Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Semua Penderita Kanker Harus Kemoterapi?

Dua pasien kanker sedang bermain bersama
gambar dua pasien kanker sedang bermain bersama (unsplash.com/National Cancer Institute)
Intinya sih...
  • Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker di seluruh tubuh. Sayangnya, kadang sel sehat juga ikut rusak karena obat tersebut.
  • Kemoterapi memiliki efek negatif seperti kerusakan sel sehat dan efek samping jangka panjang. Jadi, hal ini harus jadi pertimbangan sebelum memutuskan pilihan pengobatan.
  • Pengobatan kanker tidak selalu jatuh pada kemoterapi. Pilihan pengobatan kanker tergantung pada banyak faktor seperti jenis kanker, usia, hingga kondisi pasien itu sendiri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kanker masih jadi salah satu penyakit paling menakutkan bagi banyak orang. Mengingat saat ini kanker adalah penyebab kematian kedua terbanyak di dunia, wajar sebetulnya jika kita mewaspadai penyakit tersebut. Dilansir Mayo Clinic, kanker merupakan penyakit di mana sel di dalam tubuh berkembang secara tidak normal. Perkembangan ini sendiri disebabkan oleh mutasi genetik. Jadi setiap sel di dalam tubuh kita memiliki gen. Nah, gen inilah yang menginstruksikan sel tubuh untuk menjalankan fungsinya, termasuk memerintahkan sel untuk tumbuh dan membelah diri.

Pada penderita kanker, mutasi genetik membuat sel mendapatkan instruksi yang salah. Alhasil sel akan bertumbuh dan membelah diri dengan cepat, menghasilkan sel abnormal yang menghancurkan sel sehat. Kabar baiknya, dengan semakin majunya dunia kesehatan, pengobatan untuk kanker semakin beragam. Salah satu pengobatan kanker yang paling populer adalah dengan melakukan kemoterapi. Jadi apa itu kemoterapi, dan apakah penderita kanker harus kemoterapi?

1. Kemoterapi dilakukan dengan memakai obat-obatan yang bisa menghancurkan sel kanker

Obat-obatan
ilustrasi obat-obatan untuk kemoterapi (unsplash.com/Roberto Sorin)

Bisa dibilang, kemoterapi merupakan jenis pengobatan kanker yang paling populer. Bukan tanpa alasan, dibandingkan dengan jenis pengobatan lainnya seperti operasi atau radioterapi yang hanya menangani kanker di area tertentu, kemoterapi dapat "menghilangkan" sel kanker hampir di seluruh bagian tubuh.

Dilansir Cleveland Clinic, kemoterapi adalah jenis pengobatan kanker yang pada praktiknya menggunakan obat-obatan untuk mencegah pertumbuhan sekaligus menghancurkan sel kanker. Obat ini dimasukkan ke dalam tubuh dengan berbagai cara, mulai dari melalui suntikan, pil, hingga krim yang dioleskan ke kulit. Namun metode yang paling populer adalah, obat dimasukkan ke dalam pembuluh darah melalui infus. Mereka kemudian bergerak ke seluruh tubuh dan memburu sel-sel kanker untuk dihancurkan.

2. Di sisi lain, kemoterapi juga memiliki efek negatif bagi tubuh

Seorang pasien kanker yang mengalami kerontokan rambut
gambar seorang pasien kanker yang mengalami kerontokan rambut (freepik.com/Freepik)

Kemoterapi memang merupakan pilihan populer untuk mengobati kanker. Sayangnya, terapi satu ini juga memiliki efek samping. Dilansir Healthline, obat-obatan untuk kemoterapi memang bertujuan untuk menghancurkan sel kanker. Namun, mereka juga belum secanggih itu untuk bisa membedakan mana sel kanker dan mana sel sehat. Sebagai gantinya, obat-obatan ini dirancang untuk menghancurkan sel apa pun yang mereka anggap tumbuh dengan cepat. Alhasil ketika kemoterapi dilakukan, bukan hanya sel kanker yang hancur, sebagian sel sehat pun ikut rusak.

Kerusakan sel sehat akibat kemoterapi tentunya menimbulkan efek negatif pada tubuh. Mulai dari anemia, pendarahan, mudah lelah, rambut rontok parah, mulut kering serta sariawan, mual, penurunan berat badan, dan sejumlah efek negatif lainnya. Kabar baiknya, sejumlah efek negatif ini akan berkurang setelah pengobatan selesai. Meski begitu, pasien juga harus waspada akan efek samping jangka panjang di kemudian hari berupa gangguan pada organ dalam seperti ginjal, paru-paru, saraf, organ reproduksi, bahkan jantung. Terakhir, kemoterapi juga tidak bisa menjamin kanker yang sama gak akan kembali di kemudian hari.

3. Kemoterapi sering kali dikombinasikan dengan pengobatan lainnya agar lebih efektif

Dokter sedang melakukan operasi pada pasien kanker
gambar dokter sedang melakukan operasi pada pasien kanker (unsplash.com/National Cancer Institute)

Kemoterapi memang banyak dipilih oleh pasien kanker. Namun gak semua pasien ternyata bisa melakukan kemoterapi. Pasalnya sel abnormal pada jenis kanker tertentu kadang mengalami perubahan molekuler atau genetik yang bikin mereka bisa menghindari efek kemoterapi, dan bikin obat-obatan kemoterapi jadi gak mempan. Untungnya, kemoterapi juga bukan satu-satunya jenis pengobatan untuk kanker. Selain kemoterapi, jenis pengobatan lainnya yang biasa digunakan adalah imunoterapi, terapi radiasi, terapi hormon, terapi target, operasi, ablasi, hingga transplantasi sumsum tulang belakang.

Nah, menariknya dari pengobatan kanker adalah, kadang pasien disarankan untuk mengkombinasikan dua jenis pengobatan untuk meningkatkan efektivitasnya. Dilansir Cancer Research, penelitian menunjukkan bahwa menggabungkan kemoterapi dan imunoterapi dapat memberikan hasil yang lebih baik ketimbang melakukan satu pengobatan aja. Kadang kemoterapi juga dilakukan sebelum operasi untuk memperkecil ukuran tumor, sehingga saat operasi dilakukan, tumor bisa lebih mudah diangkat. Kadang kemoterapi dilakukan setelah pasien selesai dengan satu jenis pengobatan. Tujuannya untuk mencegah supaya kanker gak kembali lagi.

4. Jadi, apakah penderita kanker harus kemoterapi?

Pasien kanker yang sedang melakukan kemoterapi
gambar pasien kanker yang sedang melakukan kemoterapi (unsplash.com/mohamad azaam)

Apakah kemoterapi sudah terbukti dapat mengobati kanker? Jawabannya adalah, ya. Namun apakah penderita kanker harus kemoterapi? Jawabannya, tidak selalu. Dilansir Cochise Oncology, pilihan pengobatan kanker tergantung pada banyak faktor seperti jenis kanker, usia, hingga kondisi pasien itu sendiri. Mengingat efek samping kemoterapi yang gak main-main, kondisi pasien sebelum kemoterapi haruslah dalam keadaan bugar dan baik.

Sebaliknya, dokter mungkin gak merekomendasikan kemoterapi pada beberapa pasien karena menganggap pasien tersebut gak cukup sehat untuk mengatasi efek samping kemoterapi, entah karena usianya yang sudah cukup tua atau bisa jadi karena kondisi organ tubuhnya gak cukup kuat untuk menerima efek kemoterapi. Ditambah lagi, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, gak semua kanker memberikan respon yang diharapkan. Terakhir, kadang tumor yang ditemukan sejak dini bisa dioperasi sehingga pasien gak memerlukan kemoterapi lagi.

Kemoterapi memang sudah terbukti ampuh melawan kanker. Namun sama seperti jenis pengobatan lainnya, kemoterapi juga bukan proses yang mudah dilalui. Untuk itu, dukungan orang sekitar sangatlah penting. Kamu memang gak bisa bantu orang terdekat mengalahkan kanker secara langsung. Namun dukungan kamu bisa memberikan energi tambahan pada mereka untuk tetap berjuang dan keluar sebagai pemenang.

Referensi

"Cancer". Mayo Clinic. Diakses November 2025.

"Cancer". Cleveland Clinic. Diakses November 2025.

"Cancer: Types, Causes, Prevention, and More". Healthline. Diakses November 2025.

"When you might have chemotherapy". Cancer Research UK. Diakses November 2025.

"What is chemotherapy?". Worldwide Cancer Research. Diakses November 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Izza Namira
Delvia Y Oktaviani
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Health

See More

[QUIZ] Ini Jenis Pilates Terbaik Berdasarkan Tujuan dan Gaya Hidupmu

03 Nov 2025, 15:25 WIBHealth