Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cedera yang Paling Sering Dialami oleh Pemain Rugby

ilustrasi olahraga rugby (pexels.com/Patrick Case)

Rugby atau rugbi adalah olahraga yang dimainkan antara dua tim yang mana poin dicetak dengan membawa bola melewati garis gawang tim lawan. Rugbi berbeda dengan American football, baik dari segi ukuran lapangan, dimensi bola, dan alat pelindung yang digunakan.

Atlet rugbi rentan mengalami cedera karena mereka harus berlari kencang dan sangat mungkin bertabrakan dengan pemain lain. Berikut ini beberapa cedera yang paling banyak dialami oleh pemain rugbi.

1. Bahu terkilir

Yang pertama adalah bahu terkilir atau dislokasi bahu. Biasanya, cedera ini terjadi saat menjegal atau dijegal pemain lain, atau saat tersungkur dengan bahu menyentuh tanah lebih dulu. Dilansir Fortius Clinic, cedera yang paling umum adalah dislokasi yang melibatkan sendi glenohumeral (bola dan soket) serta sendi acromioclavicular (ACJ) yang terletak di bagian atas bahu.

Jonathan Webb, mantan pemain rugbi Inggris sekaligus konsultan ahli bedah ortopedi Fortius, menyurvei pemain rugbi dan melaporkan bahwa 96 persen di antaranya pernah mengalami cedera ACJ dengan berbagai tingkat keparahan. Untungnya, sebagian besar bisa diatasi dengan fisioterapi dan obat, terutama jika tingkat keparahannya ringan dan sedang.

Biasanya, pemain bisa kembali ke lapangan setelah beristirahat selama 4–6 minggu untuk dislokasi bahu ringan dan 8–12 minggu untuk dislokasi bahu sedang. Untuk dislokasi bahu berat, pembedahan sering kali dianjurkan. Setelah operasi, lengan diimobilisasi dengan gendongan selama dua minggu, diikuti dengan fisioterapi dan program penguatan.

2. Keseleo

ilustrasi keseleo pergelangan kaki (wikimedia.org/Boldie)

Keseleo (sprains) adalah salah satu cedera olahraga yang paling umum. Ini terjadi ketika otot atau ligamen (jaringan yang bentuknya seperti tali elastis) terlalu meregang saat kita jatuh, berhenti mendadak, mengubah arah, atau mendarat dengan canggung. Salah satu cedera yang paling sering dialami oleh pemain rugbi adalah keseleo pergelangan kaki.

Waktu pemulihan akan tergantung tingkat keparahan. Untuk keseleo ringan atau sedang, bisa memakan waktu antara 3–6 minggu dan 3 bulan atau lebih untuk keseleo parah, mengutip Therapy Station.

Salah satu aspek terburuk dari cedera ini adalah kita mungkin akan mengalaminya berulang kali, karena ligamen yang rusak sering kali tetap kendur.

Setelah keseleo, segera lakukan protokol PRICE, yaitu:

  • P (protection atau perlindungan): Berhenti bermain agar cedera tidak makin memburuk.
  • R (rest atau istirahat): Hindari aktivitas berat selama 24–48 jam ke depan.
  • I (ice atau es): Aplikasikan es ke area yang cedera selama 20 menit setiap dua jam sekali. Namun, jangan sampai es bersentuhan langsung dengan kulit, lebih baik lapisi dengan kain atau gunakan ice pack.
  • C (compression atau kompresi): Gunakan perban kompresi untuk menopang cedera dan mencegah pembengkakan.
  • E (elevation atau elevasi): Meninggikan bagian yang mengalami cedera melebihi ketinggian jantung.

3. Disk tergelincir

Pemain rugbi berisiko tinggi mengalami disk tergelincir (juga disebut sebagai herniated disc). Ini adalah kondisi bantalan lembut jaringan di antara tulang di tulang belakang terdorong keluar. Rasanya sakit jika menekan saraf.

Menurut National Health Service (NHS), disk tergelincir bisa menyebabkan sakit leher serta mati rasa atau kesemutan di bahu, punggung, lengan, dan tangan. Selain itu, bisa membuat kita kesulitan membungkuk atau meluruskan punggung. Bahkan, bisa menyebabkan nyeri di pantat, pinggul, dan kaki jika cakram menekan saraf skiatika. 

Ahli bedah saraf, Mohamad Bydon, MD, menjelaskan tentang cara penyembuhan disk tergelincir di laman Mayo Clinic. Mulai dari obat-obatan tanpa resep dokter (seperti ibuprofen atau asetaminofen), obat neuropatik yang memengaruhi impuls saraf untuk mengurangi rasa sakit, suntikan kortison (jika kondisi tidak membaik dengan obat-obatan oral), serta terapi fisik.

Jika perawatan konservatif sudah dilakukan selama enam minggu dan gejala masih dirasakan, dokter mungkin akan menyarankan pembedahan.

4. Tendonitis

Tendonitis adalah ketika tendon (jaringan ikat tebal yang menghubungkan otot dengan tulang) membengkak atau meradang setelah cedera tendon. Ini bisa menyebabkan nyeri sendi, kekakuan, dan memengaruhi pergerakan tendon. Tendonitis ringan biasanya akan membaik dalam 2–3 minggu.

Tidak hanya pemain rugbi, kalangan lain yang rentan mengalami tendonitis adalah atlet tenis, golf, ski, dan bisbol. Tendonitis bisa terjadi di hampir semua area tubuh, tetapi yang paling sering adalah dasar ibu jari, siku, bahu, panggul, lutut, dan Achilles (tendon terbesar di tubuh yang menghubungkan otot betis ke tulang tumit). Dilansir Cleveland Clinic, penyebabnya adalah benturan yang berulang.

Sama seperti beberapa cedera yang telah disebutkan, pertolongan pertama untuk tendonitis adalah menerapkan protokol PRICE. Selain itu, bisa juga ditunjang dengan obat antiradang yang dijual bebas. Jika tak kunjung membaik dalam waktu tiga minggu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

5. Gegar otak

ilustrasi gegar otak (wikimedia.org/Patrick J. Lynch)

Menurut data yang dimuat di laman Brain Injury Law Center, sekitar 1.200 orang mengalami cedera kepala saat bermain rugby setiap tahunnya. Dari 1.200 orang, dua pertiga di antaranya adalah gegar otak (concussion). Tingkat keparahannya bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.

Ahli bedah saraf, Khoi D. Than, MD, FAANS, mendefinisikan gegar otak sebagai cedera pada otak yang mengakibatkan hilangnya fungsi otak normal untuk sementara. Penyebabnya adalah trauma langsung pada kepala, seperti terjatuh, terbentur, atau karena kecelakaan. Gegar otak bisa memengaruhi ingatan, penilaian, refleks, keseimbangan, ucapan, dan koordinasi otot.

Pertolongan pertama untuk gegar otak adalah memeriksa jalan napas jika orang tersebut tidak sadarkan diri. Pastikan tidak ada yang menyumbat atau menghalangi jalan napasnya. Setelah itu, segera bawa ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit. Jika perlu, dokter akan merekomendasikan CT scan dan rontgen leher.

Di Indonesia, ada tim nasional rugbi yang telah menorehkan banyak prestasi, baik dalam skala lokal maupun internasional. Namun, sebagai olahraga yang sarat kontak fisik, kamu wajib paham risikonya. Jangan lupa memakai alat pelindung jika akan berlatih dan bertanding untuk meminimalkan risiko cedera berat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nena Zakiah
Nurulia R F
Nena Zakiah
EditorNena Zakiah
Follow Us