5 Gangguan Mental yang Bisa Diatasi dengan Terapi Perilaku Dialektika

Terapi perilaku dialektika atau dikenal dengan nama dialectic behavioral therapy (DBT) merupakan salah satu metode konseling yang kerap digunakan untuk mengobati pasien dengan borderline personality disorder (BPD). Ini merupakan gangguan psikologis serius yang memengaruhi cara berpikir dan perasaan kita terhadap orang lain.
Karakteristik utama dari DBT adalah pasien dibimbing oleh konselor untuk menerima kondisi atau keadaan diri sendiri sembari belajar untuk mengatasi emosi/kegalauan hati. Pasien juga diajak untuk belajar berkomunikasi yang sehat dengan sesama dan keluarga.
Meskipun pada awalnya DBT digunakan untuk mengobati pasien dengan BPD, metode terapi ini juga memiliki manfaat untuk penyakit kejiwaan yang lain. Berikut adalah informasi mengenai bagaimana DBT dapat membantu pasien untuk keluar dari kondisi gangguan mental mereka.
1. Bulimia nervosa
Bulimia nervosa adalah salah satu jenis eating disorder di mana seseorang akan makan dalam porsi yang besar seperti lepas kendali, tapi memuntahkannya. Biasanya ini dilakukan untuk mencegah berat badan bertambah (binge-purge).
Orang yang mengidap bulimia nervosa akan menggunakan cara yang tidak sehat untuk mengeluarkan makanan dari perutnya. Misal minum obat laksatif, memasukkan jari ke dalam mulut, mengonsumsi suplemen penurun berat badan, dan berolahraga secara ekstrem.
Sebuah laporan ilmiah yang terbit di Journal of Counseling and Development tahun 2014 menyebutkan terapi perilaku dialektika berpotensi efektif untuk mengurangi frekuensi episode gangguan makan seperti diet dan olahraga yang ekstrem untuk mencegah berat badan naik dan binge-purge. Sekadar informasi, DBT tidak dianjurkan untuk mereka yang memiliki anoreksia nervosa.