Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Gejala Kanker Payudara yang Harus Diketahui Setiap Perempuan

Ilustrasi kanker payudara.
ilustrasi kanker payudara (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Perubahan tekstur kulit di sekitar payudara bisa menjadi tanda awal kanker payudara, seperti kulit kasar, bersisik, meradang, atau berubah warna.
  • Benjolan di sekitar payudara biasanya tidak menyebabkan rasa sakit, namun nyeri yang muncul biasanya disebabkan karena ada tumor yang mendorong jaringan sehat di dalam payudara.
  • Jika puting mengeluarkan cairan dan terasa sakit, kamu patut mencurigainya karena hal ini menunjukkan adanya ketidaknormalan pada payudaramu.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kanker payudara tetap menjadi momok terbesar bagi perempuan di Indonesia. Berdasarkan data yang ada, insidensi kanker payudara mencapai 42,1 per 100.000 perempuan di Indonesia, dengan angka kematian sebesar 16,6 per 100.000.

Gejala paling umum yang sering diperhatikan adalah munculnya benjolan di payudara, yang kerap diabaikan karena dianggap hal biasa. Padahal, benjolan itu bisa menjadi sinyal awal bahwa sesuatu tidak normal. Daripada menunggu sampai gejala lain makin parah, lebih baik pahami apa saja gejala yang bisa menyertai benjolan tersebut. Yuk, simak penjelasan terkait tanda dan gejala kanker payudara di bawah ini!

1. Berubahnya tekstur kulit di sekitar payudara

Perkembangan sel kanker payudara kadang menampakkan perubahan pada kulit di sekitar puting dan areola. Misalnya, kulit bisa menjadi kasar, bersisik, meradang, atau berubah warna. Tanda-tanda yang sering disalahartikan sebagai kondisi kulit biasa.

Dalam kasus penyakit Paget payudara (Paget’s disease of the breast), gejala ini lebih khas, seperti kulit yang mengelupas, bersisik, kemerahan, bahkan bisa menyerupai eksim yang tidak kunjung sembuh.

Kulit di area puting juga mungkin terasa lebih tebal dibanding bagian payudara lain, atau menimbulkan sensasi panas, gatal, atau terbakar. Kadang, perubahan seperti ini disertai keluarnya cairan bening atau berdarah dari puting.

Meski demikian, gejala kulit seperti itu tidak muncul di semua kasus kanker payudara, terlebih dalam kasus penyakit Paget payudara yang tergolong langka (sekitar 1–4 persen dari kanker payudara). Jadi, bila kamu mendapati perubahan kulit pada area puting atau areola yang terus-menerus dan tidak membaik dengan pengobatan biasa, segera konsultasikan ke dokter spesialis kanker payudara untuk evaluasi lebih lanjut.

2. Payudara atau puting terasa sakit

Benjolan yang muncul di sekitar payudara biasanya tidak menyebabkan rasa sakit. Namun sebagian pasien mengeluhkan hal ini. Rasanya berbeda dengan yang kamu alami saat haid. 

Nyeri yang muncul biasanya disebabkan karena ada tumor yang mendorong jaringan sehat di dalam payudara. Inflamasi karena sel kanker pun dapat menyebabkannya. Maka dari itu, ketika kamu merasakan sakit yang tidak wajar, segera hubungi dokter.

3. Puting mengeluarkan cairan

Seorang penyintas kanker payudara.
ilustrasi kanker payudara (IDN Times/Aditya Pratama)

Jika kamu tidak sedang hamil atau menyusui tapi ada cairan yang keluar dari putingmu, kamu patut mencurigainya. Jenis cairannya pun beragam. Mulai dari yang kental, berair, berwarna putih, kuning, hijau, atau bahkan merah.

Mayo Clinic mengatakan hal ini terjadi karena biasanya sel kanker mulai berkembang di area sekitar puting. Akhirnya kelenjar yang memproduksi ASI pun terpengaruh dan mengeluarkan cairan. Walaupun tidak selalu disebabkan oleh kanker, kondisi ini menunjukkan adanya ketidaknormalan pada payudaramu.

4. Kulit terasa seperti kulit jeruk

Perubahan tekstur kulit payudara adalah tanda bahwa inflamasi sedang terjadi. Sel kanker yang menyebabkannya dapat digolongkan sebagai sel yang agresif. 

Mereka menumpuk cairan getah bening di area payudara sehingga mengakibatkan pembengkakan dan teksturnya berlubang. Dokter biasa menyebut perubahan ini sebagai “peau d’orange” karena penampilannya mirip dengan kulit jeruk.

5. Perubahan kelenjar getah bening

Kelenjar getah bening adalah kumpulan jaringan sistem imun yang berfungsi untuk menyaring cairan dan menangkap sel yang berbahaya untuk tubuh. Ketika seseorang memiliki sel kanker, ia akan merasakan pembengkakan pada daerah sekitar ketiak, itu adalah tempat di mana kelenjar getah bening berada. 

Pembengkakan menandakan bahwa sel kanker sudah mulai menyebar. Kelenjar getah bening adalah tempat pertama yang diinfeksinya. Setelah itu, bagian lain yang kemungkinan terdampak adalah daerah sekitar tulang selangka. 

6. Perubahan berat badan secara tiba-tiba

Seorang penyintas kanker payudara.
ilustrasi kanker payudara (IDN Times/Aditya Pratama)

Kenaikan dan penurunan berat badan yang mendadak dan tidak ada sebabnya adalah tanda awal dari kanker. Walaupun perubahan tersebut kemungkinan tidak berhubungan dengan kanker, kamu harus tetap waspada.

Coba telusuri lagi adakah kebiasaan makan atau aktivitas fisik yang mungkin menyebabkannya. Jika tidak, kamu harus amati gejala-gejala lain yang mengiringinya.

7. Inversi pada puting

Kanker payudara bisa menyebabkan perubahan sel-sel yang ada di dalam puting. Pada sebagian kasus, puting akan mengalami pembalikan sehingga masuk ke dalam payudara atau yang dikenal sebagai inversi. Perubahan ini juga biasa dialami wanita yang sedang haid. Namun ketika kamu menyadari adanya ketidakwajaran, kamu harus mengamati gejala lain yang muncul.

8. Masalah pencernaan

Konstipasi memang masalah pencernaan yang umum dialami banyak orang. Klaim bahwa konstipasi bisa menjadi tanda perkembangan kanker payudara harus dilihat dengan sangat hati-hati. karena bukti ilmiah saat ini tidak cukup kuat untuk mendukung hubungan langsung yang pasti.

Sebuah studi prospektif menyelidiki hubungan antara motilitas usus (frekuensi buang air besar) dan risiko kanker payudara. Hasilnya: perempuan yang melaporkan buang air besar ≥ 3 kali sehari memiliki risiko kanker payudara 46 persen lebih rendah dibanding mereka yang hanya buang air besar sekali sehari. Akan tetapi, studi yang sama juga menemukan bahwa perempuan dengan konstipasi sering memiliki peningkatan risiko kanker payudara sebesar 30 persen, tetapi temuan ini tidak signifikan secara statistik.

Lebih jauh lagi, dalam kajian genetika terbaru (Mendelian randomization) yang meneliti hubungan kausal antara konstipasi dan berbagai jenis kanker, tidak ditemukan bukti adanya kaitan kausal antara konstipasi dan kanker payudara. Dengan kata lain, konstipasi kemungkinan bukan penyebab langsung kanker payudara.

Beberapa penelitian juga menyoroti bahwa konstipasi dan kadar estrogen mungkin memiliki hubungan tidak langsung: kunaik (transit lambat usus) bisa memengaruhi metabolisme estrogen dan ekskresi hormon melalui tinja. Namun, hubungan ini kompleks dan belum terbukti sebagai jalur utama pembentukan kanker payudara.

Gejala kanker payudara dapat berbeda pada setiap orang, dan banyak orang tidak menunjukkan gejala apa pun pada tahap awal. Beberapa gejala yang umum meliputi benjolan di payudara, nyeri, pembengkakan, serta perubahan pada kulit. Jika kamu menyadari adanya perubahan yang tidak biasa pada payudaramu, segera periksakan diri ke dokter, jangan menunda-nunda.

Referensi

Augustus Osborne, Qorinah Estiningtyas Sakilah Adnani, and Bright Opoku Ahinkorah, “Breast Cancer Incidence in Indonesia: A Sex-disaggregated Analysis Using WHO Health Equity Assessment Toolkit Data,” BMC Cancer 25, no. 1 (June 2, 2025), https://doi.org/10.1186/s12885-025-14332-4.

"Symptoms of Cancer." National Cancer Institute. Diakses Oktober 2025.

"Breast Cancer." Mayo Clinic. Diakses Oktober 2025.

"What are the symptoms of breast cancer?" Medical News Today. Diakses Oktober 2025.

"Breast Cancer Signs and Symptoms." American Cancer Society. Diakses Oktober 2025.

Sonia S. Maruti et al., “A Prospective Study of Bowel Motility and Related Factors on Breast Cancer Risk,” Cancer Epidemiology Biomarkers & Prevention 17, no. 7 (July 1, 2008): 1746–50, https://doi.org/10.1158/1055-9965.epi-07-2850.

Yongze Dang et al., “Causal Associations Between Constipation and Pan-cancer: A Bidirectional Mendelian Randomization Study,” Frontiers in Oncology 14 (September 13, 2024), https://doi.org/10.3389/fonc.2024.1428003.

Maryann Kwa et al., “The Intestinal Microbiome and Estrogen Receptor–Positive Female Breast Cancer,” JNCI Journal of the National Cancer Institute, April 22, 2016, https://doi.org/10.1093/jnci/djw029.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bayu D. Wicaksono
Nuruliar F
3+
Bayu D. Wicaksono
EditorBayu D. Wicaksono
Follow Us

Latest in Health

See More

[QUIZ] Berdasarkan Masalah Kulit Kepala Kamu, Ini Penyakit yang Mengintai

14 Nov 2025, 23:10 WIBHealth