- Level 1: gula darah rendah ringan
Berapa Kadar Gula Darah yang Berbahaya?

- Bagi orang dengan diabetes, kadar gula darah yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah bisa berbahaya.
- Banyak faktor yang memengaruhi risikonya. Mulai dari jenis diabetes, obat yang digunakan, usia, seberapa lama gula darah berada di luar batas normal, hingga kemampuan mengenali gejala.
- Penting untuk mengetahui target gula darah kamu dan cara memantaunya, baik dengan pemeriksaan gula darah biasa maupun continuous glucose monitoring. Gula darah yang sangat rendah atau sangat tinggi bisa menjadi kondisi darurat dan perlu ditangani segera.
Bagi orang dengan diabetes, kadar gula darah yang melonjak terlalu tinggi (hiperglikemia) atau turun terlalu rendah (hipoglikemia) bisa berbahaya. Banyak faktor yang memengaruhi risikonya. Mulai dari jenis diabetes, obat yang digunakan, usia, seberapa lama gula darah berada di luar batas normal, hingga kemampuan mengenali gejala.
Ketika gula darah tidak terkendali dalam waktu lama, tubuh bisa memberi sinyal bahaya. Gula darah rendah sering ditandai dengan keringat dingin, gemetar, atau bingung. Sementara itu, gula darah tinggi gejalanya bisa berupa penurunan berat badan, rasa lapar berlebihan, hingga napas beraroma manis. Namun, tidak semua orang merasakan gejala ini.
Jika tidak segera ditangani, kondisi ekstrem ini bisa menyebabkan kondisi darurat yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Dalam kasus terburuk, komplikasi serius bahkan bisa mengancam nyawa.
Karena pengelolaan diabetes sangat bergantung pada setiap pasien, penting sekali untuk memahami kadar gula darah yang berbahaya, baik yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah, mengenali tanda dan gejalanya, serta tahu apa yang harus dilakukan.
Hipoglikemia: kapan gula darah rendah jadi berbahaya?
Bagi pasien diabetes, gula darah rendah bisa terasa sangat tidak nyaman dan mengkhawatirkan, apalagi jika muncul tiba-tiba. Bagi keluarga atau orang yang merawat, menyaksikan kondisi ini juga bisa membuat panik. Jadi, penting mengenali tanda-tandanya dan tahu apa yang harus dilakukan.
Gejala umum hipoglikemia bisa berbeda pada setiap orang, tetapi sering meliputi: gemetar, mudah marah, bingung atau cemas, lapar berlebihan, jantung berdebar, keringat dingin, pusing, mual, kulit pucat, lemas, mengantuk, penglihatan kabur, kesemutan di bibir atau wajah, sakit kepala, sulit koordinasi, hingga mimpi buruk saat tidur.
Pada kondisi berat, bisa terjadi kejang.
Berikut tingkatan hipoglikemia berdasarkan tingkat keparahannya menurut American Diabetes Association:
Pada tahap ini, kadar gula darah berada di bawah 70 mg/dL (3,9 mmol/L), tetapi masih di atas atau sama dengan 54 mg/dL (3,0 mmol/L). Kondisi ini menandakan tubuh mulai kekurangan glukosa, tetapi umumnya masih bisa ditangani dengan cepat. Misalnya dengan mengonsumsi makanan atau minuman manis.
- Level 2: gula darah rendah sedang
Tahap ini terjadi ketika kadar gula darah turun di bawah 54 mg/dL (3,0 mmol/L). Pada level ini, otak mulai kekurangan gula (glukosa) sehingga muncul gejala neuroglikopenik, seperti pusing, lemas, gemetar, sulit fokus, atau bahkan linglung.
Kadar gula darah serendah ini butuh penanganan segera. Bila kamu tidak merasakan gejala meski kadar gulanya sangat rendah, kondisi tersebut disebut ketidakpekaan terhadap hipoglikemia (hypoglycemia unawareness), artinya tubuh tidak lagi peka terhadap tanda-tanda hipoglikemia. Dalam kasus seperti ini, dokter biasanya akan meninjau ulang rencana pengobatan untuk mencegah kejadian serupa terulang.
- Level 3: gula darah rendah parah
Ini merupakan bentuk hipoglikemia berat, baik disadari maupun tidak. Kondisi ini ditandai dengan perubahan fungsi mental atau fisik yang membuat seseorang tidak bisa menolong dirinya sendiri dan perlu bantuan orang lain untuk pulih.
Hipoglikemia jenis ini lebih jarang terjadi dan umumnya dialami oleh orang dengan diabetes tipe 1 yang menggunakan insulin. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi kejang, pingsan, koma, bahkan kematian.
Hiperglikemia: kapan gula darah rendah jadi berbahaya?
Kadar gula darah tinggi kadang bisa terjadi tanpa menimbulkan masalah. Namun, jika berlangsung terus-menerus, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi diabetes, baik pada pembuluh darah kecil (mikrovaskular) maupun besar (makrovaskular).
Target gula darah pada pasien diabetes berbeda-beda, tergantung usia, jenis diabetes, lama sakit, harapan hidup, kondisi kesehatan lain, serta risiko hipoglikemia. Secara umum, target untuk orang dewasa dengan diabetes adalah:
- Gula darah puasa: 80–130 mg/dL.
- 1–2 jam setelah makan: <180 mg/dL.
Kadar di atas ini dianggap tinggi, meski tetap perlu dibicarakan dengan dokter yang merawat karena sifatnya individual.
Kapan harus waspada?
- Jika gula darah sering lebih tinggi dari normal (terlihat dari pola pemeriksaan).
- Jika gula darah tinggi disertai gejala.
- Jika gula darah tinggi disertai keton, terutama pada diabetes tipe 1, atau pada tipe 2 yang menggunakan insulin/SGLT-2 inhibitor.
- Jika gula darah tinggi muncul pada orang dengan diabetes yang belum terdiagnosis.
Gejala umum hiperglikemia:
- Haus berlebihan.
- Sering buang air kecil.
- Lapar berlebihan.
- Penglihatan kabur.
- Mudah lelah.
- Kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki.
Kondisi darurat: DKA dan HHNS
- Ketoasidosis diabetik: Terjadi saat tubuh kekurangan insulin sehingga tidak bisa menggunakan glukosa sebagai energi. Tubuh membakar lemak dan menghasilkan keton, membuat darah menjadi asam. Jika tidak segera ditangani, bisa menyebabkan kerusakan sel, koma, bahkan kematian.
- Gejala awal: haus berlebihan, sering buang air kecil.
- Gejala lanjut: napas cepat dan dalam, sakit perut, mual, muntah, kulit dan mulut kering, wajah kemerahan, napas berbau buah, sakit kepala, nyeri otot, sangat lelah.
- Sindrom hiperglikemi hiperosmolar nonketotik (hyperglycemic hyperosmolar nonketotic syndrome/HHNS): Lebih sering terjadi pada pasien diabetes tipe 2 dengan infeksi (misalnya pneumonia atau infeksi saluran kemih). Meski jarang, kondisi ini bisa membuat gula darah melonjak di atas 600 mg/dL.
- Gejala: haus dan sering buang air kecil (pada tahap awal), lemas, mual, penurunan berat badan, mulut dan lidah kering, demam, kejang, bingung, hingga koma.
Yang harus dilakukan saat kadar gula darah terlalu rendah atau terlalu tinggi

Hipoglikemia bisa segera ditangani dengan karbohidrat yang cepat diserap tubuh, misalnya segelas jus, satu sendok makan gula atau madu, permen, tablet glukosa, atau gel glukosa.
Ada aturan sederhana “15-15”, yaitu konsumsi 15–20 gram karbohidrat cepat serap, lalu cek ulang gula darah setelah 15 menit. Jika masih di bawah 70 mg/dL, ulangi langkah ini sampai kadar gula naik.
Hindari makanan berlemak seperti cokelat, karena lemak memperlambat penyerapan gula. Begitu juga dengan protein. Pada diabetes tipe 2, protein bisa memicu pelepasan insulin tanpa menaikkan gula darah.
Setelah gula darah kembali normal, makanlah camilan atau makanan yang mengandung karbohidrat dan protein (misalnya roti isi telur dan sayuran) untuk mencegah gula darah turun lagi. Hindari langsung makan berlebihan, karena bisa berbalik menyebabkan gula darah melonjak tinggi.
Pada hipoglikemia berat, kamu mungkin tidak bisa menolong dirinya sendiri. Dalam kondisi ini, orang lain perlu memberikan glukagon, hormon yang membantu melepaskan cadangan gula dari hati dan jaringan tubuh. Karena itu, orang tua, guru, pengasuh, atau siapa pun yang merawat sebaiknya tahu cara menggunakan glukagon.
Hiperglikemia ditangani dengan cara berbeda, tergantung seberapa tinggi kadarnya, penyebabnya, dan apakah ada keton. Misalnya, jika gula darah naik setelah makan karena salah hitung karbohidrat atau dosis insulin kurang, bisa diberikan insulin tambahan untuk menurunkannya.
Namun, jika gula darah sangat tinggi, disertai rasa sakit atau gejala lain, dan ada keton, segera hubungi dokter. Penanganan hiperglikemia sangat individual, disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang.
Risiko jika kadar gula darah berbahaya tidak segera ditangani
Kondisi darurat seperti hipoglikemia berat atau ketoasidosis diabetik bisa berujung pada koma bahkan kematian. Situasi ini membutuhkan penanganan segera.
Hipoglikemia berulang, terutama pada anak-anak, dapat memengaruhi fungsi kognitif. Pada orang lanjut usia, sering kali muncul kondisi hypoglycemia unawareness.
Sementara itu, gula darah tinggi yang berlangsung lama meningkatkan risiko komplikasi diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa pengendalian gula darah yang lebih baik pada pasien diabetes tipe 1 mampu menurunkan risiko komplikasi pada mata, saraf, dan ginjal hingga 50–76 persen.
Karena itu, sangat penting bekerja sama dengan dokter untuk menjaga gula darah tetap dalam batas sehat serta mencegah fluktuasi besar, terutama setelah makan.
Penyebab kadar gula darah berbahaya
Penyebab gula darah berbahaya bisa berbeda, tergantung pada jenis diabetes dan obat yang digunakan.
Hipoglikemia dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya:
- Waktu minum obat yang tidak tepat (misalnya obat diminum setelah makan atau dosis terlalu banyak).
- Melewatkan waktu makan.
- Pada anak dengan diabetes tipe 1: pemberian insulin untuk makanan yang ternyata tidak dimakan.
- Konsumsi alkohol.
- Aktivitas fisik berlebihan.
Hiperglikemia berbahaya biasanya terkait dengan:
- Tidak minum obat sesuai jadwal (misalnya melewatkan insulin).
- Gangguan pada pompa insulin.
- Tidak mengikuti aturan penggunaan obat.
- Penyakit atau infeksi yang memperburuk kondisi.
Jika kamu harus dirawat di rumah sakit karena kadar gula darah berbahaya, tim perawatan sebaiknya melibatkan tenaga medis yang berpengalaman dalam manajemen diabetes. Tergantung pada penyebab rawat inap, penanganan gula darah tinggi, seperti pada kasus ketoasidosis diabetik, biasanya mencakup pemberian cairan, insulin, serta penggantian elektrolit.
Mencegah kadar gula darah berbahaya

Dokter merekomendasikan setiap orang berusia di atas 35 tahun untuk memeriksa gula darah setidaknya setiap tiga tahun. Tujuannya untuk mendeteksi tanda-tanda diabetes sejak dini.
Jika kamu hidup dengan diabetes, ada beberapa langkah penting untuk melindungi diri dari bahaya gula darah yang tidak terkontrol:
- Bekerja sama dengan dokter. Ketahui target gula darah kamu dan apa yang harus dilakukan jika hasil pemeriksaan terlalu tinggi. Ikuti saran dokter tentang pola makan, olahraga, serta rutin kontrol kesehatan.
- Periksa gula darah secara teratur. Frekuensi tes akan ditentukan dokter. Alat continuous glucose monitor dapat membantu memantau kadar gula setiap beberapa menit.
- Minum obat sesuai aturan. Ikuti petunjuk dokter dalam menggunakan insulin atau obat lain. Banyak kondisi darurat terjadi karena dosis insulin terlewat atau berlebihan. Pompa insulin bisa diatur untuk memberikan dosis sesuai jadwal.
- Tingkatkan pengetahuan. Gula darah dipengaruhi oleh makanan, minuman, aktivitas fisik, obat-obatan, stres, penyakit, hingga perubahan hormon. Dengan memahami reaksi tubuh, kamu bisa menyesuaikan pola makan atau obat agar gula darah tetap stabil.
- Perhatikan pola makan. Karbohidrat dapat meningkatkan gula darah, sementara serat membantu menstabilkannya. Ketahui jadwal makan yang tepat dan selalu sediakan camilan sehat jika jadwal makan terganggu.
Bahkan bagi orang tanpa diabetes, mengurangi makanan manis dan karbohidrat olahan serta tetap aktif secara fisik dapat membantu menjaga gula darah tetap stabil.
Banyak hal bisa memengaruhi kadar gula darah, seperti pola makan, olahraga, obat-obatan, penyakit, stres, tidur, dan hormon. Perubahan pada salah satunya dapat meningkatkan risiko gula darah terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Karena itu, penting untuk mengetahui target gula darah kamu dan cara memantaunya, baik dengan pemeriksaan gula darah biasa maupun continuous glucose monitoring.
Gula darah yang sangat rendah atau sangat tinggi bisa menjadi kondisi darurat dan perlu ditangani segera. Jika ragu harus berbuat apa, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan arahan yang tepat.
Referensi
"Dangers of Uncontrolled Blood Sugar." WebMD. Diakses Oktober 2025.
Nuha A. ElSayed et al., “6. Glycemic Goals and Hypoglycemia: Standards of Care in Diabetes—2025,” Diabetes Care 48, no. Supplement_1 (December 9, 2024): S128–45, https://doi.org/10.2337/dc25-s006.
"What is a Dangerous Blood Sugar Level?" Verywell Health. Diakses Oktober 2025.
"Diabetes, heart disease, & stroke." National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Diakses Oktober 2025.
"Blood Glucose Testing and Management. The Big Picture: Checking Your Blood Glucose." American Diabetes Association. Diakses Oktober 2025.
"Diabetes-related Ketoacidosis." Association of Diabetes Care & Education Specialists. Diakses Oktober 2025.
"Hyperglycemia." American Diabetes Association. Diakses Oktober 2025.
"Hypoglycemia (low blood glucose)." American Diabetes Association. Diakses Oktober 2025.
Allison Cato and Tamara Hershey, “Cognition and Type 1 Diabetes in Children and Adolescents,” Diabetes Spectrum 29, no. 4 (November 1, 2016): 197–202, https://doi.org/10.2337/ds16-0036.
"Hypoglycemia." American Diabetes Association. Diakses Oktober 2025.
















.jpg)

