pollution 227, no. 7 (June 22, 2016): 239, https://doi.org/10.1007/s11270-016-2934-8.

Sabrina Shafi Zinia et al., “Effects of Heavy Metal Exposure During Pregnancy on Birth Outcomes,” Scientific Reports 13, no. 1 (November 3, 2023): 18990, https://doi.org/10.1038/s41598-023-46271-0.

Amber Hatter et al., “Heavy Metal Mobilization in Urban Stormwater Runoff From Residential, Commercial, and Industrial Zones,” Pollutants 5, no. 4 (September 30, 2025): 32, https://doi.org/10.3390/pollutants5040032.

"What’s behind the alarming rise in birth defects in Brazil’s illegal gold mining capital?" The Guardian. Diakses Desember 2025.

Yuan Ou, Jie Han, and Xiaoyan Gao, “Meta-analysis of Maternal Exposure to Heavy Metals (Lead, Cadmium, Mercury, Chromium) and Adverse Pregnancy Outcomes,” BMC Pregnancy and Childbirth, November 28, 2025, https://doi.org/10.1186/s12884-025-08507-x.

A. Kofi Amegah, Christian Sewor, and Jouni J. K. Jaakkola, “Cadmium Exposure and Risk of Adverse Pregnancy and Birth Outcomes: A Systematic Review and Dose–response Meta-analysis of Cohort and Cohort-based Case–control Studies,” Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology 31, no. 2 (January 29, 2021): 299–317, https://doi.org/10.1038/s41370-021-00289-6.

Reginald Quansah et al., “Association of Arsenic With Adverse Pregnancy Outcomes/Infant Mortality: A Systematic Review and Meta-Analysis,” Environmental Health Perspectives 123, no. 5 (January 27, 2015): 412–21, https://doi.org/10.1289/ehp.1307894.

Kyle Dack et al., “Prenatal Mercury Exposure and Neurodevelopment up to the Age of 5 Years: A Systematic Review,” International Journal of Environmental Research and Public Health 19, no. 4 (February 10, 2022): 1976, https://doi.org/10.3390/ijerph19041976.

Marcin Wróblewski et al., “The Impact of Arsenic, Cadmium, Lead, Mercury, and Thallium Exposure on the Cardiovascular System and Oxidative Mechanisms in Children,” Current Issues in Molecular Biology 47, no. 7 (June 25, 2025): 483, https://doi.org/10.3390/cimb47070483.

Anne E. Nigra et al., “Public Water Arsenic and Birth Outcomes in the Environmental Influences on Child Health Outcomes Cohort,” JAMA Network Open 8, no. 6 (June 16, 2025): e2514084, https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2025.14084.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

[QUIZ] Dari Tanda Kehamilan, Ini Perkiraan Jenis Kelamin Bayimu

17 Des 2025, 13:40 WIBHealth