Hati-hati, 5 Makanan Sehat Ini Ternyata Dapat Memicu Alergi

Patut dihindari walaupun dikenal menyehatkan

Alergi makanan adalah kondisi ketika tubuh menunjukkan respons imun yang tidak wajar setelah mengonsumsi makanan tertentu. Alergi makanan disebabkan oleh kesalahan sistem imunitas tubuh dalam mengidentifikasi beberapa protein dalam makanan sebagai bahaya. Akibatnya, tubuh kemudian melakukan berbagai tindakan perlindungan, seperti melepaskan bahan kimia yang memicu peradangan.

Bagi orang yang memiliki alergi makanan, bahkan paparan alergen dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan reaksi alergi. Sayangnya, terkadang makanan yang memicu alergen justru merupakan superfood yang dikenal bernutrisi.

Inilah daftar makanan bergizi yang ternyata berpotensi memicu alergi.

1. Susu sapi

Hati-hati, 5 Makanan Sehat Ini Ternyata Dapat Memicu Alergiunsplash.com/Nikolai Chernichenko

Alergi susu sapi paling sering terjadi pada bayi dan anak kecil, utamanya jika mereka diberi susu sapi sebelum berusia enam bulan. Menurut studi dalam jurnal Annals of Allergy, Asthma & Immunology, alergi ini mempengaruhi 2 sampai 3 persen bayi dan balita. Untungnya, sekitar 90 persen kasus alergi pada anak-anak dapat teratasi saat mereka berusia tiga tahun.

Individu yang memiliki alergi IgE akan menunjukkan gejala seperti pembengkakan, ruam, gatal-gatal, muntah, dan anafilaksis. Sedangkan alergi non-IgE berupa muntah, sembelit atau diare, serta radang dinding usus.

Untuk individu yang terdiagnosis alergi susu sapi, maka bukan hanya harus menghindari susu sapi tapi juga produk berbasis susu sapi, seperti susu bubuk, keju, yogurt, es krim, dan mentega.

2. Kacang

Hati-hati, 5 Makanan Sehat Ini Ternyata Dapat Memicu Alergiunsplash.com/Corleto Peanut butter

Menurut American College of Allergy, Asthma, & Immunology, kacang adalah penyebab utama reaksi alergi yang parah terhadap makanan, dan mempengaruhi sekitar 2,5 persen anak-anak Amerika. Reaksi alergi kacang berupa gangguan pernapasan, pembengkakan di tenggorokan, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, kulit pucat, bibir biru, pingsan, dan pusing.

Tapi, kabar baiknya, hingga 20 persen orang yang alergi kacang pada akhirnya bisa mengatasi kondisi ini.

Baca Juga: Punya Hipertensi? Kalau Iya, 5 Makanan Ini Wajib Kamu Konsumsi

3. Telur

Hati-hati, 5 Makanan Sehat Ini Ternyata Dapat Memicu Alergiunsplash.com/Eiliv Sonas Aceron

Telur adalah penyebab alergi makanan nomor dua pada anak-anak. Namun, menurut The Journal of Allergy and Clinical Immunology, 68 persen anak-anak yang alergi telur dapat mengatasi alerginya pada usia 16 tahun. Gejala dari alergi telur biasanya meliputi:

  • Gangguan pencernaan, seperti sakit perut;
  • Reaksi kulit, seperti gatal-gatal atau ruam;
  • Masalah pernapasan;
  • Anafilaksi, tetapi jarang terjadi.

Menariknya, kadang seseorang bisa mengalami alergi terhadap putih telur, tetapi tidak pada kuning telur, atau sebaliknya. Ini disebabkan karena terdapat perbedaan pada protein dalam putih dan kuning telur.

Namun, individu yang alergi terhadap telur tidak selalu harus menghindari semua makanan yang mengandung telur, karena memasak telur dapat mengubah bentuk protein penyebab alergi. Ini dapat membuat tubuh tidak menganggapnya berbahaya, dan tidak menimbulkan reaksi reaksi.

4. Seafood

Hati-hati, 5 Makanan Sehat Ini Ternyata Dapat Memicu Alergiunsplash.com/Ratapan Anantawat

Makanan laut, baik ikan maupun kerang dapat menyebabkan alergi. Alergi kerang adalah salah satu yang paling sering dilaporkan pada orang dewasa dan biasanya muncul pertama kali di masa dewasa, menurut American College of Allergy, Asthma, & Immunology. Dalam keluarga kerang, kelompok krustasea: udang, lobster, dan kepiting paling sering memicu reaksi alergi.

Tapi, banyak orang yang alergi terhadap kerang masih bisa makan moluska, seperti kerang, tiram, dan remis. Tapi, bagi individu yang sangat reaktif, sebaiknya hindari memasak seafood bersama-sama.

5. Gandum

Hati-hati, 5 Makanan Sehat Ini Ternyata Dapat Memicu AlergiUnsplash.com/Gaelle Maecel

Alergi gandum disebabkan oleh protein tertentu yang ada di dalam gandum. Kasus alergi gandum paling sering dialami oleh anak-anak. Meskipun demikian, alergi gandum pada anak-anak seringkali dapat diatasi pada saat mereka mencapai usia 10 tahun, menurut studi dalam jurnal Immunology and Allergy Clinics of North America.

Alergi gandum biasanya dapat menyebabkan gangguan pencernaan, gatal-gatal, muntah, ruam, bengkak, hingga anafilaksis. Tak jarang, orang mengira alergi gandum sebagai penyakit celiac maupun sensitivitas gluten non-celiac, karena keduanya menunjukkan gejala pencernaan yang serupa. Tapi, orang dengan alergi gandum hanya perlu menghindari gandum dan tidak perlu menghindari gluten dari biji-bijian yang tidak mengandung gandum.

Umumnya, cara untuk mencegah reaksi alergi dari makanan adalah dengan menghindari makanan yang menjadi pemicu alergi tersebut. Jadi, jika kamu atau anggota keluargamu ternyata memiliki alergi terhadap makanan tersebut, tidak perlu memaksa mengonsumsinya, meskipun makanan tersebut tergolong sehat.

Baca Juga: 5 Makanan yang Bantu Meminimalisir Gejala Alergi Musiman, Sudah Tahu?

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya