Epispadia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan 

Merupakan gangguan keluarnya urine pada bayi

Epispadia adalah suatu kondisi langka yang memengaruhi uretra, yaitu tabung tempat keluarnya urine. Kondisi yang muncul sejak bayi baru lahir ini menyebabkan uretra tidak berkembang sepenuhnya dan menyebabkan urine keluar dengan cara yang tidak normal.

Epispadia dapat memengaruhi bayi laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering memengaruhi laki-laki. Diperkirakan, satu dari 117.000 bayi laki-laki dan sekitar satu dari 480.000 bayi perempuan mengalami kelainan ini.

Epispadia bisa terjadi sendiri tanpa disertai masalah lain, tetapi juga bisa diikuti oleh masalah lain seperti gangguan kandung kemih, masalah dasar panggul, sumsum tulang belakang, atau pembentukan dinding perut yang tidak lengkap. Kondisi epispadia dengan masalah tambahan ini disebut kompleks ekstrofi-epispadia.

Sayangnya, kompleks ekstrofi-epispadia lebih umum dibanding epispadia, diperkirakan memengaruhi sekitar 90 persen kasus. Sisanya mengalami epispadia tanpa kerusakan tambahan.

Menyebabkan gangguan pada sistem kemih, bolehkah bayi yang mengalami epispadia disunat? Apakah ini juga dapat memengaruhi kesuburan? Yuk, ketahui fakta epispadia lebih lanjut di bawah ini!

1. Penyebab epispadia

Epispadia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi bayi dengan epispadia (unsplash.com/Picsea)

Epispadia disebabkan oleh perubahan perkembangan selama tahap tertentu kehamilan ketika saluran kemih terbentuk. Sering kali sulit atau tidak mungkin untuk mengetahui apa yang menyebabkan janin tidak berkembang dengan benar selama hari-hari perkembangan tertentu. Dalam sebagian besar kasus, tidak ada masalah yang jelas dengan ibu atau kehamilan, mengutip laporan dalam Orphanet Journal of Rare Diseases tahun 2009.

2. Gejala epispadia

Epispadia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi potty training atau toilet training pada bayi (healthline.com)

Dalam banyak kasus, epispadia didiagnosis oleh penyedia layanan kesehatan saat lahir karena penampilan abnormal alat kelamin pada bayi baru lahir. Dalam kasus ringan, di mana meatus urinarius (lubang penis tempat keluarnya urine) sedikit keluar dari posisi normal, kondisinya dapat diabaikan sampai ada kesulitan dengan toilet training atau inkontinensia urine yang dicatat setelah toilet training selesai.

Beberapa anak akan mengalami stres inkontinensia, di mana urine menetes setelah bersin atau batuk, atau mungkin mengalami saat harus ke kamar mandi untuk buang air kecil, anak tidak bisa menahannya sebelum sampai di kamar mandi. Pemeriksaan genital sering menjadi bagian dari proses diagnosis penyebab inkontinensia dan dapat mengarah pada diagnosis epispadia, mengutip Verywell Health.

3. Bagaimana epispadia memengaruhi laki-laki dan perempuan?

Epispadia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi buang air kecil (pixabay.com/bzndenis)

Epispadia pada laki-laki memengaruhi meatus urinarius. Pada kondisi normal, meatus urinarius berada di ujung penis. Sementara pada pasien dengan epispadia, lubang bisa ditemukan di sepanjang bagian atas penis.

Kondisi ini dapat menyebabkan aliran balik urine ke ginjal (nefropati refluks), pembukaan abnormal dari sendi antara tulang kemaluan ke area di atas ujung penis, dan penis pendek, lebar, melengkung ke atas atau disebut dorsal chordee.

Berdasarkan letak meatus urinarius, epispadia pada laki-laki di bagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Epispadia penopublik: meatus urinarius ditemukan dekat tubuh, berpotensi di tulang kemaluan
  • Epispadia penis: meatus urinarius ditemukan di batang penis, di mana saja sebelum kepala penis
  • Epispadia glanular: meatus urinarius ditemukan di kepala penis bagian atas, tetapi bukan di lokasi standar pada umumnya

Sementara pada perempuan, epispadia memengaruhi klitoris, yang mana klitoris terbagi menjadi dua secara tidak normal. Kondisi ini dapat menyebabkan tulang kemaluan yang terpisah, labia tidak terbentuk dengan benar, dan gangguan kontrol urine (inkontinensia urine), di mana urine menetes sesekali atau terus-menerus.

4. Perbedaan epispadia dengan hipospadia

Epispadia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi penis (pexels.com/cottonbro)

Epispadia dan hipospadia sama-sama memengaruhi uretra, tetapi keduanya dibedakan berdasarkan letak kerusakannya. Secara bahasa, "epi" berarti di atas, sedangkan "hypo" adalah di bawah. Pada laki-laki, hipospadia memengaruhi bagian bawah penis, bukan ujung penis. Sementara pada perempuan, hipospadia sangat jarang terjadi.

Sementara itu, epispadia menyebabkan kerusakan pada uretra dengan pembukaan lubang ada di bagian atas penis. Ini dapat memengaruhi anak laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering terjadi pada laki-laki.

Baca Juga: 7 Fakta Hipospadia, Kelainan Bawaan yang Dialami Aprilia Manganang

5. Diagnosis epispadia

Epispadia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi pemeriksaan bayi yang dicurigai memiliki epispadia (pexels.com/Huynh Van)

Epispadia merupakan kelainan yang terjadi selama masa perkembangan bayi dalam rahim dengan penyebab yang tidak diketahui. Biasanya, diagnosis ditegakkan segera setelah bayi lahir melalui pemeriksaan fisik.

Beberapa tes seperti studi pencitraan, sinar-X, dan tes urologi mungkin juga diperlukan untuk memeriksa apakah ada masalah lain yang terkait.

6. Pengobatan epispadia

Epispadia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi bayi dalam ruang operasi (pexels.com/Vidal Balielo Jr. )

Pengobatan epispadia biasanya ditujukan untuk memperbaiki tampilan dan fungsi alat kelamin. Ini bersifat simtomatik yang disesuaikan dengan keparahan gejala. Pembedahan adalah tindakan yang paling umum dilakukan untuk menangani epispadia.

Pada laki-laki, pembedahan teknik Mitchell dan Cantwell-Ransley sering digunakan dengan sedikit modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Sementara pada perempuan, operasi biasanya tidak terlalu rumit, seperti menempatkan uretra di lokasi yang benar dan menghubungkan klitoris yang terpisah.

7. Bolehkah pasien epispadia disunat?

Epispadia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi anak menggendong bayi (pexels.com/Pixabay)

Pada penderita epispadia, sunat harus dihindari hingga perbaikan bedah berhasil diselesaikan. Karena jaringan ekstra kulup dapat digunakan selama perbaikan bedah, seperti membuat ulang penis atau perbaikan total. Setelah perbaikan bedah berhasil dirawat, sunat dapat dipertimbangkan.

8. Apakah epispadia dapat memengaruhi kesuburan?

Epispadia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan ilustrasi keluarga (pexels.com/Emma Bauso)

Epispadia pada perempuan biasanya tidak memengaruhi kesuburan karena biasanya tidak memengaruhi sistem reproduksi perempuan. Beda halnya dengan laki-laki, mungkin epispadia dapat menyebabkan penurunan jumlah sperma atau volume ejakulasi rendah, yang mengakibatkan penurunan kesuburan tetapi tidak menyebabkan kemandulan.

Namun, pada sebagian besar kasus, seseorang dengan epispadia memiliki kehidupan yang normal dan sehat, termasuk dalam pernikahan.

Nah, itulah beberapa fakta penting tentang epispadia. Diagnosis dan penanganan sedini mungkin bisa amat membantu. Pembedahan dapat membantu pasien mengontrol aliran urine serta memperbaiki penampilan alat kelamin.

Baca Juga: Inkontinensia Urine atau Mengompol, Bisa Dialami Semua Usia

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya