Pada tahap awal, kanker ovarium mungkin tidak menimbulkan gejala yang disadari. Bahkan, ketika penyakit ini makin parah, tanda-tandanya mungkin tidak jelas. Kamu mungkin bingung membedakannya dengan masalah kesehatan umum lain, seperti sembelit.
Dengan mengetahui gejala kanker ovarium pada tahap awal, kamu dan dokter akan memiliki peluang lebih besar untuk mendeteksinya sejak dini. Berikut ini gejala awal kanker ovarium yang perlu kamu kenali.
Sebuah studi menunjukkan bahwa perut kembung adalah salah satu gejala yang terkait dengan 89 persen kanker ovarium stadium awal (Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention, 2020).
Rute penyebaran kanker ovarium yang paling umum adalah melalui rongga peritoneum, ruang di dalam perut yang berisi usus, lambung, dan hati (Cancers, 2021). Hal ini dapat menyebabkan penumpukan cairan di dalam perut (asites) saat kanker menyebar ke lapisan perut (peritoneum). Hal ini juga dapat terjadi ketika sel kanker menghalangi drainase getah bening, sehingga mencegah penyerapan kembali cairan di peritoneum.
Asites, yaitu penumpukan cairan yang menyebabkan beberapa pasien kanker ovarium merasa kembung, dapat menyebabkan kesulitan makan dan membuat kamu cepat merasa kenyang.
Peningkatan rasa kenyang akibat perut bengkak juga dibarengi dengan penurunan berat badan.
Penumpukan cairan pada peritoneum yang menyebabkan kembung dapat memberikan tekanan pada perut sehingga menyebabkan seseorang merasa kenyang sepanjang waktu atau setelah makan ringan. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan dan masalah makan.
Masalah gastrointestinal bisa dikaitkan dengan segala hal, mulai dari stres dan kecemasan hingga sindrom iritasi usus besar dan kanker ovarium. Berbicara tentang kanker ovarium, gejala gastrointestinal yang umum adalah sembelit.
Perhatikan setiap perubahan dalam kebiasaan buang air besar kamu. Secara khusus, sembelit baru yang tidak teratasi dengan intervensi apa pun bisa menjadi pertanda adanya masalah serius, mengutip dari laman RUSH University Medical Center.
Gangguan pencernaan adalah gejala lain yang berhubungan dengan perut yang bisa menjadi salah satu tanda awal kanker ovarium.
Sebuah penelitian mencatat bahwa gangguan pencernaan termasuk di antara “gejala nonspesifik yang persisten dalam beberapa bulan sebelum diagnosis” pada perempuan dengan kanker ovarium (CA: A Cancer Journal for Clinicians, 2018).
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, seseorang juga bisa mengalami heartburn karena gangguan pencernaan kadang bisa dikaitkan dengan heartburn.
Pada akhirnya, gangguan pencernaan dan ketidaknyamanan umum di perut, termasuk kembung dan sembelit, dapat disebabkan oleh lokasi tumor tersebut.
Ketegangan yang terjadi di panggul sering kali menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Karena ketidaknyamanan ini bisa terasa mirip dengan kram menstruasi, banyak orang beranggapan bahwa masalah perut ini tidak berbahaya.
Karena separuh dari orang yang didiagnosis dengan kanker ovarium berusia di atas 63 tahun dan kemungkinan besar sudah pascamenopause, kram adalah tanda lain yang diperhatikan oleh para ahli medis.
Dilansir Health, khususnya pada perempuan pascamenopause, jika ada tanda-tanda menstruasi seperti kram perut atau pendarahan, sebaiknya temui dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Sakit punggung adalah gejala lain yang harus diwaspadai sehubungan dengan kanker ovarium.
Sebuah studi mencatat bahwa 72 persen dari 1.709 perempuan pasien kanker ovarium mengalami gejala-gejala, termasuk sakit punggung selama tiga bulan atau lebih sebelum didiagnosis (American Family Physician, 2016).
Karena sakit punggung juga merupakan masalah kesehatan yang umum, waspadailah sakit punggung baru yang tak kunjung hilang, terutama jika tidak berkaitan dengan aktivitas fisik yang mungkin membuat punggung kamu tegang.
Menurut American Cancer Society, gejala saluran kemih, termasuk perasaan ingin buang air kecil dan ingin lebih sering buang air kecil, telah dikaitkan dengan tanda-tanda awal kanker ovarium.
Tumor di daerah panggul dapat memengaruhi saluran kemih melalui beberapa cara, termasuk menekan bagian saluran kemih (Current Surgery Reports, 2014).
Dorongan untuk buang air kecil ini berasal dari kanker yang menekan di dekat ureter yang membawa cairan dari ginjal ke dalam kandung kemih.
Sebaiknya temui dokter untuk mencari tahu penyebab sering buang air kecil atau urgensi ingin buang air kecil. Ini bisa menjadi gejala dari beberapa kondisi lain, seperti infeksi saluran kemih, sindrom kandung kemih terlalu aktif, atau pembengkakan dan infeksi uretra.
Pendarahan tidak teratur paling sering terjadi pada orang dengan tumor stroma ovarium, yaitu hanya 1 persen dari seluruh kanker ovarium. Tumor stroma sering kali menghasilkan estrogen, yang dapat menyebabkan perdarahan seperti menstruasi, bahkan setelah menopause.
Karena pendarahan vagina hanya merupakan gejala dari 1 persen kasus kanker ovarium, hal ini bukanlah tanda yang harus diwaspadai, dilansir Health.
Dampak lain dari asites adalah dapat menyebabkan sesak napas atau kesulitan bernapas. Selain itu, jika tumor membesar, tumor mungkin mulai menekan paru-paru dan menghalangi kemampuan pasien untuk menarik dan membuang napas.
Masalah pernapasan ini dapat dimulai dan berlanjut hingga kanker ovarium stadium akhir (American Family Physician, 2016).
Penting untuk mendeteksi kanker ovarium sesegera mungkin, karena kanker ini mungkin tidak menunjukkan gejala awal apa pun. Namun, ada beberapa gejala awal kanker ovarium, seperti nyeri punggung, ingin segera buang air kecil, dan kembung.
Apabila kamu mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas atau merasa khawatir, segeralah buat janji temu dengan dokter.