Osteofit: Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pengobatan

Osteofit sering disebabkan oleh osteoartritis

Osteofit atau bone spurs adalah penonjolan atau benjolan tulang yang tumbuh pada tulang atau sekitar sendi. Kondisi ini umumnya terbentuk pada tempat tulang bertemu di persendian, serta dapat terbentuk di tulang belakang.

Pada awalnya, osteofit tidak selalu menunjukkan gejala. Namun, harus segera diobati saat gejala mulai berkembang. Kenali lebih banyak mengenai osteofit lewat informasi di bawah ini.

1. Penyebab osteofit

Osteofit: Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi cedera pada sendi, salah satu penyebab osteofit (freepik.com/karlyukav)

Osteofit sering terjadi setelah cedera pada sendi atau tendon. Tubuh mungkin mengira tulang tersebut rusak, sehingga tubuh akan mencoba memperbaikinya dengan menambahkan tulang ke area yang cedera, dikutip WebMD.

Kerusakan sendi akibat penyakit sendi degeneratif seperti osteoartritis merupakan penyebab utama osteofit. Penuaan juga bisa memicu osteofit karena pada usia tua, bantalan antara persendian dan tulang belakang kerap menjadi aus. Beberapa kondisi seperti artritis reumatoid, lupus, dan asam urat juga bisa merusak persendian.

Selain itu, penyebab osteofit lainnya mungkin mencakup:

  • Kegemukan atau obesitas
  • Masalah tulang yang dialami sejak lahir
  • Penyempitan tulang belakang atau stenosis tulang belakang
  • Tulang yang terlalu sering digunakan, misalnya terlalu banyak berlari atau menari dalam jangka waktu lama

2. Letak osteofit biasa berkembang

Osteofit: Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi osteofit pada tumit (orthoinfo.aaos.org)

Dilansir Cleveland Clinic, walaupun bisa tumbuh dari tulang mana pun, tetapi bone spurs sangat umum tumbuh di: 

  • Kaki, terutama tumit (heel spurs), jempol kaki, dan pergelangan kaki
  • Tangan atau jari
  • Panggul
  • Lutut
  • Leher
  • Bahu
  • Tulang belakang

3. Osteofit tidak selalu bergejala

Osteofit: Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi nyeri sendi karena osteofit (freepik.com/jcomp)

Sebagian orang dengan osteofit mungkin tidak menyadari kondisi tersebut karena bisa tidak bergejala sama sekali, terlebih bila pertumbuhan tulangnya sangat kecil. Namun, saat tulang yang tumbuh menekan saraf, tendon, atau struktur lain di tubuh, gejala baru akan muncul dan dapat meliputi:

  • Nyeri pada sendi yang terkena.
  • Rasa sakit atau kaku saat mencoba menekuk atau menggerakkan sendi yang sakit.
  • Lengan atau kaki yang melemah, mati rasa, atau kesemutan seandainya osteofit menekan saraf di tulang belakang.
  • Kejang otot, kram, atau pelemahan otot.
  • Benjolan di bawah kulit yang terlihat, terutama di tangan dan jari.
  • Kesulitan mengendalikan kandung kemih atau usus jika osteofit menekan saraf tertentu di tulang belakang.

Gejala mungkin memburuk bila penderitanya mencoba menggerakkan sendi yang terkena atau saat berolahraga. Osteofit juga bisa putus dan kemudian tersangkut di lapisan sendi. Jika ini terjadi, sendi bisa terkunci dan sulit digerakkan.

Baca Juga: Kelainan Otot Genetik Progresif, Ini 9 Kategori Distrofi Otot

4. Diagnosis osteofit

Osteofit: Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi MRI (primadiagnostics.com)

Dalam kebanyakan kasus, orang yang mengalami sakit atau nyeri sendi karena osteofit sulit mengidentifikasi sumber rasa sakit mereka. Sejumlah penderita mungkin bisa melihat atau merasakan benjolan di kulit, tetapi tidak untuk kebanyakan orang. Karenanya, penting untuk periksa ke dokter.

Dilansir Healthline, dokter akan mengevaluasi riwayat kesehatan pasien dan bertanya seputar gejala yang dirasakan, serta melakukan pemeriksaan medis. Bila osteofit dicurigai terjadi di lutut, dokter akan meminta pasien untuk menggerakkan lutut dan memeriksa kelainan pada sendi area tersebut.

Selanjutnya, dokter mungkin akan menggunakan sinar-X untuk mencari perubahan struktur tulang. Beberapa tes pencitraan lain, seperti MRI dan pemindaian CT juga bisa digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih rinci dalam menegakkan diagnosis.

5. Pengobatan osteofit

Osteofit: Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi terapi untuk osteofit (liverpoolphysio.co.uk)

Osteofit tanpa gejala tidak memerlukan perawatan. Namun, perawatan dibutuhkan bila pasien merasakan berbagai gejala atau masalah kesehatan terkait seperti nyeri sendi, kekakuan, gerakan menjadi terbatas, atau mati rasa.

Beberapa perawatan yang mungkin dilakukan untuk mengobati osteofit meliputi pengobatan rumahan dan bantuan profesional.

Pengobatan rumahan dapat meliputi:

  • Kompres es untuk mengurangi pembengkakan.
  • Obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti asetaminofen atau obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen.
  • Mengistirahatkan area yang terkena.
  • Menggunakan sepatu pendukung osteofit.
  • Menurunkan berat badan untuk mengurangi stres sendi dan tulang.

Jika pengobatan rumahan tidak cukup efektif, perawatan dari profesional dapat dilakukan, yakni:

  • Terapi fisik seperti melakukan latihan dan peregangan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan jangkauan gerak, dan memperkuat otot di sekitar sendi.
  • Seandainya obat pereda nyeri yang dijual bebas tidak membantu, dokter mungkin meresepkan obat resep yang lebih kuat atau suntikan kortison.
  • Jika gejala berkelanjutan dan tidak hilang setelah satu tahun pengobatan, pembedahan untuk menghilangkan osteofit bisa menjadi pilihan.

6. Faktor risiko osteofit

Osteofit: Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi usia tua sebagai faktor risiko osteofit (arizonafootdoctors.com)

Dilansir Verywell Health, beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko osteofit adalah:

  • Bertambahnya usia
  • Degenerasi cakram
  • Degenerasi sendi
  • Cedera olahraga atau cedera sendi lainnya
  • Postur tubuh yang buruk
  • Genetika
  • Kelainan rangka kongenital

7. Cara mengurangi risiko osteofit

Osteofit: Penyebab, Gejala, Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pola makan sehat (IDN Times/Mardya Shakti)

Tidak ada cara pasti untuk mencegah osteofit terbentuk. Walau begitu, risikonya bisa diminimalkan sejak dini dengan menjalankan gaya hidup sehat yang meliputi:

  • Mempertahankan fisik yang sehat.
  • Mengonsumsi makanan dan minuman yang begizi seimbang.
  • Mempertahankan berat badan yang sehat agar stres ekstra pada tulang dan sendi berkurang.
  • Mempertahankan postur tubuh yang baik.
  • Mencegah cedera sendi dengan melakukan pemanasan sebelum olahraga dan pendinginan setelah olahraga.
  • Tidak berolahraga secara berlebihan.
  • Menggunakan sepatu yang pas.

Demikianlah fakta mengenai osteofit atau bone spurs, penonjolan atau benjolan tulang yang tumbuh pada tulang atau sekitar sendi.

Karena tidak selalu bergejala, orang dengan kondisi ini bisa hidup tanpa ada masalah dalam hidupnya. Namun, saat gejala mulai berkembang, baiknya segera periksakan diri ke dokter agar bisa mendapat penanganan yang sesuai.

Baca Juga: Penanganan Patah Tulang, Langsung ke Dokter atau Alternatif?

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya