- Faktor genetik
Daftar Penyebab Gula Darah Naik pada Orang Tanpa Diabetes

- Kadar gula darah tinggi sering langsung dikaitkan dengan diabetes. Padahal, tubuh terus mengalami perubahan kadar gula darah, naik maupun turun.
- Ada tiga faktor utama yang memengaruhi kadar gula darah, baik pada orang dengan maupun tanpa diabetes, yaitu faktor genetik, pola makan, dan tingkat aktivitas fisik.
- Hal lain yang dapat memengaruhi gula darah termasuk sunburn, kurang tidur, melewatkan sarapan, hingga kondisi medis seperti PCOS, sindrom Cushing, obesitas, trauma fisik, serta obat-obatan tertentu.
Kadar gula darah tinggi sering langsung dikaitkan dengan diabetes. Padahal, tubuh terus mengalami perubahan kadar gula darah, naik maupun turun, tergantung pada apa yang kamu makan, aktivitas yang kita lakukan, hingga proses alami yang terjadi di dalam tubuh.
Itu sebabnya, seseorang tanpa diabetes pun bisa mengalami lonjakan gula darah. Pertanyaannya, mengapa hal ini bisa terjadi? Seberapa tinggi kadar gula darah dianggap berbahaya? Dan seperti apa rasanya ketika gula darah berada di atas normal?
Artikel ini akan mengulas hal-hal tersebut, agar kamu lebih memahami tubuh sendiri dan tahu kapan harus waspada.
Penyebab umum kenaikan gula darah pada orang tanpa diabetes
Ada tiga faktor utama yang memengaruhi kadar gula darah, baik pada orang dengan maupun tanpa diabetes:
Riwayat keluarga dengan diabetes dapat meningkatkan risiko kamu mengalami gula darah tinggi. Meski pola makan sehat dan gaya hidup aktif bisa membantu mencegah diabetes, tetapi sensitivitas insulin yang menurun dapat diturunkan dalam keluarga, sehingga membuat seseorang lebih rentan.
- Pola makan tidak sehat
Asupan gula berlebih dan karbohidrat olahan akan dipecah menjadi glukosa, sehingga gula darah naik dan tubuh melepaskan insulin untuk menyimpannya sebagai energi. Jika terlalu sering mengonsumsi makanan manis dan karbohidrat olahan, tubuh bisa menghasilkan insulin berlebihan dan akhirnya mengalami resistensi insulin. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2.
- Kurang aktivitas fisik
Penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup sedentari (minim gerak) meningkatkan risiko resistensi insulin. Otot yang jarang digunakan tidak efektif dalam menyerap dan menyimpan glukosa. Akibatnya, gula darah cenderung meningkat seiring waktu. Sebaliknya, olahraga teratur membantu menurunkan gula darah karena otot membutuhkan lebih banyak glukosa untuk energi.
Fluktuasi normal gula darah
Kadar gula darah sebenarnya naik turun sepanjang hari, terutama setelah makan. Pada orang tanpa diabetes, konsumsi makanan atau minuman tinggi gula atau karbohidrat bisa membuat gula darah naik hingga sekitar 140 mg/dL dalam dua jam setelah makan. Sebagai perbandingan, kadar gula darah puasa yang dianggap normal adalah 99 mg/dL atau lebih rendah.
Hal-hal yang bisa memengaruhi kadar gula darah

Berikut ini berbagai hal yang bisa memengaruhi kadar gula darah:
- Sunburn (kulit terbakar matahari): Rasa sakitnya bisa memicu stres, dan stres dapat meningkatkan kadar gula darah.
- Pemanis buatan: Penelitian masih berlanjut, tetapi beberapa studi menunjukkan pemanis buatan bisa menaikkan gula darah.
- Kopi: Bahkan tanpa gula tambahan, gula darah beberapa orang sangat sensitif terhadap kafein.
- Kurang tidur: Hanya satu malam kurang tidur sudah bisa membuat tubuh kurang efektif menggunakan insulin.
- Melewatkan sarapan: Tidak makan pagi dapat menyebabkan gula darah naik lebih tinggi setelah makan siang maupun makan malam.
- Waktu dalam sehari: Makin malam, kadar gula darah bisa lebih sulit dikendalikan.
- Fenomena fajar (dawn phenomenon): Pada pagi buta, tubuh melepaskan lonjakan hormon, baik pada orang dengan maupun tanpa diabetes. Pada pasien diabetes, hal ini bisa memicu lonjakan gula darah.
- Dehidrasi: Ketika tubuh kekurangan cairan, gula darah menjadi lebih pekat.
- Obat semprot hidung: Beberapa jenis mengandung zat yang dapat memicu hati menghasilkan lebih banyak gula darah.
- Penyakit gusi: Bisa menjadi komplikasi diabetes sekaligus pemicu naiknya gula darah.
- Karbohidrat: Mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat bisa menyebabkan lonjakan gula darah. Karbohidrat olahan seperti roti putih, nasi putih, mi, sereal manis, dan karbohidrat bertepung adalah penyebab paling umum. Menariknya, makanan tidak selalu harus manis untuk memicu lonjakan gula darah.
- Stres: Bukan cuma stres fisik, stres mental atau emosional juga bisa meningkatkan gula darah. Saat tubuh mengalami stres kronis, hormon kortisol dilepaskan lebih banyak. Kondisi ini membuat tubuh mengurangi produksi insulin, sehingga gula darah lebih mudah naik.
Ada juga pemicu yang bisa membuat gula darah justru turun. Misalnya, cuaca panas ekstrem dapat membuat pembuluh darah melebar sehingga insulin diserap lebih cepat, berisiko menurunkan gula darah.
Jika mencoba aktivitas atau makanan baru, sebaiknya periksa kadar gula darah sebelum dan sesudahnya untuk mengetahui bagaimana tubuh bereaksi.
Kondisi medis yang dapat menyebabkan gula darah tinggi
Ada juga beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan gula darah tinggi. Ini contohnya:
- Sindrom Cushing
Pada sindrom Cushing, tubuh menghasilkan terlalu banyak hormon kortisol dari kelenjar adrenal. Kortisol yang berlebihan dapat mengganggu kerja insulin dan memicu resistansi insulin. Sekitar 10–30 persen pasien sindrom Cushing mengalami gangguan toleransi glukosa, dan 40–45 persen dapat berkembang menjadi diabetes.
- Penyakit pankreas
Gangguan pada pankreas, seperti pankreatitis, kanker pankreas, atau fibrosis kistik, dapat merusak sel-sel pankreas yang berfungsi memproduksi insulin. Jika sel-sel ini rusak, pankreas tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup untuk mengatur gula darah.
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Pasien PCOS sering mengalami ketidakseimbangan hormon, termasuk peningkatan kadar testosteron dan insulin. Banyak di antaranya mengalami resistansi insulin, sehingga glukosa berlebih tetap berada di aliran darah dan menyebabkan hiperglikemia.
- Trauma fisik
Cedera atau luka bakar dapat menimbulkan stres fisik yang mengubah metabolisme glukosa. Respons “fight-or-flight” melepaskan kortisol dan epinefrin, yang meningkatkan produksi glukosa sekaligus menghambat kerja insulin. Stres fisik juga memicu pelepasan protein peradangan (sitokin) yang memperburuk resistensi insulin.
- Stres pascaoperasi
Setelah operasi, tubuh mengalami stres yang meningkatkan kadar sitokin dan hormon tertentu. Hal ini merangsang hati memproduksi lebih banyak glukosa dan menghambat kerja insulin. Hingga 30 persen pasien dapat mengalami hiperglikemia akibat stres pasca operasi, bahkan setelah keluar dari rumah sakit.
- Infeksi
Infeksi seperti pneumonia atau infeksi saluran kemih dapat memicu hiperglikemia akibat stres. Saat infeksi, kadar kortisol meningkat dan menghambat insulin menurunkan gula darah. Respons ini sebenarnya normal, karena tubuh menyediakan energi ekstra bagi organ vital seperti otak dan ginjal untuk membantu melawan infeksi.
- Obat-obatan
Beberapa obat dapat meningkatkan gula darah, misalnya vasopresor katekolamin (dopamin, norepinefrin), obat imunosupresan (tacrolimus, cyclosporine), dan kortikosteroid. Obat-obatan ini mengaktifkan enzim yang meningkatkan produksi glukosa sekaligus mengganggu kerja insulin.
- Nutrisi enteral dan parenteral
Pasien rawat inap yang mendapat nutrisi melalui selang makan atau infus (IV) juga berisiko mengalami hiperglikemia, karena cairan nutrisi sering mengandung larutan gula.
- Obesitas
Sel lemak berlebih (adiposit) mengganggu keseimbangan glukosa dan insulin. Sel-sel ini melepaskan protein peradangan seperti interleukin dan TNF (tumor necrosis factor) yang meningkatkan resistansi insulin. Akibatnya, tubuh lebih sulit memproduksi insulin saat gula darah naik, dan glukosa tidak mudah disimpan atau digunakan oleh otot.
Gejala gula darah tinggi
Sebagian besar orang mungkin tidak merasakan gejala apa pun, kecuali jika hiperglikemia (gula darah tinggi) berlangsung cukup parah dan terus-menerus. Namun, ada juga yang mengalami rasa cemas akibat detak jantung yang cepat, sulit berkonsentrasi, atau merasa bingung.
Tergantung tingkat keparahannya, gejala gula darah tinggi meski tanpa diabetes dapat meliputi:
- Sakit kepala.
- Rasa haus atau lapar berlebihan.
- Lebih sering buang air kecil dari biasanya.
- Kelelahan berat.
- Penglihatan kabur.
- Detak jantung cepat.
- Kulit terasa gatal.
- Perubahan suasana hati yang mudah meledak-ledak.
- Kesemutan, rasa terbakar, atau mati rasa di tangan dan kaki.
- Infeksi yang sering kambuh atau luka yang lama sembuh.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Cara menurunkan kadar gula darah
Cara menurunkan gula darah tinggi bergantung pada penyebabnya. Jika hiperglikemia terjadi akibat penyakit atau penggunaan obat tertentu, maka menghentikan obat penyebab atau mengobati penyakit dasarnya dapat membantu menurunkan gula darah.
Namun, bila hiperglikemia dipicu oleh makanan, tidak ada satu pun jenis makanan atau minuman yang terbukti mampu langsung menurunkan gula darah seketika. Meski begitu, kestabilan gula darah dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu dengan cara.
- Batasi makanan dan minuman manis seperti minuman berpemanis, permen, kue, biskuit, dan lain-lain.
- Kurangi makanan bertepung seperti roti putih, nasi putih, mi, dan pasta.
- Hindari makanan olahan seperti keripik, biskuit kemasan, dan piza instan.
- Perbanyak protein sehat, terutama dari daging tanpa lemak, ayam, ikan, tahu, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, dan telur.
- Tingkatkan asupan serat, misalnya dari roti gandum utuh dan beras merah.
- Tambahkan sayuran hijau berdaun seperti bayam, kangkung, sawi, dan lain-lain.
- Konsumsi sayuran non tepung seperti brokoli, kembang kol, buncis, tomat, paprika, dan labu.
- Camilan sehat dengan kacang dan biji-bijian seperti almon, kenari, chia, biji labu, dan biji bunga matahari.
- Pilih aneka buah beri karena tinggi serat dan memiliki kadar gula paling rendah di antara buah-buahan.
Terapi nutrisi sangat dianjurkan bagi orang dengan pradiabetes dan diabetes, serta juga bermanfaat bagi orang tanpa diabetes untuk menjaga kestabilan gula darah.
Selain mengatur jenis makanan, terapi nutrisi juga menekankan pada:
- Mengatur porsi makan agar tidak berlebihan.
- Menyeimbangkan komposisi makanan dengan campuran karbohidrat, protein, dan lemak sehat.
Dengan pola makan yang seimbang, tubuh lebih mampu menjaga kadar gula darah tetap stabil sepanjang hari.
Kapan harus menemui dokter saat mengalami kadar gula darah tinggi?

Merasa gejala gula darah naik setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang sangat manis bukanlah hal yang aneh. Namun, lonjakan gula darah yang berlebihan seharusnya tidak terjadi setelah makan dengan menu seimbang.
Jika kamu merasakan gejala gula darah tinggi setiap kali selesai makan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Hal ini bisa menjadi tanda adanya risiko diabetes atau masalah lain terkait regulasi gula darah.
Pada orang yang sebenarnya sudah memiliki diabetes tetapi belum terdiagnosis, gula darah tinggi yang tidak terkendali dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti ketoasidosis diabetik atau hiperglikemia hiperosmolar.
Gejala gula darah yang sangat tinggi dapat meliputi:
- Perubahan pola pernapasan
- Napas berbau buah
- Muntah dan nyeri perut
Selain itu, masalah pada pankreas, kelenjar adrenal, atau produksi insulin juga dapat memengaruhi cara tubuh memproses glukosa.
Semakin cepat kamu menyampaikan gejala yang mengkhawatirkan kepada dokter, makin cepat pula kondisi dapat didiagnosis dengan tepat dan ditangani secara efektif.
Siapa pun bisa mengalami gula darah tinggi, terutama setelah makan atau minum yang sangat manis. Pada orang tanpa diabetes, kadar gula darah biasanya kembali normal dalam 1–2 jam setelah makan, sedangkan diabetes sering membutuhkan insulin atau obat lain untuk menjaga keseimbangan ini.
Gejala seperti haus berlebihan, sering buang air kecil, atau tiba-tiba merasa berenergi bisa menjadi tanda gula darah tinggi, bahkan pada orang tanpa diabetes. Jika kamu merasakan gejala ini dalam bentuk yang parah, atau selalu muncul setelah setiap kali makan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Perlu diingat, diabetes hanyalah salah satu dari berbagai kondisi yang dapat menyebabkan gula darah tinggi.
Referensi
"Causes of High Blood Sugar Without Diabetes." Verywell Health. Diakses Oktober 2025.
"Surprising Things That Can Spike Your Blood Sugar." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Oktober 2025.
"High Blood Sugar Symptoms in People Without Diabetes." Healthline. Diakses Oktober 2025.
"Manage Blood Sugar." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Oktober 2025.


















