Asidosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Kondisi saat kadar asam terlalu tinggi di dalam tubuh

Asidosis adalah kondisi yang ditandai dengan kadar asam yang terlalu tinggi di dalam tubuh, terjadi saat ginjal dan paru-paru tidak bisa menjaga keseimbangan pH tubuh.

Banyak proses tubuh yang menghasilkan asam. Paru-paru dan ginjal biasanya bisa menerima ketidakseimbangan pH sedikit. Namun, masalah dengan kedua organ ini bisa menyebabkan kelebihan asam terakumulasi di dalam tubuh. 

Keasaman darah diukur dengan menentukan pH-nya. Jika pH yang lebih rendah berarti darah lebih asam, sementara jika pH lebih tinggi berarti darah lebih basa.

Normalnya, pH darah harus sekitar 7,4. Menurut American Association for Clinical Chemistry (AACC), asidosis ditandai dengan pH 7,35 atau lebih rendah. Sementara itu, alkalosis ditandai dengan pH 7,45 atau lebih tinggi.

Meski perbedaannya tidak besar, tetapi perbedaan angka ini dapat menjadi masalah yang serius. Jika tubuh menjadi terlalu asam atau terlalu basa, ini bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius, bahkan berpotensi mengancam jiwa.

1. Jenis

Asidosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi asidosis pernapasan (nurseslabs.com)

Dilansir Healthline, asidosis terdiri dari dua jenis utama dengan penyebab yang berbeda-beda, yaitu asidosis pernapasan dan asidosis metabolik.

Asidosis pernapasan terjadi ketika terlalu banyak karbon dioksida yang terbentuk di dalam paru-paru. Saat bernapas, paru-paru biasanya mengeluarkan karbon dioksida. Namun, kadang tubuh tidak bisa membuang cukup banyak karbon dioksida.

Hal ini kemungkinan terjadi karena beberapa faktor seperti cedera di dada, obesitas, kondisi saluran napas kronis seperti asma, penyalahgunaan obat penenang, penggunaan alkohol secara berlebihan, kelemahan otot di dada, masalah pada sistem saraf, dan struktur dada yang berubah bentuk.

Sementara itu, asidosis metabolik dimulai di ginjal. Asidosis jenis ini terjadi ketika mereka tidak bisa menghilangkan cukup asam atau ketika mereka terlalu banyak membuang basa. Ada empat jenis utama asidosis metabolik, yaitu:

  • Asidosis diabetik: Terjadi pada pengidap diabetes yang kadar gulanya tidak terkontrol. Jika tubuh kekurangan insulin, maka keton menumpuk di tubuh dan mengasamkan darah.
  • Asidosis hiperkloremik: Terjadi akibat hilangnya natrium bikarbonat. Basis ini membantu menjaga darah tetap netral. Baik diare maupun muntah bisa menyebabkan asidosis jenis ini.
  • Asidosis laktat: Terjadi saat terlalu banyak asam laktat di tubuh. Penyebabnya meliputi gagal jantung, kanker, kekurangan oksigen dalam waktu yang lama, penggunaan alkohol kronis, gagal hati, dan gula darah rendah. Bahkan, olahraga yang berkepanjangan juga bisa menyebabkan penumpukan asam laktat.
  • Asidosis tubulus ginjal: Terjadi ketika ginjal tidak bisa mengeluarkan asam ke dalam urine. Ini mengakibatkan darah menjadi asam.

Beberapa makanan dan juga minuman bisa meningkatkan keasaman dalam tubuh. Bukan pH makanan atau minuman yang menentukan hal ini terjadi, tetapi lebih ke bagaimana makanan memengaruhi keseimbangan antara tingkat asam dan basa saat berada di dalam tubuh.

Menurut sebuah tinjauan ilmiah tahun 2015 di Amerika Serikat (AS), rata-rata pola makan penduduknya menghasilkan asam dalam tubuh. Kondisi ini disebut asidosis akibat diet. Dalam banyak kasus, diet bisa bersifat asam karena tingginya kadar:

  • Asam amino yang mengandung belerang, yang ada dalam daging, telur, dan produk susu.
  • Garam yang bisa mempersulit ginjal untuk membuang kelebihan asam.
  • Asam fosfat yang mengandung soda.

Selain itu, beberapa obat resep juga bisa meningkatkan keasaman dalam tubuh. Ini disebut asidosis akibat obat. Obat resep yang bisa meningkatkan keasaman dalam tubuh yaitu seperti:

  • Beta-blocker.
  • Obat antibakteri seperti trimetoprim.
  • Antiretroviral.
  • Statin.

2. Faktor risiko

Asidosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pengidap asma (freepik.com/freepik)

Dilansir Medical News Today, orang-orang yang berisiko lebih tinggi mengembangkan asidosis pernapasan yaitu orang yang:

  • Menjalani operasi.
  • Menderita asma.
  • Menderita penyakit paru obstruktif kronis tahap akhir.
  • Merokok, karena bisa mengakibatkan gangguan pernapasan.
  • Menggunakan opioid.

Faktor risiko asidosis metabolik dan diet yaitu:

  • Diet tinggi garam dan protein hewani serta rendah buah-buahan dan sayuran.
  • Diabetes.
  • Masalah ginjal.
  • Penyakit tertentu seperti sindrom Sjögren.

Baca Juga: Muncul Garis Hitam di Kuku? Bisa Jadi Itu Tanda Penyakit Serius

3. Gejala

Asidosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sakit kepala (freepik.com/master1305)

Gejala asidosis bervariasi pada setiap orang tergantung penyebabnya. 

  • Asidosis pernapasan: Beberapa gejala asidosis pernapasan yang umum yaitu termasuk kelelahan atau kantuk, mudah lelah, sakit kepala, kebingungan, dan sesak napas.
  • Asidosis metabolik: Beberapa gejala asidosis metabolik yang umum yaitu termasuk kelelahan, sakit kepala, kantuk, kurang nafsu makan, pernapasan cepat dan dangkal, penyakit kuning, peningkatan detak jantung, dan napas yang berbau buah yang merupakan tanda asidosis diabetik (ketoasidosis).

4. Komplikasi yang bisa terjadi

Asidosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi osteoporosis (msfocus.org)

Asidosis metabolik bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti:

  • Osteoporosis, yaitu pengeroposan tulang yang bisa meningkatkan risiko patah tulang.
  • Pertumbuhan yang tidak tepat pada anak-anak karena asidosis metabolik membatasi hormon pertumbuhan.
  • Peningkatan kerusakan ginjal, yang bisa memperburuk penyakit ginjal kronis.
  • Kehilangan atau pengecilan otot.
  • Gula darah tinggi.
  • Masalah dengan sistem endokrin (kelenjar yang membuat hormon), yang bisa menyebabkan resistansi insulin dan berpotensi diabetes.
  • Peningkatan risiko kematian.

Osteoporosis juga merupakan komplikasi dari jenis asiodosis yang lain. Osteoporosis bisa berkembang jika ginjal dan juga paru-paru tidak mampu membuang kelebihan asam, dan tubuh mulai mengambil kalsium dari tulang. Tubuh kemudian menggunakan kalsium ini untuk menetralkan asam.

Sebuah studi yang diterbitkan tahun 2012 melihat adanya hubungan antara asidosis yang disebabkan oleh diet dengan kanker. Penelitian telah mengidentifikasi kemungkinan hubungan antara tingkat keasaman yang lebih tinggi dalam tubuh dan kanker.

Diet jangka panjang dari makanan pembentuk asam seperti garam dan juga protein hewani, bisa meningkatkan keasaman dalam tubuh. Namun, meski belum ada bukti yang cukup untuk membuktikan bahwa asidosis diet bisa meningkatkan risiko kanker, tetapi kemungkinan hal tersebut berperan bersama faktor risiko lain seperti obesitas. Para peneliti memerlukan bukti lebih lanjut untuk mendukung temuannya tersebut.

5. Diagnosis

Asidosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi tes darah (freepik.com/freepik)

Dokter biasanya mendiagnosis asidosis dengan serangkaian tes darah. Sebuah gas darah arteri terlihat pada kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah pasien. Ini juga bisa menunjukkan pH pasien.

Sebuah dasar panel metabolik cek ginjal pasien berfungsi dan keseimbangan pH pasien. Ini juga mengukur kadar kalsium, protein gula darah, dan elektrolit pasien. Jika semua tes ini dilakukan bersamaan, maka bisa mengidentifikasi berbagai jenis asidosis. 

Jika pasien diduga menderita asidosis pernapasan, dokter kemungkinan akan memeriksa kesehatan paru-paru pasien. Ini kemungkinan melibatkan rontgen dada atau tes fungsi paru. Namun, jika diduga menderita asidosis metabolik, maka sampel urine pasien akan diperlukan untuk dianalisis.

Dokter akan memeriksa pH untuk melihat apakah pasien benar-benar menghilangkan asam dan basa. Tes tambahan kemungkinan dibutuhkan untuk menentukan penyebab asidosis pasien.

6. Pengobatan

Asidosis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi natrium bikarbonat atau baking soda (britannica.com)

Beberapa perawatan bisa digunakan untuk semua jenis asidosis. Misalnya, dokter kemungkinan memberi pasien natrium bikarbonat atau baking soda untuk meningkatkan pH darah pasien. Ini bisa dilakukan secara oral atau melalui infus.

Perawatan untuk jenis asidosis lain bisa melibatkan pengobatan penyebabnya. Seperti apa?

  • Asidosis pernapasan: Perawatannya dirancang untuk membantu paru-paru pasien. Misalnya, pasien mungkin diberi obat untuk melebarkan jalan napasnya, misalnya bronkodilator (obat untuk membantu memperlebar saluran udara dan mengendurkan otot-otot yang berperan dalam pernapasan). Selain itu, pasien mungkin diberi oksigen atau perangkat tekanan saluran napas positif berkelanjutan (CPAP) untuk membantu bernapas jika saluran napasnya terhalang atau mengalami kelemahan otot.
  • Asidosis metabolik: Jenis asidosis tertentu masing-masing memiliki pengobatannya sendiri. Untuk penderita asidosis hiperkloremik, bisa diberikan natrium bikarbonat oral, sementara untuk asidosis akibat gagal ginjal bisa diobati dengan natrium sitrat. Untuk penderita diabetes dengan ketoadosis bisa menerima cairan intravena dan insulin untuk menyeimbangkan pH. Perawatan untuk asidosis laktat meliputi cairan intravena, oksigen, suplemen bikarbonat, atau antibiotik tergantung penyebabnya.
  • Asidosis diet: Menurut keterangan dari National Kidney Foundation, pola makan yang lebih tinggi protein nabati dibanding protein hewani bisa membantu mencegah peningkatan kadar asam dalam tubuh. Memperbanyak asupan buah dan juga sayuran setiap hari akan membantu mencegah peningkatan asam dalam tubuh. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa peningkatan asupan buah dan sayur bisa meningkatkan kadar alkali dalam tubuh. 

Beberapa orang bisa sembuh total dari asidosis setelah menjalani perawatan. Namun, beberapa lainnya bisa memiliki masalah dengan fungsi organ, gagal napas, dan gagal ginjal jika penyakit sudah dalam tahap yang parah. Bahkan, dalam tahap yang parah, asidosis bisa menyebabkan syok dan kematian.

Seberapa baik pasien pulih dari asidosis tergantung pada penyebabnya. Namun, perawatan yang cepat dan tepat juga sangat memengaruhi pemulihan pasien.

Itulah deretan fakta seputar asidosis, kondisi yang ditandai dengan kadar asam yang terlalu tinggi di dalam tubuh. Bila kamu mengalami gejala-gejalanya, segera periksakan diri ke dokter karena diagnosis dan perawatan dini bisa membuat perbedaan besar dalam proses pemulihan.

Baca Juga: Bakteremia, Kondisi saat Bakteri Masuk ke dalam Aliran Darah

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya