Awas! Cegukan Berkepanjangan Bisa Jadi Tanda 7 Penyakit Berbahaya Ini

Penyebab cegukan berkepanjangan yang pertama adalah gangguan sistem saraf atau neuromyelitis optica spectrum disorder (NMOSD) atau juga dikenal sebagai penyakit Devic. 

NMOSD adalah kelainan kronis pada otak dan sumsum tulang belakang yang didominasi oleh peradangan saraf optik (neuritis optik) dan radang sumsum tulang belakang (mielitis).

Tidak hanya cegukan, pasien juga mengalami gejala seperti mual, muntah, dan penglihatan kabur.

Cegukan berkepanjangan sering menjadi gejala gangguan saluran pencernaan. Yang paling umum adalah gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung.

Cegukan biasanya dibarengi juga dengan dada terbakar, nyeri pada ulu hati atau heartburn, kesulitan menelan, dan serdawa.

Salah satu gejala kanker juga meliputi cegukan yang serius. Ini terjadi pada pengidap kanker di otak, perut, dan limfa. Sebagian pasien kanker mengalami cegukan karena kemoterapi.

Menurut Canadian Cancer Society, orang dengan kanker stadium lanjut memiliki peluang lebih tinggi dari rata-rata untuk mengalami cegukan terus-menerus atau sulit ditangani. Sekitar 10 persen orang dengan kanker stadium lanjut mengalami cegukan yang bertahan lama.

Cegukan yang tidak kunjung sembuh dapat berdampak negatif pada aktivitas sehari-hari, seperti mengganggu bicara, makan, minum dan tidur. Ini juga bisa berdampak pada suasana hati dan membuat rasa sakit makin parah.

Berdasarkan laporan Merck Manual of Diagnosis and Therapy, pneumonia juga memiliki gejala cegukan berkepanjangan. Gejala lain yang menyertainya adalah sakit dada, demam, dan napas yang memendek.

Kerusakan pembuluh darah di otak bisa menjadi gejala stroke dan lupus. Tidak jarang para penderita stroke dan lupus juga mengalami cegukan kronis. Gejala ini terutama terjadi pada orang tua.

Menurut laporan dalam Journal of Neurology and Neurophysiology tahun 2012, cegukan persisten dan sulit dihilangkan bisa menjadi tanda stroke.

Jika cegukan berkepanjangan terjadi pada seseorang yang memiliki riwayat penyakit ginjal, ini bisa menjadi tanda bahwa penyakitnya memburuk. Gejala lain yang menyertainya adalah sakit tulang, bau mulut, dan otot yang tegang.

Dilansir Davita, karena ginjal tidak akan dapat menyaring cairan dan limbah dari darah secara efisien, maka akan menyebabkan penumpukan racun dalam aliran darah. Ketika pasien akhirnya merasakan efek ginjal mereka yang rusak, mereka akan mengalami perasaan tidak enak badan secara keseluruhan.

Selain itu, bisa juga disertai kelelahan, sering cegukan, mual dan mungkin muntah, kulit terasa gatal, dan sakit kepala.

Dilansir dari berbagai sumber, Josh Davenport, seorang dokter dari Rumah Sakit St. Luke Roosevelt di New York pernah memiliki pasien yang mengalami cegukan selama empat hari. Beberapa saat kemudian, pasien tersebut terkena serangan jantung. Ini jarang terjadi, tapi kemungkinan ini tetap harus diperhitungkan.

Mengutip Science Daily, cegukan yang tak kunjung reda mungkin dapat mengindikasikan peradangan di sekitar jantung atau serangan jantung yang tertunda.

Cegukan umumnya bukan masalah serius. Namun, bila kemunculannya sering, kronis atau jangka panjang, terus-menerus (lebih dari 3 jam), memengaruhi pola tidur, mengganggu makan, menyebabkan refluks makanan atau muntah, atau disertai sakit perut parah, demam, sesak napas, ada darah dalam ludah, atau merasa tenggorokan seperti tersumbat, segera periksakan diri ke dokter.